Today’s Outlook:

MARKET AS: Data ekonomi dan komentar dari pejabat Federal Reserve menunjukkan bahwa bank sentral AS sepertinya mungkin tak bisa memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Data ekonomi menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap tangguh, karena klaim pengangguran mingguan tidak berubah dari minggu sebelumnya sebesar 212,000 sementara Philadelphia Fed Manufacturing Index (Apr.) naik ke level tertinggi dalam dua tahun, dengan angka 15.5 yang jauh lebih tinggi dari estimasi 1.5 dan 3.2 pada periode sebelumnya. Existing Home Sales (Mar.) sedikit alami penurunan pada angka 4.19 juta namun tidak begitu jauh dari ekspektasi 4.20 juta yang memang sudah perkirakan adanya penurunan dari 4.38 juta unit rumah di bulan sebelumnya. Pasar tenaga kerja yang solid, data terbaru Inflasi yang tinggi, serta komentar dari pejabat The Fed termasuk Chairman Jerome Powell, telah menyebabkan para pelaku pasar memundurkan ekspektasi bank sentral akan menurunkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Juni menjadi tinggal 15.2%, menurut FedWatch Tool CME; dengan peluang bulan Juli  berada pada angka 41.5%, turun dari 48.4% minggu lalu.

Komentar dari para pejabat The Fed kemarin juga kembali menegaskan kurangnya urgensi untuk menurunkan suku bunga, dengan alasan perekonomian AS yang masih kuat sehingga mereka cukup nyaman bersabar karena sepertinya untuk inflasi AS mampu mencapai target 2% The Fed akan lebih lambat dari yang diharapkan. Bahkan pejabat yang lain menandai kemungkinan melanjutkan kenaikan suku bunga jika laju inflasi meningkat. Dengan demikian, imbal hasil US Treasury pun masih pertahankan trend bullish.

MARKET ASIA & EROPA: JEPANG pagi ini telah merilis angka National CPI di mana Inflasi bulan Maret in-line dengan ekspektasi 2.7% yoy, sedikit mendingin dari 2.8% di bulan Februari. Selanjutnya dari benua Eropa hari ini, para pelaku pasar akan menantikan: Retail Sales Inggris (Mar.), German PPI (Mar.), di sela-sela IMF & Eurogroup meetings.

Corporate News
Utang Lunas, Pefindo Kerek Prospek Integra (WOOD) Jadi Stabil Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi prospek peringkat Integra Indocabinet (WOOD) menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Tindakan itu, mencerminkan posisi likuiditas perseroan mulai membaik. Itu setelah melunasi surat utang IDR 505,32 miliar. Surat utang itu, berupa Obligasi Berkelanjutan I Tahap I/2021 seri B IDR 407,82 miliar, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I/2021 seri B sebesar IDR 97,5 miliar. Kedua utang tersebut jatuh tempo pada 14 April 2024. Oleh karena itu, Pefindo menegaskan peringkat idA-untuk perusahaan, Obligasi Berkelanjutan I, dan peringkat idA-(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I. Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar kuat, penawaran produk terdiversifikasi dengan baik, dan marjin laba stabil. Peringkat itu, dibatasi profil keuangan moderat, paparan atas kompetisi ketat, dan fluktuasi ekonomi Amerika Serikat (AS). Peringkat dapat dinaikkan kalau perseroan makin memperkuat profil bisnis tercermin dari pertumbuhan pendapatan, dan peningkatan marjin laba secara berkelanjutan. Itu seiring ukuran-ukuran struktur permodalan lebih konservatif, dan proteksi arus kas lebih kuat. Peringkat dapat diturunkan kalau pendapatan dan EBITDA perusahaan turun menjadi jauh di bawah target. Dan, kalau perusahaan menambah lebih banyak utang dari proyeksi, akan memperburuk ukuran-ukuran struktur permodalan, dan proteksi arus kas. (Emiten News)

Domestic Issue
Penerbitan Surat Utang Korporasi Nasional Capai Rp26,4 Triliun, Terbesar dari Obligasi dan Sukuk Pada Kuartal I-2023, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang korporasi secara nasional mencapai IDR 26.4 triliun. Dari sisi sektor, Suhindarto menjelaskan sektor lembaga keuangan khusus mendominasi dengan penerbitan senilai IDR 4.7 triliun, diikuti perusahaan induk dengan penerbitan senilai Rp3,6 triliun dan sektor pulp dan paper dengan penerbitan senilai IDR 3.4 triliun. Kemudian, sektor pertambangan dengan penerbitan senilai IDR 3 triliun, diikuti sektor telekomunikasi dengan penerbitan senilai IDR 3 triliun dan sektor pembiayaan non multifinance dengan penerbitan senilai IDR 2.8 triliun. “Tujuan penggunaan dana sebagian besar adalah untuk modal kerja sebesar 56,5 persen dan refinancing sebesar 31,2 persen,” ujar Suhindarto. Dalam kesempatan ini, Ia mengatakan bahwa prospek penerbitan surat utang korporasi akan cenderung positif pada tahun ini, didorong oleh berbagai faktor dari internal ataupun eksternal. Adapun, berbagai faktor pendorong tersebut, diantaranya aktivitas sektor riil yang terjaga, kondisi wait and see yang cenderung menurun, dan adaptasi strategi korporasi dalam menghadapi kondisi suku bunga yang higher for longer. (VOI)

Recommendation

US10YT masih berada di sekitar wilayah resistance yield 4.66% – 4.70%. Antisipasi pullback ke support terdekat yaitu MA10 pada yield 4.533%, atau jika somehow outlook pemotongan suku bunga bisa kembali ke permukaan maka support berikut adalah MA20 / yield 4.4% saat ini. ADVISE : trend naik yield belum terganggu tapi ada baiknya tidak positioning terlalu banyak di area resistance yield ini. HOLD ; WAIT & SEE.

Sementara ID10YT semakin jelas menentukan arah pullback setelah mencapai TARGET di sekitar yield 6.962% setelah kenaikan yg terbilang curam. Support terdekat : yield 6.87% / 6.80% – 6.77%. ADVISE : kurangi posisi.

Download full report HERE.