Today’s Outlook:
MARKET AS: Khalayak ramai telah memperkirakan Federal Reserve akan menahan suku bunga tetap di tempat pada pertemuan mereka pekan depan, para pelaku pasar melihat 65% peluang pemotongan suku bunga pertama akan terjadi di bulan Juni, menurut survey CME FedWatch Tool. Selain data rutin mingguan Initial Jobless Claims, market tengah nervous menunggu pengumuman US PPI (Feb) yang diperkirakan memanas ke level 1.1% yoy (dari 0.9% di bulan sebelumnya), bersamaan dengan Retail Sales (Feb) yang juga diprediksi membaik signifikan dari -0.8% di bulan Jan, berbalik positif menjadi 0.8% mom di bulan Feb. Setelah angka US CPI yang kurang berpihak kepada masa depan pemotongan suku bunga AS, wajar jika setiap indikasi penguatan pada tekanan Inflasi dan daya beli masyarakat kembeli memunculkan pemikiran bahwa memang benar suku bunga AS masih perlu higher for longer. Hal ini pula yang menjadi alasan naiknya yield US Treasury tenor 10tahun 3.5bps ke level 4.19%, merupakan kenaikan 3sesi berturut-turut dan swing bullish terpanjang selama sebulan terakhir. Obligasi AS tenor 2tahun yang mengimitasi proyeksi suku bunga, naik 2.9bps ke level yield 4.6282%, juga membukukan kenaikan 3sesi berturut-turut. SENTIMEN MARKET lainnya yang beredar adalah DPR AS tengah menggodok suatu rancangan undang-undang yang bermaksud untuk melarang keberadaan TikTok di Amerika Serikat kecuali pemilik China yaitu Bytedance bersedia menjual perusahaan tersebut dalam waktu 6 bulan, demi mengendalikan keamanan nasional.

MARKET EROPA & ASIA : INGGRIS laporkan GDP mereka berhasil tumbuh 0.2% secara bulanan (dari posisi negatif -0.1% di bulan sebelumnya), namun anjlok -0.3% secara tahunan , sepertinya karena Industrial & Manufacturing Production yang lesu di bulan Jan. Dari benua Asia, para pelaku pasar akan memantau angka kredit pinjaman baru yang digelontorkan pemerintah CHINA dalam rangka memonitor tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat serta korporasi di sana. Di INDONESIA, setelah kemarin merilis Indeks Keyakinan Konsumen (Feb) yang turun menjadi 123,1 (dibanding posisi Jan pada 125,2), hari ini akan mengumumkan Retail Sales (Jan) sekitar jam 1100WIB.

KOMODITAS : Persediaan MINYAK mentah AS tercatat turun 1,5 juta barrel pada pekan lalu, seperti dilaporkan oleh US Energy Information Administration, meleset jauh dari estimasi analis pada yang justru perkirakan adanya penambahan sebesar 900 ribu barrel. Berbarengan dengan itu, sudah 2 hari Ukraine meluncurkan serangan drone yang cukup fatal pada pabrik penyulingan minyak Russia yang terbesar di Rosneft, dalam sebuah aksi yang diklaim Presiden Russia Vladimir Putin adalah suatu percobaan untuk menggoncang pelaksanaan pemilu presiden di pekan ini. Putin telah memperingatkan negara2 Barat bahwa mereka sangat siap untuk sebuah perang nuklir, dan jika AS mengirim pasukan ke Ukraine hal ini akan dianggap sebagai suatu tantangan untuk mengeskalasi konflik di benua Eropa ini. Tak pelak situasi di atas membuat harga US WTI naik 2.78% ke angka USD 79.72 / barrel sementara Brent menguat 2.58% pada harga USD 84.03 / barrel. Secara sentimen umum, harga minyak sejatinya mendapat dukungan dari proyeksi pemotongan suku bunga AS tengah tahun ini, yang diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi global dan permintaan akan minyak. OPEC sendiri menetapkan forecast permintaan minyak tahun ini naik 2.25 juta barrel / day, lebih tinggi dari ramalan lembaga lainnya sperti International Energy Agency (IEA) yang memprediksikan pertumbuhan demand masih akan rendah.

