Today’s Outlook:
Dow Jones dkk ditutup lebih rendah pada hari Jumat di mana rata-rata penurunan mereka terbatas up to -0.5%, namun berhasil hentikan kenaikan beruntun tiga minggu karena investor menimbang prospek merosotnya demand smartphone Apple dan laporan tenaga kerja bulan Juli yang menunjukkan penerimaan pegawai baru lebih rendah dari estimasi, tetapi ada kenaikan upah mengancam bangkitnya kembali inflasi. Perekonomian AS menciptakan 187.000 pekerjaan baru pada bulan Juli seperti dijelaskan oleh angka Nonfarm Payrolls, meleset dari perkiraan ekonom sebesar 200.000, tetapi Upah rata-rata per jam meningkat 0.4% mom dan 4.4% yoy ; dan turunnya tingkat pengangguran secara tidak terduga di mana Unemployment Rate saat ini berada di tingkat 3.5% menunjukkan kesimpulan bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat dan Federal Reserve kemungkinan memiliki lebih banyak tugas yang harus dilakukan untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Yield US Treasury, drop atas pemikiran bahwa The Fed mungkin telah memberikan kenaikan terakhirnya bulan lalu karena pengetatan yang disampaikan sejauh ini tampaknya memang nyata memperlambat ekonomi dan pasar tenaga kerja.

Hari ini Indonesia akan melaporkan Cadangan Devisa (Juli) dan yang terpenting adalah GDP 2Q23 yang diprediksi akan melemah ke level 4.93% yoy dibanding kuartal sebelumnya 5.03% ; namun pertumbuhan secara kuartalan dipercaya akan lebih kuat sebesar 3.72% qoq, daripada -0.92% pada kuartal 1Q23. Laporan Foreign Reserve (Juli) juga akan keluar dari Jepang dan China. Siang harinya akan diperhatikan data-data dari benua Eropa yaitu Halifax House Price Index (Juli) dari Inggris dan German Industrial Production (Juni).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa di 2023 ini ekonomi dunia gelap gulita karena pertumbuhannya diprediksi hanya 2.1%, turun drastis dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang 6.3%. Adapun indikator PMI Manufaktur pada Juni 2023, mayoritas sebesar 61.9% dari negara G20 dan ASEAN-6 mengalami kontraksi, di antaranya adalah AS, Eropa, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Italia, Brazil, Afrika Selatan, dan Singapura. Sebanyak 23.8% yang ekspansinya melambat, antara lain China, Thailand, Filipina, India, dan Rusia. Kemudian hanya 14.3% yang mengalami ekspansi dan akselerasi,

Corporate News
Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Siapkan Dana lLnasi Obligasi IDR 528.8 Miliar PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Bersiap untuk melakukan pelunasan Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2020 Seri A. Emiten produsen bahan kimia ini menyiapkan dana sebesar IDR 528.8 miliar untuk melakukan pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2020 Seri A yang akan jatuh tempo pada tanggal 26 Agustus 2023. “Pembayaran pokok Obligasi beserta kupon terakhir tersebut akan dibayarkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai ketentuan yang berlaku,” tulis Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat kemarin (4/8). (Kontan)

Domestic Issue
Sri Mulyani Lelang SUN Selasa Depan, Penawaran Diprediksi IDR 40 Triliun Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) melaksanakan lelang 8 seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, (8/8/2023) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2023. Penawaran masuk diprediksi hingga IDR 40 triliun. Pemerintah menetapkan target maksimal IDR 21 triliun sedangkan target indikatif IDR 14 triliun. Lelang akan dibuka pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, sedangkan tanggal setelmen jatuh pada Kamis, (10/8/2023). Berdasarkan pengumuman di laman resmi DJPPR dikutip Minggu, (6/8/2023), SUN yang akan dilelang terbagi dalam dua jenis yakni Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sebanyak dua seri dan Obligasi Negara (ON) sebanyak 6 seri. Tenor obligasi negara yang ditawarkan pun beragam mulai dari 5 tahun hingga 28 tahun, dan tingkat kupon sebesar 6,37 persen sampai 7,37 persen. Adapun, pada lelang ini kembali ditawarkan Seri FRSDG001 yang merupakan seri (SDGs) Bond pertama yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. (Bisnis)

Recommendation
Uptrend US10YT relative masih intact dan saat ini menggantungkan harapan pada Support terdekat yaitu MA10 / yield 4.026%. TARGET : kembali ke titik High yield 4.206%. ADVISE : Buy on Weakness. ID10YT lansgung meluncur ke TARGET yield 6.384% selepas lolos dari Resistance MA50 , menempatkan yield 6.30% sebagai Support terdekat saat ini . Selangkah lagi mencapai Resistance upper channel jk.panjang (Downtrend) pada yield 6.435%. ADVISE : Sell on Strength, or set your Trailing Stop.

Download full report HERE.