Today’s Outlook:
MARKET AS: Imbal hasil obligasi US Treasury 10-tahun bertahan mendekati 4% dan lelang senilai $37 miliar surat berharga tersebut menarik permintaan di atas rata-rata. Kenaikan market pada hari Rabu ini membuat indeks S&P500 hanya berjarak 0,27% dari rekor penutupan 4,796.56 yang dicapainya pada 3 Januari 2022.

SENTIMEN MARKET: Fokusnya akan beralih ke laporan inflasi konsumen dan produsen bulan Desember, masing-masing akan dirilis pada hari Kamis ini (sekitar jam 20:30 WIB) dan esok Jumat, plus Initial Jobless Claims yang pekan lalu sempat memberi kejutan lebih rendah dari estimasi; di mana mereka semua dapat membantu menentukan jalur kebijakan moneter bagi bank sentral. Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan pada hari Rabu bahwa masih terlalu dini untuk menyerukan penurunan suku bunga karena bank sentral masih memiliki target untuk mengembalikan inflasi ke level 2%. Pelaku pasar telah mengurangi ekspektasi menjadi peluang 67,6% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Maret, menurut CME Group FedWatch Tool.

MARKET ASIA: Bank of Korea hari ini akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terkait suku bunga yang diperkirakan akan ditahan tetap di level 3.5%.

INDONESIA: Pada November 2023, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat tetap kuat sebesar 207,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,1% yoy. Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh subkelompok Sandang dan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun Bank Indonesia perkirakan kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 akan tetap kuat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember sebesar 217,9 atau secara tahunan tumbuh 0,1 persen (yoy), didorong oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Pejabat BI menjelaskan, secara bulanan penjualan eceran juga diprediksi meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8% mom. Kinerja seluruh kelompok diramal meningkat, terutama pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, subkelompok Sandang, serta kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sejalan dengan festive season libur Natal dan Tahun Baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, plus berkat strategi potongan harga dari retailer.

KOMODITAS: Harga MINYAK mentah berjangka terpukul turun akibat another surprise lonjakan tajam cadangan minyak mentah AS. Peningkatan cadangan minyak AS pada pekan yang berakhir 5 Januari mencapai 1,3 juta barel, melebihi perkiraan sebelumnya yang mengantisipasi penurunan sebesar 700.000 barel. Tak pelak hal tersebut mengirim harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup turun sebesar 1,2%, atau 87 sen, menjadi US$71,37 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot 1,2% juga, menjadi US$71,37 per barel di London ICE Futures Exchange. Menurut Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS saat ini mencapai 432,4 juta barel. Selain itu, persediaan bahan bakar minyak (BBM) AS juga melonjak sebesar 8 juta barel, sementara persediaan distilat mengalami peningkatan signifikan sebesar 6,5 juta barel. Kondisi yang terbilang oversupply ini tak sejalan dengan demand global yang masih cenderung slow sehingga membuat harga Minyak kehilangan bargaining power. 

Corporate News
Prospek Negatif, Surat Utang Integra Indocabinet (WOOD) Sandang Peringkat idA- Integra Indocabinet (WOOD) mengantongi peringkat idA- dengan prospek negatif. Rating itu, juba berlaku untuk Obligasi Berkelanjutan I/2021 Tahap I Seri B senilai IDR 407.82 miliar. Dan, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I/2021 Tahap I Seri B senilai IDR 97.5 miliar akan jatuh tempo pada 14 April 2024. Perusahaan berencana melunasi surat utang dari hasil operasi bisnis, dan sumber pendanaan eksternal lainnya. Itu dengan nilai seharusnya memadai untuk melunasi kewajiban keuangan akan jatuh tempo. Peringkat perseroan idA- dengan prospek negatif, obligasi idA-, dan sukuk idA-(sy), terakhir ditetapkan pada 12 Desember 2023. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor Indonesia untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. (Emiten News)

Domestic Issue
Sri Mulyani Kantongi IDR 12 Triliun dari Lelang Sukuk Negara Kemarin Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) telah melelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara kemarin (9/1/2024). Hasilnya, pemerintah meraup IDR 12 triliun dari lelang tersebut. Tujuh seri yang dilelang pemerintah adalah seri SPNS09072024 (new issuance), SPNS07102024 (new issuance), PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBS004 (reopening), PBS039 (new issuance) dan PBS038 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). “Total penawaran yang masuk sebesar IDR 28.30 triliun, sedangkan total yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan Rp12 triliun,” tulis DJPPR Kemenkeu dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Rincian nominal yang dimenangkan dari masing-masing seri sukuk, yaitu SPNS09072024 (IDR 1.2 triliun), SPNS07102024 (IDR 1 triliun), PBS032 (IDR 3.35 triliun), PBS030 (IDR 2.3 triliun), PBS004 (IDR 150 miliar), PBS039 (IDR 2.35 triliun) dan PBS038 (IDR 1.65 triliun). (IDX Channel)

Recommendation
US10YT sedang menguji Support MA10 yang finally telah confirm goldencross dengan MA20 , menyediakan platform Uptrend (jangka pendek) setidaknya bagi bullish wave US10YT menuju TARGET jangka pendek di kisaran yield 4.193% – 4.258% (sesuai pola PARALLEL CHANNEL – downtrend yang telah terpatahkan). ADVISE : AVERAGE UP di atas Resistance level previous High (above yield 4.068% – 4.103%).

Laju bullish ID10YT pun tak tertahankan begitu lepas dari Resistance level previous High, menempatkan yield 6.75% – 6.77% sebagai Support terdekat saat ini. TARGET : 6.948% – 6.962%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.