Today’s Outlook:
MARKET AS: Investor nervous menunggu rilis sejumlah data ekonomi dan testimoni Federal Reserve Chairman Jerome Powell. Para pelaku pasar menunggu serangkaian indikator yang akan jelaskan kesehatan ekonomi AS dari sisi PMI sektor Jasa dan Factory Orders (Jan.) pada hari Selasa, serta Non-farm Payrolls pada hari Jumat. Di pekan ini pula, para investor menunggu komentar penting dari Fed Chairman Jerome Powell yang dijadwalkan berbicara pada hari Rabu dan Kamis. Senin kemarin Atlanta Fed President Raphael Bostic sudah mendahului dengan mengemukakan bahwa The Fed perlu berhati-hati dalam memutuskan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat karena dapat menimbulkan euphoria yang justru akan mendorong permintaan (Inflasi) lebih tinggi dengan dalih pertumbuhan ekonomi, sehingga menyia-nyiakan usaha bank sentral mengendalikan Inflasi selama ini. Menyikapi hal tersebut, peluang pivot terwujud di bulan Juni mengempis menjadi 49.5%, turun dari 57% sehari sebelumnya.

MARKET ASIA & EROPA: Pagi ini Korea Selatan telah umumkan GDP 4Q23 mereka yang berhasil in-line sesuai ekspektasi pada 2.2% yoy, naik dari 1.4% di kuartal sebelumnya. Adapun negara tetangga, Negeri Sakura pun sudah melaporkan Tokyo CPI & Core CPI (Feb.) yang masing-masing terapresiasi menjadi 2.6% yoy dan 2.5% yoy, naik dari posisi 1.6% di bulan sebelumnya untuk kedua indikator tersebut. Menyusul di pagi ini juga, Jepang akan jadi negara pertama yang umumkan Services PMI mereka yang mana diperkirakan masih bertahan di wilayah ekspansif walau menunjukkan sedikit penurunan. Yang lebih akan diperhatikan para pelaku pasar mungkin adalah Caixin Services PMI (Feb.) dari China, yang diharapkan akan semakin kuat di wilayah ekspansif. Sementara di siang hari giliran Jerman, Eurozone, dan Inggris yang akan luncurkan data Composite & Services PMI mereka di bulan Februari. Tak lupa Eurozone juga akan ungkapkan tingkat Inflasi mereka di level produsen, yang mana deflasi diharapkan bisa melunak ke level -0.1% mom dari -0.8% di bulan sebelumnya.

KOMODITAS: harga MINYAK ditutup di teritori negatif pada hari Senin, setelah keputusan OPEC+ untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi di kuartal 2 akhirnya diputuskan sesuai ekspektasi pasar. Harga acuan US WTI untuk kontrak Mei tergerus 1.5% ke harga USD78.74/ barrel, sementara futures Brent turun 0.8% ke harga USD82.86/barrel. Russia & Saudi Arabia, yang memimpin Organisasi negara-negara Pengekspor Minyak & aliansinya, dikenal dengan OPEC+ sepakat untuk lanjutkan pemotongan produksi 2.2 juta barrel/hari sampai akhir Juni. Pada komoditas lain, EMAS melaju ke titik tertinggi sepanjang sejarah pada hari Senin, didorong oleh faktor berlanjutnya tensi geopolitik dan prospek pemotongan suku bunga The Fed di bulan Juni. Harga spot emas naik 1.5% ke titik rekor USD 2126.30, sementara futures gold untuk kontrak April menguat 1.4% ke harga USD 2125.65/ounce. Kenaikan logam berharga lainnya juga diikuti oleh PLATINUM dan PERAK yang masing-masing terapresiasi 1.9% dan 3.3%. Sebaliknya, di sisi metal industri, futures TEMBAGA justru melemah 0.4% mengantisipasi data ekonomi dari top importir China, yang akan mengadakan 2024 National People’s Congress di hari Selasa ini dan dipantau akan mengumumkan lebih banyak paket stimulus selain economic forecast untuk tahun 2024. However, para analis memperkirakan bahwa lesunya demand dari China sepertinya bisa di-offset oleh India secara mereka adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di tahun 2023, di mana anggaran belanja infrastruktur mereka diprediksi akan mampu mengangkat permintaan atas tembaga.

