Today’s Outlook:
Indeks saham global ramai-ramai bergerak di teritori positif sementara US Dollar mundur teratur pada perdagangan Selasa (11/07/23) menjelang rilis data Inflasi (CPI) di hari Rabu malam nanti sekitar jam 19.30 WIB dan PPI menyusul pada hari Kamisnya; sementara prospek China yang semakin menggenjot pertumbuhan ekonominya juga berhasil mengangkat harga minyak dan komoditas global lainnya. Para investor penuh dengan harapan bahwa Inflasi bisa semakin melandai ke tingkat 3.1% YoY dan 0.3% MoM. Sedangkan untuk Inflasi Inti (yang mengecualikan harga bahan makanan serta bahan bakar), para analis memperkirakan pertumbuhan 5% YoY dan 0.3% MoM. Dengan demikian, para pelaku pasar berharap bahwa setelah FOMC Meeting tgl 25-26 Juli ini, The Fed tidak perlu lagi menaikkan suku bunga.

Market juga menunggu lebih banyak petunjuk dari bank sentral AS seperti rilis Federal Reserve Beige Book yang berisikan laporan kondisi ekonomi serta gambaran trend dan tantangan ekonomi AS terkini dari 12 distrik federal di AS. Data ini dirilis 8x setahun, biasanya 2 minggu sebelum Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting. Hasil laporan akan digunakan The Fed untuk menentukan tingkat suku bunga jk.pendek. Para investor juga akan menyoroti sejumlah komentar dari para pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara hari ini.

Dari benua Eropa, Inggris melaporkan pertumbuhan Upah (May) sebesar 6.9%, konsisten lebih tinggi baik dari forecast maupun bulan sebelumnya ; di tengah lonjakan tak terduga dari jumlah pengangguran baru di bulan Juni sebesar 25700, jauh lebih tinggi dari penurunan 8600 yang diprediksi maupun penurunan 22500 di bulan sebelumnya. Hal ini sontak membuat Unemployment Rate Inggris bertengger di tingkat 4%, melebihi ekspektasi & bulan April di 3.8%. Adapun Jerman melaporkan CPI (Jun) yang semakin memanas di level 6.4% yoy dan 0.3% mom , lebih tinggi dari bulan May pada 6.1% dan -0.1%. Seiring data tsb, pelaku pasar di Jerman masih memandang situasi ekonomi saat ini dan sentimen 6bulan ke depan dengan sedikit lebih pesimis , seperti tergambar pada rilis data German ZEW Current Condition & Economic Sentiment (Jul).

Indikasi bagus dari China : melaporkan kredit baru yang berhasil digelontorkan kepada konsumen perorangan & korporasi di bulan Juni berhasil naik signifikan ke angka CNY 3,05triliun, jauh melebihi ekspektasi dan lebih dari 2x lipat jumlah di bulan sebelumnya. Ternyata kebijakan bank sentral China yang belakangan ini rajin memangkas suku bunga (jk.pendek) demi memompa perbaikan ekonomi mereka yang nampak stagnan paska pandemi, mulai menunjukkan hasilnya. In overall, hal ini membuat para investor sepertinya mulai melihat adanya titik cerah dari outlook ekonomi global secara keseluruhan.

Dollar Index, yang mengukur kekuatan USD atas beberapa mata uang major dunia lainnya, mundur 0.27% ke titik terendah 2bulan, sejalan dengan turunnya US Treasury yield. Melawan Yen Jepang, USD tampak terpukul 0.7% ke titik terendah 2bulan ; sementara POundsterling menyentuh titik tertinggi 15bulan setelah rilis pertumbuhan Upah di atas ekspektasi. US Treasury yield untuk tenor yang lebih panjang terpantau melemah seiring para investor berharap Inflasi AS nyata menjinak dan membuat The Fed sudah dekat dengan akhir dari kebijakan moneter ketatnya. Yield benchmark 10tahun turun 2.6bps yaitu ke tingkat 3.980%, runtuh dari level psikologis 4%.

Corporate News
BRI Pastikan Siapkan Dana IDR 2,5 Triliun Untuk Melunasi Obligasi Jatuh Tempo PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyiapkan dana dalam rangka kesiapan pelunasan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 Seri A yang bakal jatuh tempo pada 30 Juli 2023. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto bilang BRI telah menyediakan dana pembayaran pokok Greenbond tersebut sebesar IDR 2,5 triliun. Sebagai informasi, obligasi ini merupakan bagian dari greenbond pertama milik bank pelat merah tersebut dengan dengan target penghimpunan dana sebesar IDR 15 triliun. (Bisnis)

Domestic Issue
Lelang Tujuh Seri Surat Utang, Pemerintah Serap Dana IDR 13 Triliun Pemerintah menyerap dana sebesar IDR 13 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 11 Juli 2023. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi menyebutkan menerima penawaran masuk IDR 47,96 triliun selama proses lelang. Ketujuh seri SUN yang dilelang ulang terdiri dari SPN12231012, SPN12240411, FR0095, FR0096, FR0098, FR0097 dan FR0089. Lelang dilakukan dengan menggunakan sistem lelang Bank Indonesia (BI). Lebih jauh, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menjelaskan lelang dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Adapun penyerapan terbesar berasal dari lelang SUN seri FR0096 dan FR0098 masing-masing sebesar IDR 3,55 triliun. (Katadata)

Recommendation
US10YT most likely akan mengandalkan Support terdekat yaitu MA10 di level yield 3.935%, setelah menjauh dari level psikologis 4%. Swing naik yield ini masih bisa berlanjut setelah US10YT terbukti sukses Uji Support dan rebound Kembali ke atas 4.091% yang merupakan level previous High. ADVISE : HOLD, set your Trailing Stop. Yield ID10YT ternyata masih perlu konfirmasi lanjutan apakah valid mematahkan channel downtrend ini. Yield perlu mantap di atas resistance MA10 & MA20 serta upper channel pada range : 6.25-6.29%. ADVISE : Average Up accordingly. TARGET : MA50 / yield 6.364% , disusul 6.438% / 6.478%.

Download full report HERE.