UST10Y kembali diperdagangkan dengan yield 3%, seiring harga Brent crude oil di level USD 120/barrel kembali tertembus, berpotensi merevisi outlook inflasi dan kenaikan FFR. S&P 500 turun lebih dari 1%, menghentikan kenaikan dua hari beruntun. Adapun indeks Dow Jones dan Nasdaq, masing-masing ditutup melemah 0,8% dan 0,7%. Investor juga mencermati terbukanya kembali risiko resesi, seiring inversi yield tipis terjadi antara UST5Y (3,03%) dan UST10Y (3,02%). Inversi yield menggambarkan investor lebih minati obligasi jangka panjang daripada jangka pendek, mengindikasikan ada potensi risiko dalam waktu dekat.

Penerbitan Sukuk Global USD 3,25 miliar, topang Cadev Mei senilai USD 135,6 miliar (Vs. Apr. USD 135,7 Miliar), ditengah depresiasi rupiah mendekati IDR 14.500/USD. Selain sentimen positif Cadev, penguatan IHSG kemarin, juga ditopang saham kapitalisasi besar GOTO, catatkan nilai transaksi lebih dari IDR 2 triliun, dengan penguatan 3,8%. Di sisi lain, investor tetap mencermati penurunan Cadev turun tiga bulan berturut-turut, dengan Cadev Mei dipengaruhi oleh kebijakan larangan ekspor CPO dan produk turunannnya. Ekspor CPO adalah salah satu kontributor terbesar devisa. Ditengah sikap wait and see pasar jelang data inflasi AS, NHKSI Research
memproyeksikan IHSG kembali bergerak upward, dengan rentang 7.150-7.260.

Download full report HERE.