Today’s Outlook:
MARKET AS: Federal Reserve memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga (sesuai ekspektasi), namun memberi indikasi akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu lamanya dan satu kali kenaikan lagi tahun ini. Federal Open Market Committee atau FOMC menetapkan suku bunga tetap di level saat ini 5.25%-5.50% setelah bukti-bukti menunjukkan bahwa 11 kali kenaikan suku bunga sejauh ini telah mulai nyata memerangi Inflasi. Core Personal Consumption Expenditures Index (Core PCE) yang dipantau ketat oleh The Fed sebagai acuan yang lebih akurat atas Inflasi, telah melunak ke level 4.3% (dari 4.7%) pada bulan Agustus, merupakan laju paling lambat sejak September 2021. Namun demikian, FOMC tetap mempertahankan perkiraan awal bahwa suku bunga akan bertengger di level 5.5% – 5.75% tahun ini (atau 5.6% di tengah-tengah), menurut kesimpulan proyeksi ekonomi yang turut mendampingi kebijakan moneter. Di sisi lain, Federal Reserve Chairman Jerome Powell mengeluarkan nada yang lebih hawkish atas tanda-tanda menguatnya ekonomi yang akan bisa mendorong Inflasi kembali naik. Untuk tahun depan, The Fed melihat suku bunga acuan akan berada di level 5.1%, membuka ruang untuk dua kali pemotongan pada tahun 2024, dibanding proyeksi 4 rate cut sebelumnya. Sedangkan untuk tahun 2025, suku bunga diprediksi akan drop ke level 3.9%, kemudian lanjut merosot ke tingkat 2.9% di tahun 2026. Inflasi tahun 2024 diperkirakan bisa melandai ke tingkat 2.6%, dan lanjut mendingin ke level 2.3% di 2025, sebelum akhirnya mampu mencapai Target The Fed 2% di tahun 2026.

Kuatnya ekonomi AS yang cukup mengejutkan banyak pihak, akhirnya memaksa para pembuat kebijakan The Fed untuk meng-upgrade outlook ekonomi ke depannya. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diestimasi akan bisa mencapai level 2.1%, lebih dari dua kali prediksi awal 1% seperti yang diungkapkan pada rapat Juni lalu, dengan forecast untuk tahun 2024 juga dinaikkan menjadi 1.5% dari 1.1% prediksi sebelumnya. Dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat ini, terbuka juga kemungkinan satu kali kenaikan suku bunga di kuartal 1/2024 apabila Inflasi terbukti picking-up. Tak pelak pemikiran tersebut membuat yield US Treasury tenor 2 tahun dan 10 tahun melonjak ke titik tertinggi dalam satu dekade. Obligasi tenor 2 tahun (yang paling sensitif terhadap perubahan suku bunga), naik ke 5.12%, titik tertinggi sejak 2006, setelah agak drop sedikit ke titik Low kemarin 5.049%.

MARKET ASIA : Di pekan yang sarat dengan keputusan beberapa bank sentral terkait suku bunga, China telah menetapkan suku bunga acuan jangka pendek dan jangka panjang (5 year) tetap tak berubah di level mereka masing-masing, yaitu 3.45% dan 4.20%. Siang nanti sekitar jam 14.30WIB giliran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan ambil suara mengenai posisi BI7DRR yang apakah akan kembali ditahan tetap di level 5.75%, seperti yang telah terjadi sejak Januari lalu.

MARKET EROPA : Inggris merilis angka Inflasi (Agus.) di level 6.7% yoy, berhasil lebih jinak dari prediksi 7.0% dan juga turun sedikit dari periode sebelumnya 6.8%. Ini merupakan masukan penting bagi Bank of England yang akan menetapkan keputusan suku bunga sore nanti sekitar jam 18.00 WIB di mana market sudah mem price in kemungkinan naik 25 bps ke level 5.5%. Jerman kemarin mengumumkan angka Inflasi di tingkat produsen yang ternyata deflasinya sesuai ekspektasi pada minus 12.6% yoy, lebih dari dua kali lipat bulan sebelumnya pada deflasi -6.0%.

KOMODITAS : Harga Minyak jatuh pada perdagangan Rabu di mana WTI merosot dari singgasana harga USD90/barrel, setelah Federal Reserve mengingatkan bahwa akan ada kenaikan suku bunga sekali lagi sebelum tutup tahun, menutupi kenyataan bahwa adanya drop pada persediaan Minyak mentah AS. Adapun West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di New York, turun ke harga USD89.66/barrel dari harga tertinggi hari Selasa USD92.43 (titik tertinggi sejak November 2022), sedangkan Brent kini bertengger di harga USD93.53/barrel, kempis 0.9% juga kemarin sama seperti WTI, merosot dari titik tertinggi 10 bulan pada USD95.94 pada hari Selasa kemarin.

Corporate News
Voksel Electric (VOKS) Emisi Surat Utang IDR 250 Miliar PT Voksel Electric Tbk (VOKS) berencana menerbitkan surat utang senilai IDR 250 miliar. Obligasi Berkelanjutan II PT Voksel Electric Tbk (VOKS) Tahap I/2023 ini telah memperoleh peringkat idA- (Single A Minus) dari Kredit Rating Indonesia (KRI). Meski belum ditentukan tingkat bunga obligasi, namun dalam prospektus ringkas disebut bahwa pembayaran bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 9 Januari 2024, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo pada 9 Oktober 2026. (Bareksa)

Domestic Issue
Lelang Surat Utang RI Sepi, DJPPR Lakukan Jurus Ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menaikkan nominal hasil lelang yang dimenangkan dalam lelang surat berharga atau surat utang beberapa hari terakhir. Direktur Jenderal PPR Suminto mengakui, dalam periode dua lelang beberapa hari terakhir, pihaknya meningkatkan nominal hasil lelang yang dimenangkan dari target indikatif. “Benar bahwa dalam dua lelang terakhir kami upsizing di mana tanggal 12 september untuk lelang SBSN dari target IDR 6 triliun kami menangkan IDR 9 triliun,” kata Suminto saat konferensi pers APBN secara daring, Rabu (20/9/2023). “Dan pada 19 September untuk lelang SUN dari target IDR 13 triliun kami naikkan menjadi IDR 15.8 triliun. Dengan demikian kami melakukan upsizing IDR 5.8 triliun,” tegasnya. Suminto pun menjelaskan alasannya melakukan upsizing saat lelang tersebut. Menurutnya, keputusannya ini sebatas untuk menambal sepinya hasil lelang pada Agustus lalu sehingga menyebabkan kekurangan atau shortfall hasil lelang. Walaupun terjadi shortfall hasil lelang pada bulan lalu, Suminto memastikan, strategi penerbitan surat utang ke depan masih akan sesuai target APBN 2023, dan strategi yang digunakan masih sama, yakni fleksibel dan oportunistik. (CNBC Indonesia)

Recommendation
US10YT akhirnya mampu tembus Resistance dari level previous High yield 4.366%. TARGET : upper channel di sekitar 4.542%. ADVISE : let your profit run ; selama yield masih di atas MA10 = belum urgent utk jual. Support : 4.322%.

ID10YT berada di area Resistance upper channel pada range : yield 6.789% – 6.85% dengan candle serupa Shooting Star ; sementara RSI pun masih konsisten menunjukkan negative divergence. ADVISE : SELL ON STRENGTH sekitar area resistance. Support yield : 6.748% / 6.692% / 6.668% / 6.556%.

Download full report HERE.