-GOVERNMENT BONDS-
Badan Pusat Statistik mencatatkan perekonomian Indonesia 1Q21 tumbuh negatif 0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya, atau tumbuh negatif 0,74% secara tahunan. Angka ini tidak jauh berbeda dari survei pelaku pasar yang terkontraksi 1,09% secara kuartalan, atau secara tahunan terkontraksi 0,87% YoY. Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa Indonesia masih terjebak dalam resesi ekonomi. Berdasarkan data NH Korindo Sekuritas, SUN benchmark 10-tahun FR0087 catatkan yield di level 6,43% kemarin.

-CORPORATE BONDS-
Panorama Sentrawisata Lunasi Surat Utang IDR 100 Miliar. Emiten biro perjalanan pariwisata, Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) telah melakukan pelunasan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) II Seri B yang terbit pada 2 Mei 2018 dengan jumlah pokok IDR 100 miliar. Perseroan telah melunasi surat utang tersebut pada 2 Mei 2021. Adapun tingkat bunga MTN II Seri B tersebut sebesar 9,375%. Perseroan pada 26 Maret 2021 telah melakukan pembelian kembali sebagian MTN II sebesar IDR 50 miliar. Kemudian pada tanggal 2 Mei 2021 perseroan melakukan pelunasan MTN II sebesar IDR 50 miliar.(Beritasatu)

-MACROECONOMY-
Konsumsi Rumah Tangga Sumber Kontraksi Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih negatif pada 1Q21. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian di tiga bulan pertama tahun ini minus 0,74% YoY. Adapun, sumber kontraksi pada 1Q21 ini adalah konsumsi rumah tangga, yang minus 2,23% YoY dan memberi sumbangan pada kontraksi PDB sebesar 2,12%. Selain konsumsi rumah tangga, kontraksi ekonomi juga disumbang oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat tumbuh negatif 0,23% YoY dengan kontribusi pada kontraksi ekonomi sebesar 0,07%. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Sentimen GDP Indonesia dan Menkeu AS. Rilis data Gross Domestic Product (GDP) Indonesia masih akan mewarnai perdagangan hari ini. Pelaku pasar berpeluang kembali minati Surat Utang Negara (SUN) benchmark terutama FR0087 dan FR0083. Sementara itu, sentimen positif eksternal berasal dari klarifikasi Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, yang menegaskan bahwa tidak terlihat akan terjadi masalah inflasi. Sebelumnya, Janet Yellen yang juga mantan ketua the Fed menyatakan Fed Fund Rate harus naik agar perekonomian AS tidak mengalami overheating.