Ketiga indeks utama di AS ditutup melemah dengan Nasdaq berada di titik terendah selama tahun 2022, seiring munculnya data ekonomi Pending Home Sales (MoM) (Nov) yang turun 4%, lebih besar dari perkiraan di minus 0.8%. Meningkatnya kasus Covid di China dan tensi geopolitik Russia-Ukraina turut menambah sentiment negative di pasar saham. Sektor energi membukukan penurunan paling besar yaitu 2.2% atas kekhawatiran munculnya gangguan pada demand China akibat tingkat penyebaran Covid yang tinggi dan cepat. S&P500 turun 20% YTD, merupakan pelemahan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008. Pasar melihat 69% kemungkinan FFR naik 25bps pada FOMC Meeting Februari mendatang & FFR bertengger di angka 4.94% pada semester pertama tahun depan.

Corporate Bonds
WIKA: Kantongi IDR3,3 T. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru di akhir tahun 2022. Perseroan yang tergabung dalam Konsorsium Obayashi -Jaya Konstruksi – JFE Engineering ini, ditunjuk oleh Kementerian PUPR untuk mengerjakan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) dengan kontrak senilai IDR3,33 triliun. Adapun, proyek ini merupakan wujud dukungan WIKA untuk peningkatan kesehatan masyarakat Jakarta yang bebas limbah, melalui pembangunan sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat. (Emiten News)

Domestic Issue
Indonesia Temukan Cadangan Gas Baru Akhir 2022, Indonesia menemukan cadangan gas baru melalui sumur eksplorasi Flamboyan-1, Blok South Sumatra. Sumur yang berlokasi di Sumatra Selatan ini berhasil ditemukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P. Hasil tes sumur terbukti menghasilkan gas berkualitas tinggi dan berpotensi menghasilkan produksi gas sebesar 15MMSCFD. (Bisnis.com)

Recommendation
IHSG pullback setelah mencapai Resistance 6950-6960, namun masih tergolong konsolidasi wajar asal Uji Support MA20 & MA10 ini tidak berakhir dengan Closing di bawah 6825-6815. Asing kembali membukukan Net Sell (all market) sebesar IDR461.32 milyar, dengan seminggu terakhir mengurangi posisi di saham-saham bluechips semacam BBCA, TLKM, GOTO, BBNI, BMRI, ASII, BBRI. Walau bullish jangka pendek masih punya peluang menuju TARGET 7000-7100 sampai akhir tahun, NHKSI RESEARCH tetap menyarankan para trader/investor untuk lebih baik melakukan strategi beli bertahap dan tidak lupa memperhatikan money-management.

Download full report HERE.