Today’s Outlook:
Ketiga indeks utama AS berakhir flat pada perdagangan Jumat (18/8/23) di mana naiknya sektor defensif & energy ternyata diimbangi oleh turunnya saham-saham berkapitalisasi besar, seiring juga para investor menantikan petunjuk dari pidato Chairman Federal Reserve Jerome Powell. Nasdaq memimpin penguatan dengan hanya merangkak 0.2% namun ternyata membukukan drop terbesar secara mingguan dari antara ketiga indeks tersebut, yaitu anjlok sebesar 2.6% pada pekan lalu. Kerugian pekan lalu terjadi setelah serentetan data ekonomi yang kuat menyebabkan investor harus perhitungkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga dan mendorong naik imbal hasil obligasi pemerintah. Adapun minggu ini perhatian para investor akan terpusat pada perhelatan simposium ekonomi Jackson Hole hari Jumat yang diharapkan bisa memberi kejelasan atas arah kebijakan suku bunga AS. Para pelaku pasar melihat peluang hampir 91% bahwa suku bunga Fed Fund Rate akan dipertahankan pada level saat ini pada rapat bulan September, menurut CME Group FedWatch.

Dari sudut komoditas, harga Emas naik terbatas 0.5% minggu lalu setelah melalui kerugian 4 minggu berturut-turut. Adapun harga Emas tertekan setelah memperhatikan data ekonomi AS yang tampak kuat memicu spekulasi bahwa suku bunga tinggi akan tetap dipertahankan; demikian pula mendongkrak US Dollar Index yang berbanding terbalik dengan trend harga Emas global.

Hari ini para investor / trader akan memperhatikan apakah China akan kembali memotong suku bunga demi menggairahkan roda perekonomian mereka. Siang harinya menyusul Jerman yang akan laporkan PPI (Juli) untuk melihat apakah pengendalian Inflasi mereka sejauh ini on track dengan harapan.

Corporate News
Likuiditas Aman, Obligasi Jatuh Tempo Bank Maybank (BNII) Berperingkat idAAA PEFINDO menegaskan peringkat “idAAA” untuk Obligasi Berkelanjutan II Tahap III Seri C Tahun 2018 yang diterbitkan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) senilai IDR 75 miliar dan akan jatuh tempo pada 26 Oktober 2023. Kesiapan Bank untuk melunasi surat utang tersebut didukung oleh aset likuid dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia, di mana per akhir Juni 2023 tercatat sebesar IDR 1.2 triliun. (Emiten News)

Domestic Issue
Utang Pemerintah Naik Jadi IDR 7,855.53 Triliun, Didominasi Surat Utang Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah pada Juli 2023 sebesar IDR 7,855.53 triliun, dengan rasio mencapai 37.78% terhadap PDB. Posisi utang tersebut naik tipis 0.64% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai IDR 7,805.19 triliun. Sementara itu, Kemenkeu menyatakan rasio utang pada Juli 2032 menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang  sebesar 37.93%. Komposisi utang pemerintah didominasi oleh utang domestik, yaitu 72.42%. Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah mayoritas berupa Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 88.92%. Posisi SBN mencapai IDR 6,985.2 triliun, terdiri dari SBN domestik IDR 5,663.46 triliun dan valuta asing (valas) IDR 1,321.7 triliun. Sementara itu, pembiayaan utang melalui pinjaman mencapai IDR 870.3 triliun, terdiri dari pinjaman dalam negeri IDR 25.2 triliun dan pinjaman luar negeri IDR 845 triliun. (Kontan)

Recommendation
US10YT berada di sekitar Resistance upper channel pada yield 4.30% – 4.338%, di tengah leading indicator RSI negative divergence yang memberi warning bahwa momentum kali ini tidak sebesar sebelumnya. ADVISE : antisipasi trend reversal, Sell on Strength, or set your Trailing Stop. Support terdekat : MA10 / yield 4.204%.

ID10YT meroket menuju TARGET yield 6.561% sesuai pattern (bullish reversal) INVERTED HEAD & SHOULDERS. ADVISE : Average UP accordingly.

Download full report HERE.