Today’s Outlook:

• Dow Jones dkk ditutup lebih tinggi pada perdagangan hari Selasa (04/06/24) karena turunnya angka lowongan pekerjaan ke posisi terendah dalam 3 tahun menunjukkan nyatanya pertumbuhan ekonomi AS, namun di sisi lain juga meningkatkan harapan penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. DJIA berakhir naik 140 poin, atau 0,4%, S&P 500 menguat tipis 0,1%, dan NASDAQ Composite terapresiasi 0,2%. Di lain pihak, saham-saham dan komoditas dunia justru melemah pada hari Selasa karena para investor menjadi gelisah setelah melihat bukti bahwa mungkin ekonomi AS yang terkenal akhirnya mulai melemah, setelah data menunjukkan kontraksi mengejutkan dalam aktivitas bisnis. Pada akhir sesi di New York, indeks MSCI All-World tergerus 0,2%. Sedikit banyak hal ini membantu  memperkuat beberapa spekulasi para pelaku bahwa Federal Reserve akhirnya mungkin punya alasan untuk menurunkan suku bunga tahun ini sebanyak 2 kali. Peluang pivot pertama terjadi di bulan September lompat ke angka 55% dari 44.9% pada pekan lalu, seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Sebagai tanggapannya, YIELD US TREASURY pun terseret turun ke titik terendah dalam 2 minggu, setelah aktivitas manufaktur AS dirilis merosot untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan, turun 7 basis poin menjadi 4,332% dan sempat mencapai Low 4,314%, terendah sejak 16 Mei. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun turun 5 basis poin menjadi 4,773% setelah mencapai titik Low 4,749%, juga terendah sejak 16 Mei . Nanti malam giliran data tenaga kerja ADP Nonfarm Employment Change yang akan jadi sorotan, secara forecast memperkirakan bahwa penambahan lapangan kerja di sektor swasta itu akan alami penurunan di bulan May, menjadi 173 ribu saja dari 192 ribu yang tercipta di bulan sebelumnya. Bersamaan dengan itu, angka sektor jasa AS menurut S&P Global Services PMI diprediksi semakin menguat di wilayah ekspansif.
• MARKET EROPA & ASIA: Saham-saham di Eropa melemah, dipimpin oleh saham energi, pertambangan dan perbankan, mendorong STOXX 600 sempat drop sebanyak 0,9% sebelum sedikit bangkit dan ditutup hanya turun 0,5%. Dari sisi indikator ekonomi, data pengangguran di JERMAN meningkat lebih banyak dari perkiraan pada bulan May, sementara Inflasi di SWISS tetap stabil pada bulan May, meningkatkan ekspektasi market bahwa Swiss National Bank akan memotong kembang suku bunga di akhir bulan ini. “Indeks ketakutan” di Wall Street, atau VIX, naik paling tinggi dalam seminggu, serupa dengan kenaikan tajam indeks volatilitas Euro STOXX ke level tertinggi dalam 1 bulan. Di Eropa, investor memperkirakan EUROPEAN CENTRAL BANK pada hari Kamis akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Di INDIA, pasar saham mengalami aksi jual tajam setelah penghitungan suara awal menunjukkan aliansi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi sepertinya tidak akan menuju kemenangan telak seperti yang diperkirakan. Kemenangan Modi diharapkan berdampak positif bagi pasar keuangan negara tersebut, dengan harapan India akan melakukan reformasi ekonomi lebih lanjut. Berkurangnya prospek aliansi Modi untuk memenangkan mayoritas suara mengguncang keyakinan para investor. Indeks Nifty turun sebanyak 8,6% sebelum memulihkan sebagian kerugian tersebut, sedangkan indeks BSE turun hampir 6%. Adapun kedua indeks telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin. Kegelisahan terkait politik juga memukul Peso Meksiko dan Rand Afrika Selatan. Kedua mata uang tersebut turun sekitar 1,1%, menyusul hasil Pemilu di negara-negara tersebut.
• CURRENCY: US DOLLAR menyentuh level terendah dalam 2 bulan terakhir terhadap Euro dan Poundsterling , di tengah gagasan perlambatan ekonomi AS akan menjustifikasi penurunan suku bunga tahun ini. US Dollar turun 1% terhadap Yen, yang sebaliknya dipandang oleh banyak orang sebagai aset safe-haven karena rendahnya suku bunga. Adapun Yen berada pada posisi nilai tukar 154,71/USD , sekitar level terendah dalam 2minggu dan turun lebih dari 3% dari level tertinggi beberapa tahun terakhir di bulan April di 160,03. DOLLAR INDEX , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama lainnya, naik 0,1% ke level 104,15.
• KOMODITAS: MINYAK, TEMBAGA, EMAS melemah seiring menguatnya mata uang AS. Minyak mentah US WTI turun 1,2% menjadi USD 73,33/barel. Minyak mentah BRENT juga turun 1% menjadi USD 77,56. Kedua patokan harga tersebut mencapai titik terendah dalam 4bulan di hari Senin setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk mulai mengurangi sejumlah pemangkasan produksi sukarela mulai bulan Oktober. Tercatat pula peningkatan stok cadangan minyak mentah AS sebanyak 4 juta barrel untuk pekan yang berakhir 29 Mei, merupakan suatu kejutan tak terduga dari perkiraan turun 1,9 juta barrel; demikian seperti dilaporkan oleh American Petroleum Institute. EMAS turun 1% menjadi USD 2,326.98/ounce, sementara COPPER, yang mencapai rekor tertinggi bulan lalu, turun 1,5% menjadi USD 10,193 per ton.
• IHSG kembali bukukan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut setelah rebound dari Support psikologis 6950-7000. IHSG menguat 63points / +0.9% ke level 7099.31 setelah sempat menyentuh titik High 7149.19 yang kebetulan merupakan lokasi Resistance dua Moving Average (MA10 & MA20). Gelagat mundur setelah terbentur tembok Resistance tersebut sedikit banyak masih mencerminkan keraguan para investor untuk melanjutkan swing naik, terlebih ketika asing belum jua masuk ke market kita, terbukti dengan nilai Foreign Net Sell yang masih negatif IDR 45.27 miliar. Walau sentimen market semakin meyakinkan namun NHKSI RESEARCH menyarankan untuk melakukan AVERAGE UP hanya jika IHSG setidaknya mampu buktikan mampu tembus level Resistance 7150.

Company News

• DILD: Pendiri Intiland Serok 260 Juta Saham DILD IDR 170 per Lembar
• MDKA: Drop 589 Persen, Merdeka Gold (MDKA) Maret 2024 Tekor USD 15.22 Juta
• TPIA: Buat Ekspansi, Chandra Asri (TPIA) Tarik Pinjaman USD 600 Juta

Domestic & Global News
Kuota PLTS Atap Resmi Diketok, Bauran EBT Diharapkan Melesat
Biaya Perumahan Meroket, Warga New York Rebutan Subsidi Uang Sewa dari Pemerintah

Download full report HERE.