Today’s Outlook:

MARKET AS: Investor mempertimbangkan rebound dalam yield US Treasury. Ekspektasi pemotongan suku bunga di bulan September terus memberikan dukungan pada pasar saham karena data US CPI yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Rabu diikuti oleh data yang menunjukkan pendinginan pasar tenaga Kerja. INITIAL JOBLESS CLAIMS di AS turun menjadi 222.000 (di atas prediksi ekonom 219.000) dalam minggu yang berakhir pada 11 Mei, dari pekan sebelumnya yang direvisi naik menjadi 232.000. Namun, yield US Treasury rebound dari penurunan sehari sebelumnya karena para pembicara dari bank sentral AS tetap berhati-hati dan menekankan perlunya memantau data ekonomi lebih lanjut untuk yakin melihat tanda-tanda bahwa inflasi berada pada trajectory melandai. Most of them percaya masih perlu waktu lebih lama untuk menurun kan Inflasi ke tingkat target mereka 2%. View tersebut diamini oleh analis di Macquarie yang percaya bahwa satu bulan data Core CPI yang sesuai dengan konsensus mungkin belum cukup untuk memulai memotivasi Federal Reserve memotong suku bunga acuan mereka.

MARKET ASIA & EROPA : Pagi ini KOREA SELATAN telah mengumumkan Unemployment Rate (Apr) stagnan di tingkat 2.8%. Masih di pagi ini, CHINA akan mempublikasikan sederet data ekonomi seperti : Industrial Production (Apr), Retail Sales (Apr), serta Unemployment Rate (Apr) yang diperkirakan masih akan flat pada level 5.2% seperti bulan sebelumnya. Dari benua EROPA, data CPI EUROZONE akan jadi pusat perhatian sore ini sekitar jam 1600WIB , secara mereka pun tengah berjuang untuk mengendalikan Inflasi ke level 2% selaku Target ECB. CPI (Apr) diperkirakan masih flat di level 2.4% yoy sama seperti bulan sebelumnya, namun mereka mengharapkan adanya penurunan pada Core CPI ke level 2.7% yoy, melandai dari 2.9%. PDB Jepang pada kuartal pertama mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 2%, lebih besar dari penurunan 1.5% yang diperkirakan dalam polling Reuters. Data yang tidak terduga ini berpotensi menghambat rencana Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga.

KOMODITAS : Harga MINYAK setelah data menunjukkan pasar kerja AS yang stabil, memicu harapan bahwa Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunga pada musim gugur, yang seharusnya merangsang ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak. Futures BRENT naik 0.6% ke level USD 83.27 / barel, sementara US WTI berakhir pada USD 79.23 / barel, atau naik 0.8%. Sementara dari komoditas lain, harga EMAS turun karena US DOLLAR menguat, meskipun tanda-tanda inflasi AS yang mereda memperkuat harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini dan menjaga bullion mendekati puncak satu bulan. Harga spot emas turun 0.3% menjadi USD 2,3796 / ounce , setelah sempat mendekati area harga USD 2,400.

INDONESIA: IHPR Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal I 2024 mencapai 1.89% yoy , menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 1.74% pada kuartal IV 2023. Penjualan properti residensial juga mengalami pertumbuhan sebesar 31.16% yoy, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 3.37% , didorong oleh peningkatan penjualan di semua jenis rumah. Nilai tukar RUPIAH ditutup di level IDR 15,924 USD pada hari Kamis, menguat 0.65%.

Corporate News
Bayar Pokok Obligasi Jatuh Tempo, Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Dana IDR 3 Triliun PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bersiap membayar salah satu obligasinya yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan yang rilis Rabu (15/5), Bank Mandiri telah menyiapkan dana IDR 3 triliun untuk pembayaran obligasi berkelanjutan I Bank Mandiri, Tahap II tahun 2017 Seri B, yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2024. “Sehubungan dengan hal tersebut, perseroan telah menyiapkan dana pembayaran pokok obligasi berkelanjutan I Bank Mandiri, Tahap II tahun 2017 Seri B, dengan pokok sebesar IDR 3 triliun,” kata Ali Usman Corporate Secretary Bank Mandiri dalam keterangan resminya, Rabu (15/5). Obligasi berkelanjutan I Bank Mandiri, Tahap II tahun 2017 Seri B merupakan bagian dari empat seri obligasi yang dirilis Bank Mandiri pada tahun 2017 lalu, dengan nilai total IDR 6 triliun dengan jangka Waktu selama tujuh tahun, dan imbal hasil atau kupon tetap sebesar 8.50% per tahun. (Kontan)

Domestic Issue
Kuota Nasional Pemesanan ST012 Kembali Ditambah Jadi IDR 13 Triliun Investor terus berbondong-bondong memborong Sukuk Tabungan (ST) seri ST012. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis syariah itu sudah diborong investor IDR 10.27 triliun hingga Kamis pagi (16/5). Kuota nasional pemesanan ST012 kembali ditambah IDR 1 triliun dari sebelumnya IDR 12 triliun menjadi IDR 13 triliun. Sehingga kuota nasional pemesanan ST012 masih tersisa sekitar 21%. Kuota ditambah IDR 1 triliun untuk ST012 tenor 2 tahun atau ST012T2 dari sebelumnya IDR 8 triliun jadi IDR 9 triliun, seiring tingginya minat investor berinvestasi di tenor pendek. Sementara ST012 tenor 4 tahun atau ST012T4, kuotanya masih tetap IDR 4 triliun hingga Kamis pagi. Rincian nilai pemesanan ST012 hingga Kamis pagi atau memasuki di hari ke-21 masa penwarannya yakni ST012T2 senilai IDR 7.57 triliun dan ST012T4 senilai IDR 2.7 triliun. Kuota nasional pemesanan ST012T2 masih tersisa IDR 1.43 triliun dan ST012T4 masih IDR 1.3 triliun. Masa penawaran ST012 yang dibuka sejak 26 April masih akan berlangsung 13 hari lagi hingga ditutup pada 29 Mei. (Bareksa)

Recommendation

US10YT terdeteksi rebound pada level support yield 4.35%, kemungkinan ada usaha technical rebound ke arah Resistance terdekat, yaitu kumpulan Moving Average starting from yield 4.44%, up to 4.52%. Sejatinya US10YT punya trend yield melemah ke Target konsolidasi : 4.247% / 4.08% ; jadi baiknya gunakan kesempatan penguatan yield (= penurunan harga) sementara ini untuk koleksi US bonds lebih banyak.

ID10YT tembus support trendline , sementara MA10 & MA20 juga mulai deadcross ; mengindikasikan yield memulai perjalanan konsolidasi ke arah support berikut : MA50 / 6.80% , up to 6.742% / 6.66%.

Download full report HERE.