Para investor saham AS menahan diri dalam posisi flat menjelang pengumuman penting data Inflasi AS (Apr.) yang dijadwalkan rilis Rabu ini (pukul 19.30 WIB) di mana CPI bulanan diprediksi merangkak naik 0.4% mom (vs 0.1% bulan sebelumnya). Para investor memonitor data ini lekat-lekat setelah rilis laporan US Nonfarm Payrolls and Unemployment Rate (Apr.) pada Jumat lalu menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat; walau di satu sisi agak memangkas resiko resesi global namun di sisi lain juga jadi membuat para pelaku pasar harus mempertimbangkan kembali perlunya tingkat suku bunga tinggi sampai akhir tahun. Dari benua Asia, Services PMI (Apr.) Jepang bergeser perlahan semakin ke wilayah ekspansi, sementara pagi ini mereka telah merilis Household Spending (Mar.) alias belanja rumah tangga yang ternyata masih melemah di bawah forecast; sementara Indonesia melaporkan Cadangan Devisa (Apr.) di posisi USD 144.2 miliar (setara dengan kecukupan impor 6,3 bulan), sedikit lebih rendah dari posisi di bulan Maret USD 145.2 miliar dikarenakan adanya kebutuhan pembayaran utang luar negeri serta penyediaan likuiditas pada festive season Idul Fitri. China akan menyusul dengan data Trade Balance (Apr.) yang diprediksi tidak sekuat angka Maret di USD 88.19 miliar, melainkan diperkirakan hanya berkisar USD 71.6 miliar. Pada siang harinya menjelang pasar Eropa dibuka, Inggris akan merilis Halifax House Price Index (Apr.) yang merupakan indikator utama atas kesehatan sektor properti.
NHKSI RESEARCH memperkirakan sentimen pasar hari ini akan kembali datar seperti kemarin dan oleh karenanya belum akan mendongkrak IHSG ke area bullish di atas 6845. Para investor/ trader pasar modal Indonesia disarankan untuk turut Hold all position, Wait & See menunggu rilis data Inflasi AS yang akan banyak pegang peranan mengenai arah pasar keuangan global.
Download full report HERE.