-GOVERNMENT BONDS-
Bid to cover (BTC) ratio pada lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin adalah sebesar 2,12x. Dengan mempertimbangkan yield SUN yang wajar di pasar sekunder, serta menjaga cost of fund, pemerintah hanya memenangkan senilai IDR 18,9 triliun dari ketujuh seri penawaran masuk senilai total IDR 40 triliun. Angka tersebut berada di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya senilai IDR 30 triliun. Penawaran masuk ini merupakan yang terendah, sepanjang pelaksanaan lelang SUN tahun 2021. Sebagai catatan, pada lelang sebelumnya pemerintah masih sanggup menghimpun penawaran masuk senilai IDR 49,7 triliun. NHKSI Research melihat rendahnya penawaran masuk sesuai dengan proyeksi sebelumnya, seiring investor masih bersikap wait and see. Sejumlah pelaku pasar masih menantikan kebijakan yang akan diambil oleh the Fed dalam FOMC meeting pada 16-17 Maret 2021.

-CORPORATE BONDS-
Pegadaian Emisi Surat Utang IDR 4,04 Triliun. Pegadaian (Persero) berencana menerbitkan surat utang sebesar IDR 4,04 triliun, guna mendukung ekspansi perseroan. Surat utang ini terdiri atas Obligasi Berkelanjutan IV Pegadaian Tahap IV dengan nilai IDR 3,28 triliun. Selain itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap IV dengan nilai IDR 765 miliar. Untuk Obligasi Berkelanjutan IV Tahap IV akan diterbitkan dalam dua seri. Seri A memiliki nilai pokok IDR 2,17 triliun, tingkat bunga 4,85% dan tenor 370-hari. Sementara Seri B memiliki nilai pokok IDR 1,1 triliun, tingkat bunga 6,2% dan tenor 3-tahun. Sedangkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap IV juga diterbitkan dalam dua seri. Seri A diterbitkan dengan nilai pokok IDR 599,2 miliar, bagi hasil floating dan tenor 370-hari. Lalu, Seri B diterbitkan dengan nilai pokok IDR 165,8 miliar, bagi hasil floating dan tenor 3-tahun. Adapun, masa penawaran umum penerbitan surat utang ini akan dilakukan pada 29-31 Maret 2021. Penjatahan dilakukan pada 1 April 2021 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 April 2021. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Penurunan Tarif PPh Final Jasa Konstruksi Menjadi Stimulus Dunia Usaha. Pemerintah berencana menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) final jasa konstruksi. Agenda tersebut tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dari Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi. Kebijakan tersebut akan mendorong pertumbuhan sektor konstruksi dan properti. Terlebih, pemerintah sebelumnya sudah memberikan diskon pajak pertambahan nilai (PPN) rumah tapak dan rumah susun dengan kriteria tertentu, serta Bank Indonesia yang merelaksasi aturan down payment (DP) menjadi 0%. Konstruksi tidak lepas dari properti. Properti sudah diberikan, maka konstrusi-nya juga harus diberikan, sehingga tujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi bisa lebih cepat. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Kembali Wait and See Jelang Hasil Rapat FOMC. Investor kembali mencermati yield UST tenor 10-tahun yang masih berada di level sekitar 1,60%. Angka ini masih cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari level tertinggi di Februari tahun lalu. Pelaku pasar relatif wait and see jelang hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis besok, yang diproyeksikan mengambil langkah guna meredam volatilitas yield UST. NHKSI Research memproyeksikan the Fed kembali mengaktifkan Operation Twist, yang sebelumnya pernah dilakukan 10 tahun yang lalu. Di sisi lain, hari ini pemerintah kembali melaksanakan lelang tambahan (Green Shoe Option) SUN. Pemerintah menawarkan kembali FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089. Kelima seri SUN tersebut ditawarkan dengan yield rerata tertimbang 5,86%; 6,73%; 6,54%; 7,44%; dan 7,02%.