Corporate News
Chandra Asri Tuntaskan Penerbitan Obligasi IDR 1.5 Triliun PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah menuntaskan penerbitan obligasi berkelanjutan Tahap IV sebesar IDR 1.5 triliun pada 2024. Chandra Asri Group menawarkan obligasi dengan kupon berdenominasi rupiah dengan tingkat bunga hingga 7.95% untuk seri A, berjangka waktu 3 tahun dengan total IDR 542.38 miliar. Seri B memiliki tingkat bunga sebesar 8.25% untuk 5 tahun dengan total IDR 416.80 miliar, sementara Seri C menawarkan tingkat bunga 8.75% untuk 7 tahun senilai IDR 540.82 miliar. Penjamin emisi efek dari penerbitan obligasi Tahap IV ini adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT KB Valbury Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas. Sedangkan PT Bank Tabungan Tbk Negara (Persero) bertindak sebagai wali amanat. Tak hanya itu, obligasi ini memiliki peringkat idAA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Chief Financial Officer Chandra Asri Group, Andre Khor menyatakan dana yang terkumpul dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri Group. (Katadata)

Domestic Issue
Pemerintah serap IDR 24 triliun dari lelang tujuh seri SUN Pemerintah menyerap dana IDR 24 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 13 Maret 2024. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan nominal penawaran yang masuk mencapai IDR 58.93 triliun. Serapan terbesar berasal dari seri FR0100 dengan nominal dimenangkan sebesar IDR 9.1 triliun. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut yaitu IDR 19.43 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.61996 persen. Serapan berikutnya yaitu seri FR0101 yang dimenangkan sebesar IDR 4.85 triliun dari penawaran masuk IDR 18.86 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri tersebut yaitu 6.49000 persen. Selanjutnya, dari seri FR0102 dimenangkan dana sebesar IDR 3.4 triliun dari penawaran masuk IDR 6.01 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.93974 persen. Dari seri FR0098, pemerintah menyerap dana IDR 3.1 triliun dari penawaran masuk IDR 5.59 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.79994 persen. Penyerapan berikutnya yaitu dari seri FR0097, di mana pemerintah memenangkan nominal sebesar IDR 2 triliun. Penawaran masuk untuk seri itu ialah IDR 2.56 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,86660 persen. Kemudian, dari seri SPN12250314 diserap dana sebesar IDR 1.4 triliun dari penawaran masuk IDR 4.19 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 6.45857 persen. Terakhir, pemerintah menyerap dana sebesar IDR 150 miliar dari seri SPN03240613. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut IDR 2.27 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6.37600 persen. (Antara News)

Recommendation

Tak bisa dipungkiri memang US10YT masih on track berjalan di trend naik berpolakan PARALLEL CHANNEL (green). Tampaknya penembusan resistance MA20 atau yield 4.206% akan menunggu rilis data US PPI nanti malam , yang akan semakin memperjelas eksistensi view suku bunga higher for longer. ADVISE : WAIT FOR A BREAK OUT to buy or average up. Support : dua Moving Average ( MA10 & MA50) harusnya jadi penopang yang cukup kuat sekitar yield 4.13% – 4.15%.

Sikap menunggu yang sama juga ditunjukkan oleh ID10YT yang tampaknya tengah bersiap2 untuk mengkonfirmasi pola bullish reversal DOUBLE BOTTOM, segera setelah NECKLINE yield 6.652% tertembus. Potensi TARGET : yield 6.75% / 6.79% – 6.8% / 6.87%. ADVISE : WAIT FOR A BREAK OUT to buy or average up. Support ketiga Moving Average terbentang sekitar yield 6.63% – 6.61%.

Download full report HERE.