Today’s Outlook:
MARKET AS: Yield US Treasury naik menjelang laporan Nonfarm Payroll akhir pekan ini. Yield US Treasury tenor 10-tahun naik 4 basis poin menjadi 4,266%, dengan beberapa pihak berpendapat bahwa penurunan yield baru-baru ini akibat market memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed yang terlalu cepat. Seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com, sudah terdapat 97% probabilitas bahwa The Fed akan menahan suku bunga tetap di range 5.25% – 5.50% pada FOMC Meeting bulan ini. Sementara itu, sudah ada lebih dari 50% peluang (naik dari 21% pada minggu lalu) bahwa bank sentral akan dapat memotong 25bps paling cepat pada pertemuan di bulan Maret tahun depan. Hal ini didukung oleh data ekonomi AS kemarin yang melaporkan Factory Orders untuk bulan Oct jatuh lebih dalam dari yang diharapkan. Nanti malam akan keluar data US PMI, yang mana diharapkan setidaknya bisa stay di area ekspansif; serta angka JOLTs Job Opening di bulan Oct yang sepertinya akan keluar lebih rendah dari bulan Sept.

MARKET ASIA & EROPA: Pagi ini Korea Selatan telah mengumumkan tingkat Inflasi untuk bulan November yang berhasil melandai ke level 3.3% yoy , lebih rendah dari ekspektasi 3.7% dan dari bulan sebelumnya 3.8%. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan membaik dengan angka GDP kuartal 3 / 2023 dirilis pada level 1.4% yoy dibanding 0.9% pada kuartal sebelumnya. Di negara tetangga, Inflasi Jepang (di Tokyo pada khususnya) pun tampak terkendali dengan angka Tokyo CPI (Nov) pagi ini dipublikasikan pada level 2.6% yoy (vs previous 3.3%) , sementara Tokyo Core CPI (Nov) pun turut mendingin ke angka 2.3% yoy (vs previous 2.7%). Lebih lanjut hari ini, para pelaku pasar akan memantau ketat angka PMI Jepang & China, serta beberapa dari negara Eropa utama seperti: Jerman, Eurozone, dan Inggris.

Bicara mengenai benua Eropa, Jerman laporkan Surplus Trade Balance yang meningkat di bulan Oct sebesar EUR 17.8milyar, di tengah pertumbuhan Ekspor & Impor yang masih minus namun setidaknya sudah lebih baik dari bulan sebelumnya. Sore nanti sekitar jam 1700WIB akan dinantikan rilis data Inflasi di tingkat produsen (PPI) bulan Oct dari wilayah Eurozone yang diramal akan kembali tunjukkan deflasi di level -9.4% yoy, walau angka ini sudah sedikit naik dari posisi sebelumnya -12.4%.

KOMODITAS: Harga Emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin, namun kemudian kembali turun, karena para pelaku pasar bertaruh pada potensi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun depan. Spot Emas sebagian besar tidak berubah pada USD2.071,29 per troy ounce, sedikit mundur dari reli sebelumnya yang telah mengangkat aset safe haven ini ke rekor USD2.135 per troy ounce. Emas membukukan kenaikan kuat pada minggu lalu, dan juga naik untuk dua bulan berturut-turut di bulan November. Prospek penurunan biaya pinjaman menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat bahwa kenaikan suku bunga mendorong naik biaya investasi dalam aset tanpa bunga seperti logam mulia. Anggapan ini telah memukul harga emas batangan selama setahun terakhir. Namun, pasar masih memiliki banyak data ekonomi untuk dinilai yang sangat mungkin mempengaruhi keputusan bank sentral AS ke depannya.

Harga Minyak turun pada hari Senin akibat kekhawatiran mengenai lesunya permintaan global dan ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai berapa lama durasi pemangkasan produksi OPEC+ akan berlangsung. Minyak mentah Brent ditutup turun 1,08%, pada USD78,03 per barel. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), ditutup turun 1,39%, pada USD73,04. Penurunan pada hari Senin ini menambah pelemahan 2% pada minggu lalu setelah pemangkasan produksi sukarela tambahan yang diumumkan pada hari Kamis oleh para member OPEC+.

Corporate News
BFI Finance Targetkan Penerbitan Obligasi tahun 2024 Mencapai IDR 3 Triliun PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) berencana akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target IDR 6 triliun. Adapun target penerbitan di tahun 2024 direncanakan akan mencapai sekitar IDR 3 triliun. Corporate Communication Head BFI Finance Dian Ariffahmi mengatakan sepanjang tahun 2023, BFI Finance telah menerbitkan Surat Berharga Obligasi Berkelanjutan V dari tahap III hingga tahap V. Kemudian untuk tahun 2024 BFI Finance masih berencana menggunakan surat berharga sebagai pendanaan perusahaan. “BFI Finance berencana akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target IDR 6 triliun dan target penerbitan di tahun 2024 direncanakan akan mencapai sekitar IDR 3 triliun,” Ujar Dian. Dian mengatakan bahwa target tersebut akan dibagi dalam beberapa tahap. Ia mengatakan akan diterbitkan paling cepat diantara kuartal II dan kuartal III. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah akan Lelang 7 Seri Sukuk Pada Hari Ini (5/12) Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, 5 Desember 2023. Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar IDR 9 triliun pada lelang sukuk kali ini. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat tujuh (7) seri sukuk yang akan dilelang, yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara – Syariah) dan enam seri PBS (Project Based Sukuk). Pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Penerbitan seri Green Sukuk melalui lelang ini melengkapi program penerbitan Green sukuk yang sudah dilakukan sebanyak 6 kali di pasar global sejak tahun 2018 dan 5 kali di pasar domestik melalui green sukuk ritel sejak tahun 2019. Seri PBSG001 juga dapat digunakan untuk mendukung program RPIM (Rasio Pembiayaan Inlkusif Makropudensial) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah. Adapun dana yang diperoleh dalam lelang ini nantinya akan digunakan pemerintah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2023. (Kontan)

Recommendation
US10YT dalam usaha bottoming di sekitar yield 4.20% walau masih relative downtrend mengikuti pola PARALLEL CHANNEL (green). RSI terdeteksi slightly positive divergence. MA10 & MA20 sebagai Resistance terdekat di range : yield 4.333% – 4.422%. ADVISE : HOLD ; Wait & See.

ID10YT masih dalam trajectory turun menuju target bottom yield 6.465% dari pattern PARALLEL CHANNEL – uptrend yang telah patah. Resistance MA10 & MA20 akan masih setia menahan di sekitar yield 6.654% – 6.709% . ADVISE : HOLD ; Wait & See.

Download full report HERE.