Today’s Outlook:
MARKET AS: Imbal hasil US Treasury alami sedikit perubahan setelah lelang obligasi 3 dan 10 tahun berakhir dengan hasil yang kurang memuaskan. Obligasi 10 tahun terakhir naik 1/32 pada harga 4,2409%, dari 4,245% pada hari Jumat. Obligasi 30 tahun terakhir turun 2/32 dalam harga menjadi 4,3285%, dari 4,326%. Para investor menantikan minggu penting penggerak market, termasuk data inflasi terbaru dan pertemuan dua hari the Fed yang dijadwalkan pada hari Selasa ini.

FOMC diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% – 5,50% pada hari Rabu. Dengan sebagian besar fokus pada proyeksi the Fed untuk ekonomi, inflasi, dan pemangkasan yang diharapkan terjadi tahun depan. Pertemua ini akan diadakan setelah data inflasi konsumen terbaru yang diperkirakan melambat. Komentar dari ketua the Fed Jerome Powell juga akan ditunggu karena berpotensi menekan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga yang lebih cepat.

Setelah data pekerjaan minggu lalu menunjukkan kenaikan tahunan paling lambat dalam dua tahun di bulan Oktober, market kini memperkirakan hampir 50% kemungkinan penurunan suku bunga 1/4 poin pada biaya pinjaman paling cepat pada bulan Mei, menurut Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com

KOMODITAS: Harga minyak alami sedikit kenaikan pada hari Senin karena pemangkasan produksi OPEC+ gagal untuk sepenuhnya mengimbangi kekhawatiran seputar kelebihan pasokan minyak mentah dan pertumbuhan permintaan bahan bakar yang lebih lemah pada tahun depan. Minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 19 sen, atau 0,3%, menjadi USD 76,03 per barel sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 9 sen, atau 0,1%, pada USD 71,32. Kedua kontrak melonjak lebih dari 2% pada hari Jumat tetapi turun untuk minggu ketujuh berturut-turut, penurunan mingguan terpanjang sejak 2018, di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan yang masih ada.

Corporate News
PPA Siapkan Obligasi IDR 2 triliun Untuk Pembiayaan dan Kelola Aset PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menyiapkan obligasi senilai IDR 2 triliun yang akan diterbitkan pada 2024 guna membiayai beberapa perusahaan BUMN dan pengelolaan aset. “Sesuai rencana kerja yang diusulkan tahun depan, PPA akan menerbitkan obligasi dengan total IDR 2 triliun,” kata Plt. Direktur Utama PPA Avianto Istihardjo saat Media Gathering di Lokananta Surakarta, Jawa Tengah, Senin. Avianto menuturkan PPA saat ini setidaknya memiliki 15 perusahaan yang masih dikelola dan perlu kucuran pendanaan. Salah satu perusahaan yang akan mendapat nilai investasi cukup besar adalah PT Persero Batam. Meski belum mau menyebutkan total dana, Avianto menyampaikan dana investasi tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas infrastruktur dan peti kemas. Target pembiayaan pada 2024, lanjutnya, juga akan digunakan untuk restrukturisasi dan revitalisasi dengan memberikan pinjaman atau dana talangan kepada BUMN. Sedangkan dari segi special situations fund, PPA masih akan berfokus di ekosistem BUMN. (Antara News)

Domestic Issue
Kemenkeu catat Sukuk Tabungan seri ST011 terjual IDR 20.03 triliun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Sukuk Tabungan (ST) seri ST011 terjual IDR 20.03 triliun kepada 68.284 investor selama masa penawaran sejak 6 November 2023 sampai 6 Desember 2023. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto merinci penerbitan tersebut meliputi ST011T2 sebesar IDR 14.5 triliun dan ST011T4 sebesar IDR 5.5 triliun. “Penerbitan ST011 merupakan penerbitan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel terakhir di tahun 2023,” ujar Suminto di Jakarta, Senin. Ia mengatakan ST011 merupakan seri SBSN ritel keempat yang diterbitkan pada 2023 dalam dua pilihan tenor, yakni ST011T2 dengan tenor dua tahun dan Green Sukuk Ritel-Sukuk Tabungan seri ST011T4 dengan tenor empat tahun. Adapun kuota seri ST011T4 telah terpenuhi tiga hari sebelum masa penawaran berakhir, yang menunjukkan minat investor terhadap ST tenor empat tahun masih tinggi. Berdasarkan kisaran nominal pemesanan, jumlah investor terbanyak pada ST011T2 maupun ST011T4 berada pada kisaran IDR 5 juta sampai dengan IDR 100 juta (44.83% untuk ST011T2 dan 43.71% untuk ST011T4), dengan volume pemesanan terbesar pada kisaran di atas IDR 1 miliar (39,82% untuk ST011T2 dan 49.2% untuk ST011T4). (Antara News)

Recommendation
US10YT persis di Resistance upper channel (Downtrend) ; jika mampu tembus yield 4.29% up to MA20 di yield 4.324% maka akan patahkan trend turun & buka jalan yield Kembali menguat ke level 4.547% ; up to MA50 di sekitar yield 4.568%. ADVISE : BUY ON BREAK / AVERAGE UP accordingly.

ID10YT Uji Resistance MA10 pada yield 6.615%. ADVISE : WAIT & SEE ; AVERAGE UP accordingly. Resistance berikutnya : MA20 / yield 6.664%.

Download full report HERE.