Today’s Outlook:
MARKET AS: Indikator ekonomi menunjukkan kekuatan ekonomi AS secara initial Jobless Claims pekan terbaru ternyata kembali dirilis lebih rendah dari ekspektasi (actual: 201ribu versus forecast: 217 ribu, dan juga lebih rendah dari previous period: 213ribu). Data ini keluar sehari setelah notulen rapat The Fed bulan Januari yang memang masih mempertahankan suku bunga tinggi higher for longer dalam waktu dekat. Selain itu, data US PMI juga menunjukkan aktifitas manufaktur semakin ekspansif di bulan February, sementara sector jasa agak melambat. Existing Home Sales terlihat sedikit naik untuk bulan Januari, memperlihatkan kesehatan sector property AS yang cukup stabil. Menyikapi indicator ekonomi di atas, tak heran jika yield US Treasury tenor 10tahun naik ke titik tertinggi 3bulan yaitu 4.35%, di tengah ekspektasi pasar tuk The Fed segera turunkan suku bunga. Tak tertutup kemungkinan perkiraan pivot pertama jadi semakin mundur ke bulan July, yang ternyata lebih mengandung banyak peluang dari bulan-bulan sebelumnya, salah satu rangkaian dari rencana pemangkasan sekitar 80bps di tahun ini.
MARKET ASIA & EROPA: Bicara tentang PMI kemarin, Jepang laporkan preliminary data dari au Jibun Bank Japan Manufacturing & Services PMI yang masih slow di bulan February. Sementara itu di Negara tetangga Negeri Ginseng, Korea Selatan menetapkan suku bunga tetap di level 3.5%. Sejumlah data PMI di Eropa juga menjelaskan aktivitas sector manufaktur & jasa masih struggling di area kontraksi, kecuali HCOB Eurozone Services PMI (Feb) yang finally mulai menyebrang ke border ekspansif (persis di angka 50), suatu performa yang tidak terlihat sejak September 2023 lalu. Di sisi lain, Inggris tunjukkan Composite PMI yang semakin kuat, di tengah perlambatan sector manufaktur terbantu oleh aktivitas jasa di sana. Kabar baik berikut dari Eurozone: mereka berhasil kendalikan tingkat inflasi sesua ekspektasi, mencapai level 2.8% yoy di bulan Januari, sedikit melandai dari 2.9% di bulan sebelumnya. Siang ini akan dipantau angka GDP Germany yang sepertinya masih belum bisa keluar dari ranah resesi secara consensus perkirakan pertumbuhan ekonomi Jerman di kuartal 4 tahun lalu berada pada tingkat minus 0,2% yoy, walau diharapkan sedikit membaik dari kuartal sebelumnya – 0.4%.
KOMODITAS : Futures harga MINYAK dunia ditutup menguat pada perdagangan Kamis seiring berlanjutnya ancaman keamanan di Laut Merah akibat serangan militan Houthi ke dekat wilayah Yaman ; di satu sisi membuncahnya stok persediaan minyak mentah menjadi pengimbang sentimen. Futures minyak Brent ditutup naik 0.77% ke level USD 83.67 / barrel, sementara US WTI menguat 0.9% ke harga USD 78.61 / barrel. Radio Militer Israel melaporkan kemarin bahwa kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sudah sepakat untuk mengirim negotiator ke Gaza untuk membicarakan diskusi gencatan senjata yang akan bertempat di Paris. Sementara itu , eskalasi serangan Houthi kepada kapal komersial di Laut Merah meningkat dengan melibatkan kapal selam bersenjata, dalam usaha mereka menunjukkan dukungan kepada pihak Palestina di perang Gaza. Bicara mengenai komoditas lain, ALUMUNIUM & NICKEL terlihat menguat masing-masing 1.8% dan 1.3% setelah US President Joe Biden berencana untuk mengenakan sanksi besar atas Russia menyusul wafatnya pimpinan oposisi Alexey Navalny.
Corporate News
Bank Panin Siap Lunasi Obligasi IDR 2.4 Triliun PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin akan membayar pokok dan bunga obligasi kepada pemegang Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap II tahun 2017. “Nilai pokok obligasi yaitu IDR 2.4 triliun dan kami sampaikan Bank Panin telah menyiapkan dana untuk melunasi pokok dan bunga obligasi dimaksud kepada pemegang saham,” kata Direksi Utama Bank Panin Herwidayatmo dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (22/2). Menurut pengumuman yang diterbitkan pada situs resmi Buras Efek Indonesia (BEI), Bank Panin menyebut jika dana untuk pelunasan obligasi yang dimaksud saat ini, ditempatkan pada instrumen obligasi pemerintah Indonesia atau Surat Utang Negara (SBN). Sebagai informasi, Bank Panin membukukan laba bersih IDR 2.8 triliun hingga kuartal tiga 2023, meningkat 13,01% dari periode yang sama tahun sebelumnya IDR 2.51 triliun. Namun perusahaan hingga berita ini ditulis, belum menyampaikan laporan keuangan periode kuartal empat 2023. (Katadata)
Domestic Issue
Rupiah Merosot 1.39%, Pasar SBN Alami Outflow IDR 2.65 Triliun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja pasar keuangan masih cukup dinamis. Perkembangan ini dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan arus modal di seluruh dunia yang masih cukup bergejolak. Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah mencatatkan depresiasi 1.39% secara year-to-date, tapi masih lebih baik dibandingkan dengan pelemahan mata uang beberapa negara lainnya. “Masih relatif baik atau dalam rentang banyak negara yang mengalami depresiasi lebih dalam, seperti Thailand, Malaysia, serta Korea,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/2/2024). Dari sisi arus dana, tercatat terjadi capital inflow sebesar IDR 18.24 triliun di pasar keuangan domestik hingga 19 Februari 2024. Jika dirincikan, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mengalami outflow sebesar IDR 2.65 triliun, sementara di pasar saham inflow IDR 20.89 triliun. Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan, tingkat imbal hasil atau yield SBN hingga saat ini relatif stabil, yang ditopang oleh pengelolaan APBN yang baik, kredibel, serta prudent. “Sehingga kita tetap mampu menjaga yield SBN pada level yang relatif rendah, bahkan spread-nya terhadap dolar AS sangat tight. Ini menggambarkan kepercayaan terhadap APBN dari para pemegang SBN atau bondholder,” jelasnya. (Bisnis)
Recommendation
US10YT stabil bertahan di atas MA10 namun belum menunjukkan gerakan yang berarti ke atas Resistance krusial yield 4.332%. ADVISE : WAIT & SEE , AVERAGE UP accordingly, seraya monitor Support yield 4.30%.
ID10YT mencoba kembali untuk rise above Resistance yield 6.652%, karena dengan demikian mengkonfirmasi pola (bullish reversal) INVERTED HEAD & SHOULDERS yang akan membuat yield terbang menuju TARGET : 6.75% (for short-term), atau bahkan ke arah yield 6.95% – 6.96%. ADVISE : WAIT & SEE, wait for solid break out to AVERAGE UP.
Download full report HERE.