Lagging Indicator inflasi menahan laju Wall Street. Pasar tenaga kerja adalah salah satu Lagging Indicator inflasi, ADP Employment Change AS Sept., yang mengukur perubahan tenaga kerja sektor swasta non-pertanian, bertambah 208K (Vs. Aug. 185K). Indikator pasar tenaga kerja versi ADP yang solid ini, menunjukkan kenaikan FFR dan kondisi keuangan ketat perusahaan, belum mengurangi permintaan tenaga kerja. Asumsi ini, kembali menyarankan the Fed mempertahankan FFR di level tinggi dalam periode lebih lama, atau kenaikan FFR +75Bps awal November mendatang, berdasarkan CME FedWatch Tool. Di sisi lain, walaupun sempat terdepresiasi lebih dari 1%, saham energi menopang pergerakan Wall Street atau ditutup hanya melemah sekitar 0,2%. Apresiasi saham energi seiring OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak.
Volatilitas rupiah membuat investor Wait and See. Investor mencermati volatilitas lebar rupiah, yang sempat terapresiasi ke level IDR15.100/USD kemarin, atau menguat hampir 1% dari sehari sebelumnya yang sempat terdepresiasi ke level IDR15.300/USD, jelang rilis data Cadev besok. Data terakhir menunjukkan, Cadev Agustus senilai USD132,2Miliar atau relatif sama dari bulan sebelumnya, mengindikasikan adanya potensi capital inflow ke Indonesia ditengah sentimen penguatan USD. IHSG ditutup dibawah level psikologis 7.100, setelah sempat menguat 0,8% dari sehari sebelumnya. Adapun, Transportasi & Logistik, serta Teknologi, pimpin penguatan sektoral, atau masing-masing terapresiasi 2,8% dan 1,8%. NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini Konsolidasi atau cenderung bergerak Sideways, dengan Support: 7.070 / 7.000 / 6.960 dan Resistance: 7.090 / 7.130 / 7.170 / 7.200-7.225.
Download full report HERE.