-GOVERNMENT BONDS-
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ekspor Indonesia bulan Februari 2021 senilai USD 15,2 miliar, tumbuh 8,5% YoY. Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus. Di sisi lain, tumbuhnya impor setelah terpuruk selama 19 bulan beruntun akibat pandemi Covid-19, justru menjadi pendorong kenaikan yield SUN perdagangan awal pekan ini. Pertumbuhan impor mengindikasikan sinyal pemulihan ekonomi domestik yang mulai menggeliat. Bagi pelaku pasar Surat Utang Negara (SUN), pemulihan ekonomi Indonesia berpeluang membuat investor melepas obligasi yang sebagai aset safe haven, dan mulai beralih ke aset berisiko seperti saham. Yield SUN benchmark 5-tahun dan 10-tahun, masing-masing ditutup di level 5,82% dan 6,71%, berdasarkan data NH Korindo Sekuritas Indonesia.
-CORPORATE BONDS-
Tunas Baru Lampung Tawarkan Kupon Hingga 8%. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) akan menerbitkan obligasi UDS 400 juta atau setara dengan IDR 5,6 triliun. Tunas Baru Lampung akan menerbitkan obligasi ini dengan tenor 5-tahun atau pada waktu lain yang disepakati. Perseroan menyebutkan indikatif tingkat suku bunga berada dalam rentang 6% sampai dengan maksimal 8%. Nilai penerbitan obligasi global ini setara dengan 95,8% dari ekuitas TBLA per Desember 2020 dengan kurs pada akhir tahun lalu IDR 14.105 per dolar AS. Adapun, Tunas Baru akan menggunakan dana obligasi ini untuk: Pertama, membeli kembali atau melunasi atau membayar guaranteed senior notes sebesar USD 250 juta dengan bunga 7% yang diterbitkan oleh TBLA International dan akan jatuh tempo 2023. Kedua, melunasi utang obligasi TBLA sebesar IDR 1,5 triliun yang merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan Tahap I Tunas Baru Lampung dan jatuh tempo tahun 2023 dan 2025. Ketiga, menurunkan utang jangka pendek TBLA. (Kontan)
-MACROECONOMY-
Neraca Dagang Surplus USD 2 Miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2 miliar secara bulanan pada Februari 2021. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus USD 1,9 miliar pada Januari 2021, tapi masih lebih rendah dari surplus USD 2,3 miliar pada Februari 2020. Secara total, akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD 3,9 miliar pada Januari-Februari 2021. Nilainya lebih tinggi dari surplus USD 1,8 miliar pada Januari-Februari 2020. BPS mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai USD 15,2 miliar pada Februari 2021 atau turun 0,19% dari USD 15,3 miliar pada Januari 2021. Secara tahunan, nilainya naik 8,5% dari Februari 2020. Sedangkan nilai impor mencapai USD 13,2 miliar. Nilainya turun 0,4% dari USD 13,3 miliar pada bulan sebelumnya. Namun secara tahunan masih naik 14,8%. (CNN Indonesia)
-RECOMMENDATION-
Ekspektasi Yield Tinggi dan Penantian BI 7-DRRR. Sentimen tersebut akan mewarnai lelang SUN hari ini, menawarkan seri FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089; serta SPN03210616 dan SPN12220303. Investor tetap mencermati masih tingginya yield UST dan surplus neraca perdagangan Indonesia serta pulihnya tingkat impor Indonesia. Kenaikan impor Indonesia mengindikasikan sinyal pemulihan ekonomi domestik, berpeluang membuat investor lebih minati berinvestasi pada saham dibanding obligasi yang bersifat safe haven. Adapun review lelang SUN sebelumnya, baik hasil lelang SUN (02/03) maupun lelang Green Shoe Option (03/03), secara total tidak memenuhi target indikatif minimal yang ditetapkan pemerintah senilai IDR 30 triliun.