Today’s Outlook:
MARKET AS: Dari sudut data ekonomi, klaim pengangguran AS terlihat ringan, namun penjualan ritel menunjukkan peningkatan yang di luar dugaan. Initial Jobless Claims turun 19.000 menjadi 202.000 untuk pekan yang berakhir 9 Desember. Meskipun angka tersebut di bawah perkiraan para ekonom, namun beberapa pihak masih melihat adanya potensi melemahnya dunia usaha di masa depan, khususnya usaha kecil yang semakin lambat merekrut pekerja secara keseluruhan, sehingga ditakutkan lambat laun akan mengarah kepada PHK yang lebih masif.

Di sisi lain, kekuatan belanja konsumen terus menguat, dengan penjualan ritel AS secara tak terduga naik 0.3% mom pada bulan November karena musim belanja liburan dimulai dengan cepat. Angka ini lebih baik dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters bahwa penjualan ritel AS turun tipis 0,1%; dan juga berhasil bangkit dari penurunan 0.2% pada bulan Oktober. Secara tahunan, US Retail Sales naik 4,1% yoy di bulan November. Meskipun lajunya melambat karena rumah tangga menyesuaikan diri dengan biaya dan harga pinjaman yang lebih tinggi, hal ini masih cukup untuk mencegah resesi. Para analis menilai ketahanan konsumen memberikan kredibilitas bagi The Fed untuk mencapai soft landing, namun di satu sisi juga menjadi sinyal bagi pasar bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan pasar saat ini.

MARKET EROPA & ASIA: Menyusul keputusan Federal Reserve Kamis dini hari kemarin, Bank of England dan European Central Bank turut mempertahankan suku bunga tak berubah di posisi masing-masing saat ini: 5.25% dan 4.5%. Kabar baik dari Jepang yang laporkan Industrial Production (Okt.) meningkat 1.3% mom, yang mana di atas estimasi serta bila dibandingkan pertumbuhan 0.5% pada bulan sebelumnya. Hari ini akan dipantau serangkaian data Industrial Production dan perkiraan awal PMI (Des.) dari negara-negara utama di ketiga benua: Asia, Eropa, dan AS.

KOMODITAS: Harga Minyak naik 3% pada perdagangan hari Kamis melanjutkan kenaikan sesi sebelumnya, didorong oleh melemahnya US Dollar dan karena International Energy Association (IEA) menaikkan perkiraan permintaan Minyak untuk tahun depan. Brent ditutup naik 3.2%, pada USD76.61 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup menguat 3%, menjadi USD71.58. Pasar Minyak telah berhasil rebound setelah jatuh ke level terendah dalam hampir 6bulan pada sesi hari Rabu. Dalam laporan bulanannya, IEA memperkirakan konsumsi minyak dunia akan meningkat sebesar 1.1 juta barel per hari (bpd) pada tahun 2024, naik 130,000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya ; berkat perbaikan prospek ekonomi AS dan harga Minyak yang lebih rendah memicu permintaan yang lebih banyak. Adapun perkiraan tahun 2024 ini kurang dari setengah perkiraan OPEC+.

Harga juga mendapat sentimen positif dari US Dollar yang melemah ke titik terendah dalam 4 bulan setelah Federal Reserve AS pada hari Rabu mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih rendah untuk tahun 2024. Para trader Minyak akan memasuki tahun 2024 dengan kekhawatiran yang semakin besar mengenai isu perlambatan ekonomi dan over-supply, sementara ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dapat memicu volatilitas harga. Patokan harga Brent rata-rata sekitar USD80 per barel tahun ini. Survei Reuters terhadap 30 perkiraan ekonom dan analis menunjukkan minyak mentah Brent rata-rata berada di level USD84.43 per barel pada tahun 2024.

MARKET INDONESIA: Para pelaku pasar Indonesia akan memonitor angka Trade Balance (Nov.) yang diramal akan keluar surplus USD3.05 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Adapun perbaikan Ekspor & Impor masih agak tertatih-tatih namun ada harapan bahwa Impor bulan November akan mampu tumbuh positif 0.2% yoy dibanding bulan Oktober yang masih dalam wilayah negatif.

