Today’s Outlook:
• Saham-saham dunia naik di tengah turunnya imbal hasil US Treasury pada perdagangan hari Rabu (05/06/24) karena para investor fokus menjelang meeting EUROPEAN CENTRAL BANK (ECB) yang akan segera dilaksanakan malam ini ; sementara data pasar tenaga kerja AS yang lemah memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September. Indeks saham dunia MSCI, yang melacak saham di 49 negara, melonjak 0,9%, didukung oleh kenaikan di Asia, Eropa, dan Wall Street. Indeks S&P 500 menguat 1,2% ke rekor tertinggi, Dow Jones Industrial Average naik 0,3% dan NASDAQ melonjak 2%, juga ke level tertinggi sepanjang masa. Menopang NASDAQ, saham NVIDIA juga mencapai titik rekor tertinggi, mengangkat nilai pasar saham pembuat chip AI ini ke angka USD 3 triliun seiring ia melampaui APPLE untuk menjadi perusahaan dengan nilai kedua terbesar di dunia. Adapun BANK SENTRAL KANADA telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya dalam 4 tahun, memperkuat harapan para investor bahwa pasar saham akan segera mendapat dukungan dari penurunan suku bunga di negara lain.
• INDIKATOR EKONOMI: ADP NONFARM EMPLOYMENT CHANGE menunjukkan lapangan kerja di sektor swasta AS meningkat sebesar 152.000 pada bulan May lalu, lebih rendah dari perkiraan. Sehari sebelumnya di hari Selasa, data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS (JOLTs JOB OPENINGS) turun lebih dari yang diharapkan pada bulan April ke level terendah dalam lebih dari 3tahun. Dengan pelemahan yang nyata ini di sektor tenaga kerja seperti yang ingin dilihat oleh The Fed, pasar sekarang memperkirakan pelonggaran suku bunga acuan sebesar 45 basis poin tahun ini. Market memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 65% pada bulan September, naik dari 46% pada minggu sebelumnya, menurut CME FedWatch. Pasar nampaknya sedang beralih dari fase “bad news is good news” menjadi sedikit takut bahwa perlambatan ekonomi akan lebih terasa ke depannya. Ini menjelaskan mengapa pasar saham bergerak sideways selama beberapa minggu belakangan ini. Sesuai dengan ekspektasi penurunan suku bunga AS, YIELD US TREASURY tenor 10 tahun turun menjadi 4,2832%, terendah dalam lebih dari 2 bulan. Data klaim pengangguran mingguan INITIAL JOBLESS CLAIMS akan menjadi pantauan market hari ini, ditambah angka US TRADE BALANCE untuk bulan April serta pertumbuhan Ekspor-Impor mereka.
• MARKET EROPA & ASIA: ECB bersiap memulai rapat nanti malam sekitar jam 19.00 WIB, dan pasar memperkirakan adanya peluang penurunan suku bunga pertama. Setelah itu, para pelaku pasar akan memantau apa impact pemotongan suku bunga tersebut atas demand domestik dan perbaikan ekonomi wilayah Eropa secara keseluruhan. Data menunjukkan aktivitas bisnis EUROZONE meningkat di bulan Mei pada tingkat tercepat dalam setahun karena pertumbuhan ekspansif sektor jasa melampaui kontraksi sektor manufaktur. Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman bertenor 10 tahun, yang menjadi patokan untuk Eurozone, turun menjadi 2,527%, sehari setelah penurunan 2 hari tertajam sejak bulan Maret. Wilayah Eurozone mulai laporkan PPI (Apr) yang masih terus hanyut dalam arus deflasi: -5.7% secara tahunan dan – 1.0% secara bulanan; yang mana keduanya masih lebih besar dari perkiraan. Di benua lain, indeks Nikkei di Tokyo turun 0,9% terbebani penguatan terbaru dari Yen Jepang. Pertumbuhan sektor jasa di Jepang bertahan di area ekspansif seperti tercatat pada au Jibun Bank Japan Services PMI (May). Kondisi yang sama pun terjadi di CHINA, secara mereka merilis Caixin Services PMI mampu merangkak naik ke level 54 di bulan May, lebih tinggi dari ekspektasi dan posisi di bulan sebelumnya pada angka 52.5. Kabar baik datang dari KOREA SELATAN pagi kemarin di kala pertumbuhan ekonomi kuartal 1 meningkat ke level 3.3% yoy dari 2,1% pada kuartal sebelumnya.
