Data ekonomi AS mendominasi sentimen pasar sepekan. Selain Unemployment Rate AS turun ke level rendahnya 3,5%; PPI dan CPI AS Sept. masing-masing di level 8,5% YoY dan 8,2% YoY; menjamin FFR Nov. level 4% tetap berada pada jalurnya. lnflasi yang bertahan di level tinggi, berpeluang membuat PCE Core Deflator AS Sept. melampaui level 5% YoY, indikator the Fed lainnya dalam menentukan besaran kenaikan FFR. Adapun, Consumer Confidence Index Indonesia Sept. yang masih berada pada tingkat optimis, atau di level 117,2 poin, belum mampu menahan tekanan pasar pekan lalu.

Corporate Bonds
Indika Buyback Surat Utang Hampir IDR 450 Miliar. PT Indika Energy Tbk (INDY) telah melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang 2024 senilai USD 29,02 juta atau setara IDR 448,9 miliar. Surat utang yang dibeli kembali tersebut merepresentasikan 5,05% dari nilai pokok awal surat utang 2024 yang mencapai USD 362,39 juta atau sekitar IDR 5,6 triliun. (Investor Daily)

Domestic Issue
Defisit Neraca Jasa Melebar di 2Q22. Neraca jasa pada 2Q22 mencatat defisit sebesar USD 4,97 miliar, atau defisit ini melebar dibanding defisit 1Q22 yang sebesar USD 3,70 miliar dan juga dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 3,70 miliar. Angka ini, utamanya berasal dari defisit jasa transportasi barang, seiring peningkatan impor barang yang mendorong jasa freight. (Kontan)

Recommendation
Rilis data ekonomi domestik, diantaranya Trade Balance, Ekspor dan Impor, serta BI 7DRR. Dengan asumsi BI 7DRR Oct. naik +50Bps menjadi 4,75%; dan masih ada RDG BI Nov. dan Dec. mendatang, membuat BI 7DRR hingga akhir tahun 2022 dapat melampaui level 5%. Dari sisi global, investor tetap mencermati sentimen Strong Dollar, jelang kenaikan FFR +75Bps keempat kalinya awal November mendatang.

Download full report HERE.