Today’s Outlook:
MARKET AS: AS melaporkan INDIKATOR EKONOMI penting Consumer Confidence yang jatuh ke angka 106.7 untuk bulan Februari, dari 110.9 pada bulan sebelumnya; merupakan titik terendah 3 bulan, dengan Inflasi sebagai biang keladi yang memberatkan keyakinan konsumen. Sementara itu, Durable Goods Orders juga turun lebih besar dari yang diantisipasi pada bulan Januari, akibat anjloknya reservasi bagi maskapai penerbangan komersial, yang tergerus 6.1% bulan lalu. Kedua data ekonomi tersebut keluar setelah dua pejabat The Fed menyuarakan nada yang sama untuk tidak terburu-buru merencanakan pemotongan suku bunga, berhubung bahaya Inflasi belum sepenuhnya pudar. Adapun peluang pivot 25 bps oleh Federal Reserve bisa diwujudkan pada FOMC Meeting bulan Juni nanti berada pada 59.1%, sudah turun dari kondisi hampir pasti di akhir Januari lalu, seperti disurvey oleh CME Group FedWatch Tool. Laporan ekonomi berikutnya pekan ini yang akan lebih memberikan kejelasan bagi bank sentral adalah estimasi kedua dari US GDP kuartal 4, Initial Jobless Claims mingguan, dan aktivitas manufaktur.

KOMODITAS: Di sektor lain, sektor Energi juga tergelincir disebabkan oleh pelemahan beberapa saham terkait, walaupun harga MINYAK naik menyusul laporan dari Reuters yang menyebutkan bahwa OPEC+ mempertimbangkan untuk meneruskan pemangkasan produksi di kuartal 2. Seperti diketahui, sejak November tahun lalu OPEC+ telah melakukan pemangkasan produksi sukarela sekitar 2.2 juta barrel per hari pada kuartal pertama tahun ini, walau kesepakatan di antara anggota OPEC+ sendiri sempat diwarnai perdebatan atas ide pembatasan output ini. Nanti malam juga akan dimonitor angka persediaan Minyak Mentah AS yang diperkirakan akan drop 50% dari bulan sebelumnya berhubung US refinery sedang dalam proses maintenance/overhaul.

MARKET EROPA: Di Jerman, GfK German Consumer Climate naik ke level -29 untuk antisipasi bulan Maret (sesuai ekspektasi market), rebound dari dari -29.6 di posisi Februari yang merupakan titik terendah 11 bulan. Dari Eurozone, laporan Consumer Confidence (Feb.) juga akan dipantau hari ini di mana belum akan beranjak jauh dari posisi negative 16.1 di bulan sebelumnya.

Corporate News
BRI (BBRI) Siap Terbitkan Green Bond Rp2,5 Triliun, Update Jadwalnya! PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan kembali menerbitkan obligasi hijau atau green bond pada tahun ini. Nilai green bond yang akan diterbitkan sebesar IDR 2,5 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi, BRI akan menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2024 dengan masa penawaran pada bulan depan atau Maret 2024. Nilai Obligasi sebesar Rp2,5 triliun akan dibagi ke dalam tiga seri. Seri A dengan nilai IDR 1,23 triliun memiliki bunga 6,15% per tahun berjangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Kemudian, Seri B sebesar IDR 879,43 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,25% per tahun, berjangka waktu dua tahun sejak tanggal emisi. Juga tersedia Seri C bernilai IDR 382,9 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,25% per tahun. Seri ini berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi. Sementara, bunga obligasi berwawasan lingkungan terakhir sekaligus jatuh tempo akan dibayarkan pada 25 Maret 2025 untuk Seri A, 15 Maret 2026 untuk Seri B, dan 15 Maret 2027 untuk Seri C. Obligasi hijau tahun ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, BRI menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2023. (Bisnis)

Domestic Issue
Utang Pemerintah Naik Lagi jadi IDR 8.253,09 Triliun, Tertinggi Sepanjang Masa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah pada Januari 2024 mencapai IDR 8.253,09 triliun atau setara dengan 38,75% terhadap produk domestik bruto (PDB). Besaran utang pada awal 2024 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Posisi utang pada awal tahun tersebut kembali meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 yang sebesar IDR 8.114,69 triliun. Kemenkeu menyatakan, rasio utang yang tercatat pada Januari 2024 masih di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40%. Jika dirincikan, mayoritas utang pemerintah pada Januari 2024 tercatat berasal dari utang dalam negeri dengan proporsi 71,60%. Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa SBN yang mencapai 88,19%. Kepemilikan SBN domestik oleh BI tercatat sekitar 18,7% yang digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter. Adapun, asing tercatat hanya memiliki SBN domestik sekitar 14,8%, termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing. (Bisnis)

Recommendation

ID10YT masih menjalani pola konsolidasi – sideways dalam kungkungan Resistance ketiga Moving Average yang berkumpul sekitar yield 6.60%, dan Support di sekitar yield 6.54%. ADVISE: tunggu ke mana arah penembusan sebelum menentukan keputusan investasi; WAIT & SEE.

US10YT masih dalam trend Sideways di sekitar Support MA10/yield 4.30% dan sepertinya masih menunggu data penting PCE price index pekan ini, untuk menentukan apakah hasil data nanti akan mampu membuat US10YT menembus Resistance yield 4.354%, dalam perjalanan menuju TARGET yield: 4.47% – 4.55%/4.66%. ADVISE: WAIT & SEE, BUY ON BREAK/AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.