• CURRENCY; DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap 6 mata uang utama dunia lainnya, naik 0,14% menjadi 104,3, tepat di atas level terendah 2 bulan pada 103,99 yang dicapai pada hari Selasa. Kekuatan Dollar baru-baru ini diperkirakan akan surut dalam 12 bulan ke depan, menurut jajak pendapat para ahli strategi yang di-polling Reuters. YEN JEPANG melemah menjadi 156,09 / USD, sehari setelah menguat ke level tertinggi dalam lebih dari 2 minggu di 154,55. Di Asia, pasar INDIA tetap menjadi fokus, di mana pasar saham berbalik melonjak lebih dari 3% setelah sekutu utama menjanjikan dukungan mereka untuk membentuk pemerintahan baru menyusul kemenangan tipis PM Narendra Modi. Nifty 50 India naik 3,4% dalam perdagangan yang bergejolak setelah merosot hampir 6% pada hari Selasa, hari di mana investor asing menjual sekitar $1,5 miliar saham (atau setara dengan IDR 24 triliun dengan kurs IDR 16.000/USD).
• KOMODITAS: harga MINYAK sempat berada di level terendah dalam 4 bulan dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk meningkatkan pasokan pada akhir tahun ini; serta terdeteksi peningkatan stok cadangan minyak mentah dan bahan bakar AS. Analis komoditas ROTH MKM berpendapat bahwa mereka tidak akan terkejut jika OPEC+ memutuskan untuk menunda pengurangan pemangkasan sukarela dan mengumumkan langkah ini segera pada awal Agustus jika harga minyak tetap berada di level USD 70-an. Untuk sementara ini, kedua acuan harga minyak dunia terlihat rebound, di tengah lonjakan persediaan minyak mentah AS sebesar 1,2 juta barel dalam sepekan yang berakhir 31 Mei, meleset dari perkiraan penurunan sebesar 2,3 juta barel, demikian menurut data dari Badan Informasi Energi AS (EIA). BRENT terakhir berada pada harga USD 78,46 per barel, naik 1,2%, sementara futures US WTI diperdagangkan pada USD 74,1 / barel, juga menguat 1,2%. Harga minyak telah turun sekitar hampir 10% dalam 5sesi perdagangan hingga Selasa kemarin. Jatuhnya harga minyak merupakan hal yang tidak bisa diterima oleh produsen minyak utama termasuk Arab Saudi dan Rusia karena negara-negara tersebut idealnya membutuhkan harga minyak yang jauh di atas USD 90 / barel untuk menyeimbangkan anggaran mereka, sementara Rusia malah membutuhkan harga yang lebih tinggi untuk membiayai perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
• Dari komoditas lain, UBS telah menaikkan perkiraan harga EMAS, dengan alasan dukungan permintaan yang kuat untuk logam kuning tersebut. Revisi harga ke atas ini didorong oleh aksi beli emas sektor resmi alias dari bank sentral suatu negara dalam jumlah besar dan permintaan fisik yang konsisten. Pergeseran struktural ini memperkuat pandangan bullish investor terhadap emas, didukung oleh ketidakpastian makroekonomi dan risiko geopolitik yang terus berlanjut. Paruh kedua tahun 2024 menyimpan banyak faktor ketidakpastian, terutama mengingat PEMILU AS yang akan berlangsung; plus meningkatnya kekhawatiran terhadap defisit fiskal AS juga dapat menjadi katalis kenaikan di akhir tahun ini. UBS kini memperkirakan harga emas rata-rata USD 2.365 pada tahun 2024, naik 8% dari perkiraan sebelumnya, dengan target akhir tahun sebesar USD 2.600. Selama 2 tahun ke depan, UBS memproyeksikan harga emas akan melampaui USD 2.800, mencerminkan prospek yang kuat meskipun ada potensi harga turun dalam jangka panjang ke arah USD 1950, sudah naik 11% dari perkiraan awal mereka pada USD 1750.
• Sentimen positif market regional diharapkan mampu mengangkat IHSG dari posisi terpuruk kembali ke bawah level psikologis 7000, terpangkas 2% lebih ke level 6948 pada perdagangan hari Rabu, digembosi oleh Foreign Net Sell sebesar IDR 567.63 milyar (all market). Secara teknikal, harapan ini juga didasari oleh adanya RSI POSITIVE DIVERGENCE yang menjelaskan buying momentum mulai picking up ketika IHSG membuat new Low di hari kemarin. Namun jika ternyata tekanan jual masih mendominasi maka bukan tak mungkin IHSG lanjutkan konsolidasi ke Support trendline jangka menengah yang diharapkan lebih kuat sekitar 6870. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor / trader untuk tetap melangkah berhati-hati dalam menetapkan positioning walau terkandung potensi pelemahan terbatas. Tantangan naik cukup bervariatif mulai sejak level 7055, up to 7140 / 7200.
Company News
• BIRD: Pendiri, Tampung 1.9 Juta Saham Blue Bird IDR 1,535-1,565 per Lembar
• DOID : Delta Dunia Akuisisi Tambang Antrasit di Amerika USD122,4 Juta
• DSNG: Dharma Satya (DSNG) Sepakat Bagikan Dividen IDR 233,2 Miliar
Domestic & Global News
Relaksasi Harga Gula Berlanjut, Petani Tebu Tetap Gigit Jari
Pemerintah Jepang Periksa Kantor Pusat Toyota Terkait Masalah Uji Keselamatan
Download full report HERE.