Today’s Outlook:
Pada sesi perdagangan kemarin, katalis positif pertama datang dari stabilnya yield US Treasury tenor 10-tahun dari titik tertinggi 16 tahun setelah data ekonomi menunjukkan aktivitas bisnis melemah di wilayah AS & Euro Zone seperti digambarkan oleh US S&P Global Composite PMI yang tampak stagnan di bulan Agustus pada angka 50.4 (lebih lemah dari forecast & previous period di angka 52) ; merupakan pertumbuhan terlemah sejak Februari lalu, secara permintaan untuk bisnis baru di sektor jasa yang berkembang pesat sekarang mulai terkontraksi. Demikian pula yang terjadi di Euro Zone, secara tak terduga kontraksi PMI di bulan Agustus semakin membesar dengan jatuh ke angka 47 (merupakan posisi terendah sejak Desember 2020), tak mampu penuhi ekspektasi 48.5 yang tak jauh berbeda dengan 48.6 di bulan Juli ; akibat lemahnya pertumbuhan sektor jasa. Kontraksi Composite PMI juga dialami sejumlah negara di benua Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris ; namun tidak demikian halnya dengan Jepang yang laporkan pertumbuhan pada sektor manufaktur maupun jasa secara au Jibun Bank Japan Manufacturing PMI untuk bulan Agustus tercatat semakin mendekati perbatasan ekspansif pada angka 49.7, sementara Services PMI semakin mantap di teritori ekspansif pada angka 54.3. Manambah sentimen dari data ekonomi, malam harinya AS laporkan Building Permits yang terdata keluar hampir sesuai dengan estimasi sebessar 1.443 juta unit; New Home Sales di bulan Juli pun alami peningkatan di atas perkiraan sebesar 714 ribu unit dan secara bulanan naik cukup masif sebesar 4.4% mom. Dari benua Asia, pagi ini Korea Selatan telah merilis data Inflasi di tingkat produsen bulan Juli yang ternyata meningkat 0.3% secara bulanan, namun melandai -0.2% yoy secara tahunan. Jepang mencatat investasi asing pada obligasi dan pasar saham mereka alami penurunan yang cukup signifikan. Lebih lanjut lagi pada hari ini, para pelaku pasar menunggu keputusan bank sentral dari Korea Selatan & Indonesia terkait suku bunga yang mana keduanya diharapkan menahan suku bunga acuan masing masing negara di tingkat 3.5% dan 5.75%. Malam harinya baru akan ada lanjutan data ekonomi lagi dari AS, di mana Durable Goods Orders (Juli) diperkirakan drop -4% pada bulan Juli, kontras dengan pertambahan 4.7% di bulan Juni. Initial Jobless Claims akan jadi patokan penting pada trend suku bunga, apakah akan dirilis sesuai prediksi di angka 240 ribu, yang mana harusnya sedikit membesar dari posisi terakhir pekan lalu di 239 ribu.

Corporate News
Astra Sedaya Finance Sampaikan Kesiapan Membayar Kupon Obligasi PT Astra Sedaya Finance (ASDF) akan membayarkan kupon bunga obligasi Berkelanjutan V Sedaya Finance Tahap IV Seri B—C keempat. Dikutip dari keterbukaan informasi, pada Rabu (23/8/2023), anak usaha PT Astra Internasional Tbk (ASII) itu menyatakan telah menyiapkan dana sebesar IDR 6.03 miliar. ASDF melakukan pembayaran dana kupon obligasi kepada pemegang saham melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang akan dilakukan pada 28 Agustus 2023. Secara rinci obligasi berkode efek ASDF058CN5 atau seri B dengan jumlah IDR 373 miliar memiliki kupon bunga sebesar 6.35% menjadi Rp5.92 miliar. Sementara obligasi dengan kode efek ASDF05CCN5 atau seri C dengan jumlah IDR 7 miliar memiliki kupon bunga 6.5% menjadi IDR 113.7 juta. (Bisnis)

Domestic Issue
Rencana Penerbitan Surat Berharga Negara Melonjak 83,6% di RAPBN 2024 Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2024, pembiayaan utang yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) neto direncanakan sebesar IDR 666.4 triliun. Pembiayaan utang melalui penerbitan SBN tersebut meningkat 83.6% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2023 sebesar IDR 362.9 triliun. Mengutip Buku II Nota Keuangan RAPBN 2024, upaya pemenuhan target pembiayaan utang melalui penerbitan SBN tahun 2024 akan dilakukan dengan memprioritaskan instrumen SBN dalam mata uang rupiah. Lebih lanjut, pemilihan instrumen dan tenor penerbitan akan mempertimbangkan beberapa faktor seperti, kebijakan pengelolaan utang, biaya penerbitan SBN, risiko pasar keuangan domestik dan global, preferensi investor, dan kapasitas daya serap pasar. (Kontan)

Recommendation
US10YT tampak mulai pullback setelah tertahan kenaikannya di Resistance upper channel sekitar yield 4.366%; bahkan mulai menembus Support pertama MA10. Yield US10YT akan mencari Support kedua pada MA20 / 4.148% . ADVISE : Buy on Weakness secara trend pattern masih naik. ID10YT mungkin harus pullback sejenak setelah tunaikan tugas tutup GAP di wilayah yield 6.753%; walau dalam rangka lanjutkan bullish swing ke arah TARGET yield 7.0%, hasil dari pattern (bullish reversal) INVERTED HEAD & SHOULDERS. ADVISE : Buy on Weakness sekitar Support MA10 / 6.522% – 6.561%.

Download full report HERE.