Today’s Outlook:
• Dow Jones dan kawan-kawan ditutup flat pada perdagangan hari Kamis (05/10/23) disebabkan oleh kekhawatiran para pelaku pasar terhadap data ketenagakerjaan Nonfarm Payroll (NFP) & Unemployment Rate yang akan rilis hari Jumat (06/10/23) ini. Kedua data tersebut memiliki peran penting dalam perundingan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS pada FOMC Meeting bulan depan. Data Initial Jobless Claims yang rilis pada 23 September kembali membuahkan hasil di bawah ekspektasi, di mana hanya ada 207 ribu klaim pengangguran dibanding perkiraan pasar di 210 ribu, namun angka ini tetap meningkat dari minggu sebelumnya di angka 205 ribu. Sementara itu mengenai NFP, ekonomi AS diperkirakan telah menciptakan 170 ribu pekerjaan baru pada bulan September, dengan Pertumbuhan Upah diprediksi naik 0.1% namun tetap stabil selama 12 bulan terakhir. Ada juga terjadi mogok kerja oleh para anggota serikat buruh UAW di 3 pabrikan mobil besar AS yang terjadi belakangan ini; namun kejadian ini tidak akan terefleksi dalam data NFP. Yield US Treasury kembali mundur pada perdagangan hari Kamis (05/10/23), namun masih tetap bercokol di level tertinggi dalam 16 tahun karena para investor yakin masih ada potensi naik apabila data tenaga kerja hari Jumat ternyata muncul lebih kuat dari ekspektasi. Ini akan memberi sinyal kepada The Fed untuk meneruskan kebijakan moneter ketatnya. Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, berkomentar di acara Economic Club of New York bahwa dengan kebijakan moneter AS yang saat ini sudah ketat dan melonjaknya yield US Treasury, The Fed mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut. Selain data makroekonomi, para pelaku pasar juga masih sigap memantau laporan keuangan kuartal 3 para emiten sebagai faktor sentimen market.
• DATA EKONOMI AS: AS melaporkan peningkatan Ekspor dan pelemahan Impor di bulan Agustus, sehingga menyebabkan Trade Balance mereka berada pada level defisit USD58.3 milyar, lebih rendah dari perkiraan defisit USD62.3 miliar dan juga dari defisit bulan sebelumnya pada USD64.7 miliar. Nonfarm Payroll yang menjadi perhatian investor sedunia diperkirakan muncul di angka 170 ribu untuk bulan September, harusnya turun dari 187 ribu di bulan Agustus. Pertumbuhan Upah per Jam Rata-Rata di bulan September diramal tak akan banyak berubah. Last but not least, Unemployment Rate (Sept.) diprediksi masih akan menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang resilien pada pembacaan 3.7%, turun sedikit dari 3.8% bulan sebelumnya.
• MARKET ASIA: Korea Selatan mengumumkan CPI (Sept.) di level 3.7% yoy, naik sedikit dari prediksi & bulan Agustus pada 3.4%. Pagi ini mereka pun telah umumkan Cadangan Devisa mereka di bulan September yang berada pada level USD414.12 miliar, turun sekitar USD4.18 juta dari posisi sebelumnya di bulan Agustus. Sementara itu, investasi asing pada obligasi dan saham Jepang tampak meningkat signifikan karena terdeteksi beli bersih dibanding jual masif pada periode sebelumnya. Di satu sisi, pengeluaran rumah tangga Jepang untuk bulan Agustus terdeteksi meningkat signifikan di atas ekspektasi. Jepang mengakumulasi Cadangan Devisa (Agus.) di angka USD1.237,2 miliar, sama-sama agak tergerus sekitar USD14 juta dari bulan sebelumnya. Nanti sekitar jam 10.00 WIB giliran Indonesia yang akan merilis data Cadangan Devisa mereka, yang mana akan dibandingkan dengan posisi terakhir kita pada USD137.1 miliar.
• MARKET EROPA: Di sisi lain, Jerman mampu mencetak surplus Trade Balance di angka EUR16.6 miliar, lebih baik dari estimasi EUR15 miliar, walaupun di kedua front Ekspor & Impor bulan Agustus tampak drop lebih besar dari perkiraan, namun setidaknya penurunan tersebut sudah lebih melambat dari bulan sebelumnya. Bicara mengenai Construction PMI bulan September: Jerman, Eurozone, dan Inggris masih terbenam semakin dalam di wilayah kontraksi. Siang ini para pelaku pasar Jerman akan memantau data German Factory Orders (Agus.) yang diharapkan bisa bangkit signifikan 1.8% mom, dari posisi minus -11.7% di bulan Juli.
• KOMODITAS: Harga Minyak mentah dunia kembali mundur 2% pada perdagangan Kamis, melanjutkan penurunan 6% sebelumnya, seiring market merasa kecewa karena tidak adanya pengumuman baru mengenai pemangkasan produksi pada meeting OPEC+ yang baru saja diadakan hari Rabu kemarin. Harga WTI (New York) untuk kontrak November kini berada di level USD82.31/barrel atau anjlok 2.3%, sementara Brent (London) untuk kontrak Desember jatuh 2% ke harga USD84.07/barrel; keduanya sempat menyentuh titik terendah dalam 5 minggu sebelum ditutup sedikit rebound. Melonjaknya nilai tukar USD sejak Juli dan US Treasury yield juga menjadi biang kerok rontoknya harga Minyak mentah berdenominasi USD.
• IHSG: seperti telah kami perkirakan sebelumnya, apabila IHSG belum benar-benar bisa ditutup di atas 6950 maka IHSG belum lepas dari ancaman longsor lanjutan bahkan bisa mencapai Support 6800-6750. NHKSI RESEARCH menyarankan para pelaku pasar untuk memonitor Support 6840 di penghujung pekan ini; serta masih pertahankan sikap WAIT & SEE sambil menunggu rilis data penting tenaga kerja AS nanti malam.
Company News
• ELSA : Catat Pertumbuhan Kontrak Capai IDR11,3 T
• TPIA : Entitas Usaha Akuisisi Lahan IDR1,15 Triliun
• TPMA : Optimistis Bisnis Moncer hingga Akhir Tahun
Domestic & Global News
• Konversi Motor Listrik Sepi Peminat, Ini Strategi ESDM
• Jerman Setujui Pengoperasian Kembali Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara pada Musim Dingin Ini
Download full report HERE.