Corporate News
Kemenkeu Incar IDR 12 Triliun dari Lelang SBSN Hari Ini untuk APBN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) membidik target indikatif senilai IDR 12 triliun dari lelang 7 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan dilaksanakan hari ini, Selasa (5/3/2024). Adapun, target IDR 12 triliun hasil lelang SBSN tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Adapun, lelang akan dibuka pada Selasa, (5/3/2024) pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, dan hasilnya diumumkan pada hari yang sama. Sedangkan tanggal setelmen jatuh pada 7 Maret 2024. Berdasarkan laman resmi DJPPR Kemenkeu, ada 7 seri SBSN yang akan dilelang, yakni seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS). Secara terperinci, seri SPN-S yang akan dilelang yaitu SPNS 03092024 (new issuance) dan SPNS 02122024 (new issuance). Seri SPN-S tersebut memiliki tingkat kupon diskonto dan alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 75% dari seluruh lelang yang dimenangkan. Sementara itu, seri Project Based Sukuk yang akan dilelang ditawarkan dalam 5 seri yakni PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBS004 (reopening), PBS039 (reopening), dan PBS038 (reopening). Tenor Project Based Sukuk yang ditawarkan pun beragam mulai dari 2 tahun hingga 25 tahun, dan tingkat kupon mulai dari 4,87% sampai 6,87%. Seri PBS memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 30% dari seluruh lelang yang dimenangkan. (Bisnis)

Domestic Issue
Fokus WIKA Usai Raih Perpanjangan Tenor Surat Utang Obligasi & Sukuk Emiten BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) akan fokus melanjutkan proses penyehatan keuangan, setelah meraih kesepakatan perpanjangan tenor pelunasan pokok utang obligasi dan sukuk. Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menyampaikan bahwa perseroan telah meraih persetujuan dari mayoritas pemegang obligasi dan sukuk untuk melakukan perpanjangan pembayaran selama 2 tahun, dengan opsi pelunasan lebih cepat. Persetujuan itu berlaku untuk Obligasi PUB I tahap I tahun 2020 melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 20 Oktober 2023, serta Obligasi dan Sukuk PUB I tahap II tahun 2021 melalui RUPO dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) 16 Februari 2024. Menurut Mahendra, secara keseluruhan, WIKA telah meraih dukungan dari obligor melalui RUPO dan RUPSU, pemegang saham melalui RUPSLB, dan lembaga keuangan termasuk perbankan melalui Master Restructuring Agreement (MRA). Sebelumnya, Mahendra menyampaikan pemegang obligasi dan sukuk menyepakati perpanjangan tanggal pelunasan pokok PUB I Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah PUB I Tahap II Tahun 2021 untuk Seri A. Seiring keputusan tersebut, WIKA menunjukkan komitmennya dengan tetap membayarkan bunga jatuh tempo obligasi dan sukuk PUB II Tahap II Tahun 2021 pada 18 Februari 2024 sebesar IDR 46.5 miliar. (Bisnis)

Recommendation

US10YT masih harus berusaha untuk naik ke atas MA10 & MA20 di titik kumpul : yield 4.260% sebagai Resistance terdekat, dengan demikian memberi peluang US10YT bisa kembali ke titik previous High pada yield 3.54% atau pun lanjutkan swing naik menuju TARGET : yield 4.50% / 4.60% – 4.664%. ADVISE : WAIT & SEE. Support : MA50 pada yield 4.123%.

ID10YT semakin menyeruak ke atas lanjutkan penguatan hampir menembus Resistance Neckline 6.652% – 6.662%, yang mana bila confirm ditembus akan konfirmasi pattern (bullish reversal) DOUBLE BOTTOM ; dengan TARGET : yield 6.75% – 6.80% (tutup GAP). ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.