Today’s Outlook:
MARKET AS: Imbal hasil Treasury AS naik dan dollar naik tipis terhadap yen pada hari Jumat setelah data menunjukkan harga-harga produsen AS naik lebih dari yang diperkirakan di bulan Januari, menambah pandangan bahwa pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik 0,3% bulan lalu setelah turun 0,1% direvisi di bulan Desember, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja mengatakan. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PPI akan naik 0,1% menyusul penurunan 0,2% yang dilaporkan sebelumnya. Pada hari Jumat, ekspektasi pasar bahwa the Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni telah berkurang, dengan FedWatch Tool dari CME saat ini menunjukkan peluang 69,9% untuk penurunan setidaknya 25 basis poin, turun dari hampir 90% di sesi sebelumnya. Pembacaan harga konsumen AS di awal minggu ini juga lebih kuat dari yang diperkirakan. Imbal hasil pada Treasury AS bertenor 10 tahun naik 5,3 basis poin menjadi 4,293%, turun dari level tertinggi sebelumnya di 4,33%, dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

MARKET ASIA: Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda mengatakan pada hari Jumat bahwa kebijakan moneter kemungkinan besar akan tetap akomodatif, bahkan setelah mengakhiri suku bunga negatif, menggaungkan jaminan baru-baru ini dari para pejabat BOJ yang telah membebani yen.

KOMODITAS: Emas melemah di awal hari Jumat dan bersiap untuk penurunan mingguan kedua berturut-turut, tetapi emas spot terakhir naik 0,4% pada hari itu di USD 2.012,86 per ons. Harga minyak naik di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Minyak mentah berjangka Brent naik 61 sen menjadi USD 83,47 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,16 menjadi USD 79,19.

Corporate News
Jatuh Tempo, Obligasi Chandra Asri (TPIA) Kempit Label idAA- Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA- surat utang Chandra Asri Pacific (TPIA). Tepatnya, Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Seri A Tahun 2021 Chandra Asri akan jatuh tempo pada 15 April 2024. Emiten asuhan Prajogo Pangestu tersebut berencana melunasi obligasi akan jatuh tempo Rp50 miliar dengan dana internal. Maklum, per 30 September 2023, Chandra Asri memiliki kas dan setara kas sebesar USD823,36 juta. Chandra Asri merupakan produsen petrokimia beroperasi secara terintegrasi, menyediakan olefina, poliolefina, monomer stirena, butadiena, methyl-tertiary-butyl-ether (MTBE), dan butena-1. Perusahaan memiliki satu-satunya naphtha cracker, fasilitas produksi monomer stirena, butadiena, MTBE, dan butena-1 dalam negeri. Naphtha cracker milik perusahaan memiliki kapasitas produksi 2.138 kilo ton per tahun (KTA), fasilitas produksi polietilena berkapasitas 736 KTA, fasilitas produksi monomer stirena berkapasitas 340 KTA, fasilitas produksi polipropilena berkapasitas 590 KTA, fasilitas produksi butadiena berkapasitas 137 KTA, fasilitas produksi MTBE berkapasitas 128 KTA, dan fasilitas produksi butene-1 berkapasitas 43 KTA. (Emiten News)

Domestic Issue
Kemenkeu Bidik Dana IDR 12 Triliun dari Lelang SBSN Besok Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) membidik target indikatif sebesar IDR 12 triliun dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan dilaksanakan pada Selasa (20/2/2024). Nantinya, target IDR 12 triliun hasil lelang SBSN tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Lelang akan dibuka pada Selasa (20/2/2024) pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, dan hasilnya diumumkan pada hari yang sama. Sedangkan tanggal setelmen jatuh pada 22 Februari 2024. Mengacu laman resmi DJPPR Kemenkeu, ada 7 seri SBSN yang akan dilelang, terdiri dari seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS). Secara terperinci, seri SPN-S yang akan dilelang yaitu SPNS 05082024 (reopening) dan SPNS 18112024 (new issuance), tingkat kupon diskonto dengan tanggal jatuh tempo masing-masing 5 Agustus 2024 dan 18 November 2024. Seri SPN-S tersebut memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 75% dari seluruh lelang yang dimenangkan. Sementara itu, seri Project Based Sukuk yang akan dilelang ditawarkan dalam 5 seri yakni PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBSG001 (reopening), PBS004 (reopening), PBS038 (reopening). Tenor Project Based Sukuk yang ditawarkan pun beragam mulai dari 2 tahun hingga 25 tahun, dan tingkat kupon mulai dari 4,87% sampai 6,87%. Seri PBS memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 30% dari seluruh lelang yang dimenangkan. Sebagai informasi, pada lelang kali ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Seri PBSG001 juga dapat digunakan untuk mendukung program Rasio Pembiayaan Inklusif Makropudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah. (Bisnis)

Recommendation

Could it be US10YT sebenarnya telah dalam perjalanan bullish menuju TARGET YIELD 4.664% sebagai hasil dari pattern Inverted Head & Shoulders (pink) ? Trigger terdekat adalah ketika yield mampu naik ke atas 4.40% seraya pertahankan Support terdekat MA10 / yield 4.232%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

ID10YT dinilai masih bisa lanjutkan swing naik menuju TARGET YIELD 6.75% , segera setelah Resistance terdekat pada yield 6.652% mampu terlampaui. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.