Corporate News
Mandala Finance (MFIN) Punya Obligasi Jatuh Tempo IDR 800 Miliar pada 2024 Perusahaan pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance menyampaikan nilai surat utang perusahaan atau obligasi yang akan jatuh tempo mencapai IDR 800 miliar pada 2024. Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana mengatakan untuk membayar kewajiban obligasi yang akan jatuh tempo tersebut, emiten bersandi saham MFIN itu sudah mempersiapkan dana yang berasal dari dana internal perusahaan, pinjaman bank, maupun penerbitan surat utang baru. Christel menuturkan bahwa Mandala Finance berupaya agar biaya dana (cost of fund) terjaga agar perusahaan terus berada dalam kondisi yang optimal secara finansial. Adapun untuk tahun depan, Christel mengatakan bahwa penerbitan obligasi akan dilakukan sesuai dengan rencana target funding perusahaan pada 2024 yang sesuai dengan kebutuhan target penyaluran pembiayaan. (Bisnis)

Domestic Issue
DJPPR Sebut Utang Indonesia Digunakan untuk Pembangunan Perekonomian Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyatakan bahwa produktivitas perekonomian ditunjang oleh pembiayaan dari pinjaman luar negeri. Direktur Pinjaman dan Hibah DJPRR Dian Lestari menyatakan pinjaman yang diterima pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri pada akhirnya memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. “Kita selalu pastikan bahwa pinjaman itu memberikan manfaat bagi Indonesia, sehingga pembiayaannya dari pinjaman itu mendorong produktivitas atau memberikan multiplier effect yang manfaat ekonominya melebihi cost yang dikeluarkan,” kata Dian seperti dikutip di Jakarta, Kamis (14/12). Menurut Dian, beberapa contoh proyek yang dibiayai dari pinjaman, dan telah memberikan dampak luas bagi masyarakat, di antaranya, pembangunan jalan tol Cisumdawu, jalan tol Medan-Kualanamu, jalan tol Solo-Kertosono, pembangunan Pelabuhan Patimban, MRT Jakarta, PLTA Asahan III, RSAU Sutomo Pontianak, dan Pamsimas II. “Pembangunan tol itu dapat memperkuat konektivitas antar daerah sehingga akan mempercepat jalur distribusi. Hal ini akan merangsang pertumbuhan perekonomian di daerah-daerah sekitarnya,” jelasnya. Dian membeberkan bahwa pinjaman diperlukan karena pemerintah tengah menerapkan APBN yang ekspansif untuk meniti jalan menuju negara maju. Hal itu dibutuhkan agar ada ruang defisit yang harus ditutup melalui strategi pembiayaan. Saat ini terdapat dua skema yang digunakan, yaitu melalui Surat Berharga Negara (SBN) dan Pinjaman. Berdasarkan data Kemenkeu per 31 Oktober 2023, posisi utang Indonesia mencapai IDR 7,950.52 triliun, atau setara 37.68 persen dari GDP. Ini jauh di bawah batas rasio utang yang diperbolehkan UU No. 1/2003, yaitu 60 persen dari PDB. (JPNN)

Recommendation
US10YT limited downside potential, finally telah sampai pada Support lower channel – downtrend , di kala RSI pun masuk ke wilayah Oversold. ADVISE: antisipasi technical rebound walau masih well within its downtrend channel. Resistance yield : 4.060% / 4.098% / 4.156% – 4.20%.

ID10YT terhalang oleh Resistance dari level previous High pada yield 6.75%, menunjukkan usaha technical rebound ini masih rapuh. Apabila pullback harus terjadi maka ID10YT akan menguji Support terdekat: MA20 & MA10 pada yield 6.647% – 6.633%. ADVISE : HOLD ; Average Up accordingly. Next Resistance : MA50 pada yield 6.82%.

Download full report HERE.