Investor merespon negatif spekulasi kenaikan FFR September +100Bps pada FOMC Meeting pekan depan. CME FedWatch mulai memproyeksikan probabilitas kenaikan FFR September +100Bps sebesar 18%, dari sebelumnya kenaikan +75Bps sebesar 82%, merespon negatif laju Inflasi Inti AS periode Agustus YoY ke level 6,3% (Vs. Surv. 6,1%; Jul. 5,9%). Inflasi Inti adalah benchmark the Fed dalam menetapkan besaran FFR.

Corporate Bonds
WIKA: Pangkas Target Kontrak Baru. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menurunkan target kontrak baru sepanjang tahun 2022 menjadi IDR39 triliun dari sebelumnya sebesar IDR42,57 triliun. Adapun sampai saat ini, kontrak baru sudah mencapai IDR18 triliun serta baru mendapatkan 2 proyek IKN senilai IDR1,1 triliun yang berasal dari ruas tol dan rumah susun pekerja infrastruktur IKN menggunakan modular. (Emiten News)

Domestic Issue
Postur Sementara APBN 2023, Defisit IDR 598,2 Triliun. Gambaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mulai terkuak. Ini setelah Badan Anggaran (Banggar) DPR menyepakati postur sementara APBN 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kesepakatan postur APBN 2023 tersebut. Yakni, defisit APBN 2023 disepakati sebesar 2,84% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai IDR 598,2 triliun. (Kontan)

Recommendation
Data ekonomi domestik. Hari ini, investor menantikan rilis data ekonomi domestik, Trade Balance Aug. diproyeksikan surplus +USD4Miliar (Vs. Jul. +USD4,2Miliar), berdasarkan survei Bloomberg. Proyeksi ini, seiring Ekspor dan Impor YoY periode sama diproyeksikan masing-masing tumbuh 19,9% (Vs. Jul. 32,0%) dan 31,6% (Vs. 39,9%). Adapun data eksternal, PPI Final Demand AS MoM periode Agustus catatkan deflasi -0,1% (Vs. Surv. -0,1%; Jul. -0,4%) atau deflasi lanjutan dua bulan beruntun. NHKSI Research melihat, kombinasi CPI dan PPI ini membuat PCE Core Deflator Aug. YoY diproyeksikan akan tetap tinggi, atau salah satu indikator the Fed untuk menetapkan tingkat FFR.

Download full report HERE.