Today’s Outlook:
Inflasi (Apr.) AS hadir di angka 4.9% yoy, sedikit lebih rendah dari perkiraan di 5% yoy (0.4% mom); sementara Inflasi Inti (yang tidak termasuk barang volatile seperti makanan & energi) juga sedikit melandai di level 5.5%yoy dari 5.6% di bulan sebelumnya. Pelaku pasar menyikapi positif menjinaknya tingkat Inflasi ini dengan harapan Federal Reserve bisa segera mengakhiri era kenaikan suku bunga ini ; bahkan market mulai memperhitungkan 95% kemungkinan adanya rate pause pada FOMC Meeting mendatang bulan Juni (seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool dari Investing.com). Sementara itu di Washington, pemerintah & Parlemen AS melanjutkan diskusi mereka mengenai urgensi menaikkan plafon utang AS yang sudah menyentuh USD 31.4triliun. Sejauh ini kesepakatan terkesan buntu secara pihak Demokrat menolak opsi yang mengharuskan mereka menghemat anggaran belanja. Dari benua Eropa, Jerman merilis data Inflasi (Apr.) yang juga sesuai ekspektasi di level 7.2% yoy & 0.4%mom. Adapun harga minyak tergerus lebih dari 1% setelah AS merilis data persediaan minyak mentah mereka yang ternyata di atas perkiraan secara signifikan, bertambah 2,951juta barel , vs forecast yang justru diprediksi turun di bawah 1juta barel.

Corporate News
Niat Lunasi, Pefindo Beri Peringkat Obligasi Global Mediacom (BMTR) idA+ PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat idA+ untuk Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri B sebesar IDR 6,3 miliar dan Obligasi Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap I Tahun 2022 Seri A sebesar IDR 312,67 miliar. Selanjutnya peringkat idA+(sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri B sebesar IDR 14 miliar dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap I Tahun 2022 Seri A sebesar IDR 220,16 miliar, yang akan jatuh tempo pada 7 Juli 2023 dan 15 Juli 2023. Perusahaan berencana melunasi obligasi dan sukuk yang akan jatuh tempo menggunakan hasil dari aksi korporasi dalam jangka pendek, sementara saldo kas dan setara kas secara konsolidasi per 31 Maret 2023 sebesar IDR 1,47 triliun. (Emiten News)

Domestic Issue
Sukuk Tabungan ST010 Tawarkan Imbal Hasil 6.25% – 6.4% per Tahun Kementerian Keuangan mengumumkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 untuk tenor 2 tahun atau ST010T2 sebesar 6.25% per tahun dan ST010 tenor 4 tahun atau Green Sukuk Ritel ST010T4 sebesar 6.4% per tahun. Besaran kupon itu cukup menarik di tengah gejolak pasar modal saat ini. Imbal hasil ST010 bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas minimal. Artinya bisa naik, jika suku bunga acuan BI naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal (floor). Pada penerbitan ST010 kali ini pemerintah menawarkan format berbeda dibandingkan Sukuk Tabungan seri-seri sebelumnya. Yakni dengan 2 pilihan tenor investasi 2 dan 4 tahun. ST010 dengan tenor 4 tahun ditetapkan sebagai Greek Sukuk Ritel oleh Kemenkeu. (Bareksa)

Recommendation
US10YT tampak kembali terbenam di bawah Resistance ketiga MA (10,20,50) menghalangi potensi naik yield kecuali mampu break barrier di range 3.452% – 3.53%. TARGET : 3.613% – 3.644%. ADVISE : Hold ; Average Up accordingly. ID10YT menghadapi Resistance MA10 dalam trend turunnya. Penembusan yield 6.5% akan membuka peluang penguatan lebih lanjut menuju yield di Resistance MA20 / 6.589% ; atau upper channel sekitar 6.623%. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.