Today’s Outlook:
MARKET AS: Dolar AS dan imbal hasil Treasury sedikit melemah karena investor menunggu data inflasi AS minggu ini dan mempertimbangkan kapan bank sentral AS mungkin mulai memangkas suku bunga. Laporan Federal Reserve New York mengatakan konsumen memperkirakan inflasi yang lebih rendah serta pendapatan dan belanja yang lebih lemah selama beberapa tahun ke depan. Data harga konsumen AS untuk bulan Desember, yang dirilis pada hari Kamis, diperkirakan menunjukkan inflasi utama naik 0,2% pada bulan tersebut, dengan kenaikan tahunan sebesar 3,2%. Namun sebelum itu data Trade Balance AS bulan Nov akan rilis terlebih dahulu malam nanti dengan fokus perhatian pelaku pasar pada pertumbuhan Ekspor & Impor mereka. Sementara itu, para investor saham menantikan hasil kuartalan dari perusahaan. Bank-bank besar termasuk JPMorgan Chase sedang memulai periode pelaporan kinerja berikutnya dengan hasil keuangan yang akan dirilis pada hari Jumat.

Dolar turun 0,3% terhadap yen menjadi 144,21, sementara indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, turun 0,2% pada 102,28. Pada perdagangan sore, imbal hasil benchmark Treasury 10-tahun turun tiga basis poin (bps) menjadi 4,011%.

KOMODITAS: Harga MINYAK rontok hampir 5% pada hari Senin setelah Arab Saudi memangkas harga ekspor minyak mentah Asia ke level terendah dalam 27 bulan, menambah narasi saat ini bahwa permintaan global masih lemah . Namun, terlepas dari kekhawatiran terhadap aktivitas ekonomi global, kedua harga acuan tersebut sempat naik lebih dari 2% pada minggu lalu karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah menyusul serangan militan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah, sehingga memicu ganggu an keamanan pada aktivitas pelayaran di wilayah tersebut.

Di pasar logam mulia, harga EMAS turun ke level terendah dalam tiga minggu alias merosot lebih dari 1% di awal perdagangan. MARKET EROPA: Roda ekonomi Eropa bergulir semakin bersemangat dengan German Trade Balance (Nov) kembali catatkan surplus pada EUR 20.4 miliar dengan catatan pertumbuhan Ekspor & Impor di bulan Nov yang tinggi di atas ekspektasi, masing2 di angka 3.7% mom dan 1.9% mom, bangkit dari teritori negatif di bulan sebelumnya. German Factory Orders (Nov) pun mulai bertumbuh positif 0.3% mom, membalikkan angka negatif 03.8% di bulan sebelumnya. Eurozone akan memantau Unemployment Rate (Nov) malam ini di mana diprediksi masih stuck di angka 6.5%.

MARKET ASIA: Hari ini Jepang akan laporkan sejumlah data ekonomi seperti Household Spending (Nov), di mana diperkirakan belanja rumah tangga warga Jepang di bulan Nov menunjukkan trend semakin drop dari bulan sebelumnya. Oleh karena itu, tak heran Tokyo CPI & Core CPI (Dec) pun diramalkan mendingin ke level 2.4% yoy dan 2.1% yoy respectively, turun dari posisi sebelumnya di bulan Nov.

INDONESIA : Cadangan Devisa Indonesia meningkat menjadi USD 146,4 miliar pada Desember 2023 dari USD 138,1 miliar pada
bulan sebelumnya. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar sejak September 2021, didukung oleh pendapatan pajak dan jasa serta
pinjaman luar negeri pemerintah. Bank sentral mencatat cadangan devisa tersebut setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah.

Corporate News
Danareksa Terbitkan Obligasi IDR 3 Triliun, Pefindo Beri Rating idAA PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan
peringkat “idAA” untuk rencana penerbitan Obligasi VIII oleh PT Danareksa (Persero) dengan nilai sebesar-besarnya sampai dengan
IDR 3.0 triliun. Pada saat yang sama, PEFINDO juga menegaskan peringkat “idAA” untuk Danareksa dan obligasi Danareksa yang masih
beredar. Prospek atas peringkat Perusahaan adalah “stabil”. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari
Pemerintah Indonesia untuk DNRK. Peringkat tidak dipengaruhi oleh profil kredit standalone DNRK, yang mencerminkan profil bisnis
yang terdiversifikasi, fleksibilitas keuangan yang cukup baik, dan proteksi arus kas dan likuiditas yang di bawah rata-rata. Peringkat
dapat dinaikkan jika PEFINDO melihat kemungkinan dukungan yang lebih kuat dari pemegang saham. Hal ini juga harus diikuti dengan
perluasan peran atau kontribusi yang lebih besar untuk pemerintah dan untuk masing-masing sektor yang menjadi cakupannya. Di sisi
lain, PEFINDO dapat menurunkan peringkat jika terdapat pengurangan material dalam hal dukungan dan komitmen dari Pemerintah
Indonesia. (Emiten News)

Domestic Issue
Pemerintah Bakal Terbitkan SBN Ritel 8 Kali pada 2024 Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan menerbitkan 8 Surat Berharga Negara (SBN) ritel untuk tahun 2024. Jadwal terdekat adalah penerbitan ORI025 pada 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Kemudian, SR020 pada 4 Maret – 27 Maret 2024, ST012 pada 26 April – 29 Mei 2024, SBR013 pada 10 Juni – 4 Juli 2024, SWR005 pada 26 April – 17 Juli 2024, SR021 pada 23 Agustus – 18 September 2024, ORI026 pada 30 September – 24 Oktober 2024, serta ST013 pada 8 November – 4 Desember 2024. Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, SBN ritel yang akan diterbitkan mempunyai fitur beragam. Misalnya, SBN ritel dengan format konvensional atau syariah, tradable atau non-tradable, serta dengan pilihan tenor 2-6 tahun. Dari 8 penerbitan SBN ritel tersebut, Kementerian Keuangan menargetkan dapat memperoleh dana segar IDR 100 triliun- IDR 160 triliun. Kementerian Keuangan akan mempertimbangkan imbal hasil menarik bagi investor dan cukup adil bagi pemerintah selaku penerbit. (Kontan)

Recommendation
US10YT tampaknya pullback sejenak menguji Support MA10 & MA20 yang telah goldencross di sekitar yield 3.93-3.94%. Basically US10YT punya Target naik ke sekitar yield 4.221-4.58% segera sesudah yield level psikologis 4.0% mampu ditembus. ADVISE : BUY ON WEAKNESS.

ID10YT lakukan penembusan MA50 dengan demikian semakin memperbesar peluang naik yield ID10YT ke arah Target 6.95-6.96%. ADVISE : BUY, or Average Up accordingly.

Download full report HERE.