Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor tak lagi terlalu terpaku pada isi Notulen Rapat The Fed Januari lalu yang menunjukkan bahwa kebanyakan pejabat bank sentral masih ragu untuk segera memangkas suku bunga. Para pembuat kebijakan juga belum dapat memastikan sampai kapan kebijakan moneter ketat ini akan berlangsung. Yield US Treasury bereaksi dengan tetap berada di titik tertinggi intraday, di mana obligasi tenor 2tahun yang sensitif dengan pergerakan suku bunga naik 4bps ke level 4.655%. Indikator ekonomi penting yang dinantikan malam ini : Initial Jobless Claims (consensus : 218ribu versus previous : 212ribu), S&P Global US Manufacturing PMI (Feb), Existing Home Sales (Jan), and Crude Oil Inventories.

MARKET ASIA & EROPA : Hari DATA PMI juga akan dinantikan di sejumlah negara Asia & Eropa, such as dari Jepang, Germany, Eurozone, dan Inggris. Lebih penting lagi, Eurozone akan mengumumkan tingkat Inflasi bulan Januari yang diperkirakan berada sekitar 2.8% yoy, sedikit mendingin dari 2.9% bulan sebelumnya.

INDONESIA : Bank sentral menetapkan BI7DRR tetap di posisi 6.0% dengan bunga acuan deposito dan tingkat bunga kredit tak bergeming pula masing-masing di level 5.25% dan 6.75%.

Corporate News
Pegang Izin Right Issue, PYFA Jajakan Obligasi IDR 400 Miliar Pyridam Farma (PYFA) bakal menawarkan surat utang dengan jumlah pokok IDR 400 miliar. Obligasi berkelanjutan I tahap III tahun 2024 itu, dibekali suku bunga 9,50 persen per tahun dengan durasi dua tahun. Bunga pertama akan dibayarkan 23 Mei 2024. Obligasi  tersebut menyandang peringkat idBBB+ dari Kredit rating Indonesia. Penjamin pelaksana emisi Aldiracita Sekuritas Indonesia, dan Sinarmas Sekuritas dengan wali amanat Bank KB Bukopin (BBKP). Masa penawaran umum obligasi 21-22 Februari 2024, dan pencatatan di BEI pada 28 Februari 2024. Dana hasil obligasi sekitar 60 persen untuk biaya modal kerja, dan biaya operasional. Sedang sisanya untuk belanja modal. Sebelumnya, emiten farmasi ini, telah mengantongi restu untuk menggelar right issue maksimal 16 miliar lembar dengan nilai nominal IDR 100 per saham. (Emiten News)

Domestic Issue
Pefindo Sebut Belum Ada Leasing yang Terbitkan Obligasi Hijau PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan belum ada perusahaan pembiayaan (multifinance) atau leasing yang mengambil pendanaan lewat jalur surat utang berkelanjutan atau obligasi hijau (green bonds). Economic Research Division Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan bahwa industri multifinance lebih banyak berfokus pada pembiayaan komersial, salah satunya seperti pembiayaan kendaraan bermotor. Ahmad menuturkan bahwa pada sektor produktif, segmen utama industri pembiayaan adalah sektor komoditas, pertambangan dan konstruksi. Menurutnya, segmen tersebut cukup sensitif dengan isu keberlanjutan. Namun, Pefindo tak memungkiri bahwa ada ruang untuk memberikan pinjaman berkelanjutan di sektor produktif ke perusahaan pembiayaan yang beroperasi secara ramah lingkungan. Hal itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk efektif mendorong perusahaan multifinance untuk menerbitkan surat utang di pasar domestik. (Bisnis)

Recommendation

Ditunggu break out US10YT ke atas yield 4.332% – 4.40% untuk melanjutkan kenaikan menuju TARGET dari pola INVERTED HEAD & SHOULDERS di sekitar yield 4.664% . ADVISE : AVERAGE UP accordingly. Support : yield 4.282% – 4.173%.

ID10YT berpotensi menutup GAP yang terjadi kemarin dengan pullback ke support terdekat yaitu jajaran tiga Moving Average di sekitar yield : 6.636% – 6.614%. ADVISE : bisa gunakan momentum pelemahan tersebut (if any) sebagai kesempatan untuk BUY ON WEAKNESS. TARGET yield : 6.75%.

Download full report HERE.