Today’s Outlook:
MARKET AS: Melonjaknya yield US Treasury menyusul rilis data Retail Sales yang lebih kuat dari ekspektasi, menggarisbawahi ekonomi AS yang resilient dan kembali memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga satu kali lagi sebelum akhir tahun. Imbal hasil obligasi melanjutkan penguatan mereka di mana yield obligasi negara tenor 2 tahun melonjak ke titik tertinggi 17 tahun. Adapun Retail Sales AS naik 0.7% mom pada bulan September, di atas perkiraan para  ekonom pada 0.3%. US Retail Sales Control Group yang punya pengaruh lebih besar terhadap GDP AS, pun naik 0.6% mom, jauh di atas ekspektasi 0.1%. Sementara itu, Industrial Production (Sept.) juga tercatat tumbuh 0.3% mom, lebih kuat dari prediksi 0.1%. Walau peluang naiknya suku bunga di bulan November tetap rendah pada 10%, namun kemungkinan adanya kenaikan pada bulan Desember jadi meningkat ke 42% dari 26% pada minggu sebelumnya, seperti dikutip dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com.

Lebih banyak data ekonomi AS akan dirilis malam ini sekitar jam 19:30 WIB seperti Building Permits (Sept), Housing Starts (Sept), dan tak lupa US Crude Oil Inventories setelah pekan lalu memberikan kejutan level persediaan membuncah di angka 10.176 juta barrel, sangat di luar perkiraan yang hanya 492 barrel. Data di atas akan melengkapi API Weekly Crude Oil Stock yang mencatat stok minyak mentah, bensin, dan minyak sulingan AS yang mana sudah dirilis lebih dahulu dan ternyata anjlok -4.383 juta barrel, jauh lebih rendah dari prediksi -1.267 juta dan melenyapkan stok persediaan minggu sebelumnya 12.94 juta barrel; menjelaskan permintaan yang tinggi atas produk minyak AS.

MARKET EROPA: ZEW Economic Sentiment di Jerman dan wilayah Eurozone memperkirakan kondisi ekonomi yang akan lebih optimis untuk 6 bulan ke depan. Inggris akan umumkan CPI (Sept.) yang diharapkan mampu semakin melandai ke 6.5% yoy, dari posisi 6.7% di bulan Agustus. Sore harinya, giliran Eurozone yang akan publikasikan level CPI (Sept.) mereka yang mana juga diperkirakan mampu mendingin ke angka 4.3% yoy, dari pembacaan 5.2% pada bulan sebelumnya. Sebagai penutup, komentar ECB President Christine Lagarde pastinya akan ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar.

MARKET ASIA: Hari ini para pelaku pasar akan memantau ketat data GDP China untuk kuartal 3/2023 yang mana diramalkan melemah ke level 4.4% yoy, dari pertumbuhan masif kuartal sebelumnya pada 6.3%. Sejumlah data lain yang menjelaskan trend pertumbuhan ekonomi di sana juga akan menyusul kemudian seperti: Industrial Production (Sept.), Retail Sales (Sept.), dan tak lupa Unemployment Rate (Sept.) yang diperkirakan tak akan banyak berubah dari posisi 5.2% pada bulan Agustus.

MARKET INDONESIA: Animo market cenderung berhati-hati menunggu keputusan RDG BI esok hari terkait suku bunga BI7DRR mengenai apakah masih layak ditahan di level 5.75% mengingat chance kelanjutan suku bunga AS dan usaha stabilisasi Rupiah di mana nilai tukar masih tak bergeming dari titik tertinggi dalam hampir 10 bulan di IDR 15,734/USD. Para investor dan trader Indonesia juga akan semakin perhatikan peta politik terkait Pilpres 2024 di mana pekan ini mulai akan diumumkan para Calon Wakil Presiden dari kedua paslon yang tersisa, Ganjar & Prabowo.

Corporate News
PT SMF Terbitkan Social Bond IDR 8 T untuk Danai Program Rumah Subsidi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau PT SMF menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerbitkan social bond. yang BUMN di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang bergerak di pembiayaan sekunder perumahan tersebut akan menggunakan dana yang didapat dari penerbitan social bond untuk program KPR rumah bersubsidi. Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan Indonesia saat ini sedang bertransisi menuju keuangan berkelanjutan yang dimotori oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan dukungan Asian Development Bank (ADB), lanjutnya, SMF akan menerbitkan model instrumen baik konvensional maupun syariah, yakni obligasi sosial dan sukuk musyarakah. “Jumlah maksimum untuk bayangan konvensional adalah setara dengan sekitar IDR 8 triliun dan sekitar USD 530 juta. Dan Syariahnya IDR 1.5 triliun, kurang lebih IDR 100 juta,” kata Ananta. “Kemudian dana yang diperoleh 100 persen akan digunakan untuk mendukung KPR bersubsidi pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena backlog perumahan di Indonesia sudah 12.7 juta,” pungkasnya. (Kumparan)

Domestic Issue
Pemerintah Kantongi IDR 10.2 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Pemerintah mengantongi IDR 10.2 triliun dana segar lewat lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (17/10/2023). Ada 7 seri SUN yang dilelang yaitu SPN03240117, SPN12241017, FR0095, FR0100, FR0098 FR0097, dan FR0089. Adapun total penawaran lelang SUN yang masuk mencapai IDR 16.9 triliun. FR0100 jadi seri SUN yang paling banyak penawarannya yakni mencapai IDR 6.7 triliun. Sementara FR0095 mencatatkan penawaran IDR 3.2 triliun, FR0098 IDR 3.1 triliun, FR0097 IDR 2.1 triliun, FR0089 IDR 1.1 triliun, SPN12241017 IDR 340 miliar, dan SPN03240117 IDR 135 miliar. Adapun sebelumnya, pada lelang SUN ini pemerintah mematok target indikatif IDR 19 triliun dan target maksimal IDR 28.5 triliun. (Kompas)

Recommendation
US10YT kembali melaju menuju TARGET atau resistance dari level previous High pada yield 4.884% ; up to Target upper channel sekitar 5.0%. ADVISE : Average Up accordingly.

ID10YT lanjutkan penguatan yield menuju Resistance terdekat yaitu jajaran MA20 & MA10 di sekitar yield 6.885% – 6.902%. Selepas dua barrier Moving Average tersebut maka ID10YT akan kembali menghampiri level previous High di wilayah atas yield 7.0%. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.