Today’s Outlook:
Indeks utama Wall Street ditutup memerah selama dua hari berturut-turut pada perdagangan Rabu & Kamis (16 & 17 Agustus 2023) yang bervolatilitas tinggi, secara  data ekonomi yang bersemangat malah memicu kekhawatiran bahwa suku bunga harus bertahan tinggi untuk waktu yang lebih lama. Ditambah lagi dengan yield  obligasi negara AS tenor 10 tahun menyentuh titik tertinggi sejak Oktober, secara sejumlah data ekonomi yang kuat telah dirilis pekan ini memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan masih pertahankan kebijakan moneter ketatnya. Mayoritas pelaku pasar mengharapkan Federal Reserve untuk menahan suku bunga tetap di posisi saat ini pada FOMC Meeting bulan September nanti, meskipun probabilitas tersebut telah turun menjadi 86.5% dari sekitar 89% seminggu sebelumnya, seperti dikutip dari CME Group FedWatch tool.

Pada hari Rabu, AS melaporkan Industrial & Manufacturing Production bulan Juli yang secara bulanan meningkat masingmasing sebesar 1.0% mom dan 0.5% mom; keduanya di atas ekspektasi. Sedangkan Building Permits dan Housing Starts bulan Juli juga alami peningkatan secara bulanan masing-masing sebesar 0.1% mom dan 3.9% mom ; lagi-lagi keduanya di atas perkiraan. Ditambah lagi pada hari Kamisnya, AS merilis data Initial Jobless Claims di angka 239 ribu, sedikit lebih baik dari perkiraan 240 ribu, menandakan pasar tenaga kerja masih ketat. Bahkan Philadelphia Fed Manufacturing Index untuk bulan Agustus naik signifikan ke teritori positif 12 (merupakan pembacaan positif pertama sejak September tahun lalu), meroket tinggi daripada forecast maupun periode sebelumnya di ranah negatif ; menandakan kondisi manufaktur di wilayah Philadelphia mulai membaik. Notulen dari rapat Federal Reserve bulan Juli lalu menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan memprioritaskan pertempuran melawan inflasi masih harus terus berlanjut, menambah ketidakpastian tentang jalur suku bunga bank sentral AS.

Sementara itu dari belahan dunia lain, data ekonomi yang sudah diumumkan dua hari belakangan ini di antaranya adalah : Korea Selatan melaporkan surplus Trade Balance yang ketiga kalinya di tahun ini, setelah sebelumnya terbenam di area defisit sejak April 2022. Namun tidak demikian dengan Jepang yang secara tak terduga malah melaporkan defisit Trade Balance bulan Juli di angka 78.7 miliar Yen, anjlok dari perkiraan dan periode sebelumnya yang sempat surplus. Bicara mengenai Trade Balance, Jerman tak mau kalah dengan merilis surplus Trade Balance (Juni) sebesar EUR 23 miliar, lebih tinggi dari forecast maupun previous period yang defisit tipis 300 juta Euro. Kabar baik datang dari Inggris yang berhasil laporkan CPI yang semakin terkendali dari posisi 7.9% bulan Juni, kali ini sukses melandai ke 6.8% di bulan Juli (sesuai ekspektasi). Zona Euro mencatat Employment Change secara keseluruhan di kuartal 2 / 2023 catatkan peningkatan 344.500 pekerjaan baru. Mereka punya Industrial Production di bulan Juni juga semakin membaik, baik secara bulanan maupun tahunan. Pagi ini Jepang telah laporkan data National CPI (Juli) yang masih kukuh berada di posisi sama dengan bulan lalu yaitu 3.3% yoy, walau ada penurunan di Inflasi Inti menjadi sebesar 3.1% yoy (sesuai ekspektasi). Selanjutnya sepanjang hari ini, data ekonomi global yang ditunggu adalah Retail Sales Inggris (Juli) serta CPI & Core CPI Eurozone (Juli).

Corporate News
Kas Mumpuni, INKP Lunasi Obligasi dan Sukuk IDR 495.86 Miliar PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menyampaikan bahwa perusahaan telah melakukan Pelunasan Obligasi Dan Sukuk Mudharabah yang akan jatuh tempo pada waktu dekat. Hal itu disampaikan Corporate Secretary INKP, Heri Santoso, dalam keterangan tertulis, yang dikutip, Rabu (16/8). Heri menuturkan, Perseroan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap I Tahun 2022 Seri A (Obligasi) sejumlah IDR 120,000,000,000. Selain itu, Perseroan juga telah melunasi Sukuk Mudharabah berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap I Tahun 2022 Seri A (Sukuk) sejumlah IDR 375,860,000,000 (Tiga ratus tujuh puluh lima miliar  delapan ratus enam puluh juta Rupiah). (Emiten News)

Domestic Issue
Jokowi ‘Spill’ Suku Bunga SBN 10 Tahun di 2024 Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pidato RAPBN 2024 dan Nota Keuangan memproyeksikan rata-rata suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diprediksi pada level 6,7%. “Konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipasif. Kita menyaksikan perubahan lanskap global yang cepat khususnya karena pergeseran geopolitik, fragmentasi global menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko krisis pangan energi dan keuangan dunia,” ujar Jokowi, Rabu kemarin (16/08/2023). Sebelumnya, asing nampak masih enggan membeli Surat Utang Negara (SUN) di tengah sikap pasar yang menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Juli 2023. Data tersebut bakal menjadi pertimbangan penting bagi keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). (CNBC Indonesia)

Recommendation
US10YT tepat berada di Resistance upper channel di sekitar yield 4.309%, di tengah leading indicator RSI negative divergence yang memberi warning bahwa momentum kali ini tidak sebesar sebelumnya. ADVISE : antisipasi trend reversal, Sell on Strength, or set your Trailing Stop. Support terdekat : MA10 / yield 4.163%. Yield ID10YT menembus Resistance upper channel baik jangka menengah maupun jangka pendek di sekitar level 6.410% (berubah peran jadi Support terdekat saat ini), membuka jalan bagi ID10YT meraih TARGET (bullish) yield di area : 6.478% ataupun 6.561% sesuai pattern (bullish reversal) INVERTED HEAD & SHOULDERS. ADVISE : Average UP accordingly.

Download full report HERE.