Today’s Outlook:

• S&P 500 dan Nasdaq ditutup di teritori positif dalam sesi bervolatilitas tinggi pada hari Senin di tengah lemahnya data PMI menurut INSTITUTE OF SUPPLY MANAGEMENT (ISM) – walau di sisi lain menurut S&P GLOBAL US MANUFACTURING PMI di bulan May justru semakin menguat di wilayah ekspansif – dan karena adanya kesalahan system (glitch) pada NYSE menyebabkan penghentian perdagangan di banyak ekuitas. Dow Jones Industrial Average turun 115.29 poin, atau 0.30%, menjadi 38,571.03, sementara S&P 500 naik 5.89 poin, atau 0.11%, menjadi 5,283.40 dan Nasdaq Composite menguat 93.66 poin, atau 0.56%, menjadi 16,828.67. Glitch pada system di Bursa Efek New York telah memicu gerakan harga yang sangat volatile pada saham Berkshire Hathaway dan Barrick Gold. Perdagangan setidaknya 60 saham yang terdaftar di NYSE terpaksa disuspensi, sebelum bursa memperbaiki masalah teknis dan aktivitas berjalan normal seperti biasa . Pada sesi perdagangan Senin (03/06/24) , saham sektor Teknologi membukukan performa terbaik , sementara sektor Energi menjadi laggard terbesar. Saham Energi rontok lebih dari 2% dan oleh karenanya memberikan tekanan pada market in general menyusul merosotnya harga Minyak dipicu keputusan OPEC+ yang setuju untuk memperpanjang pembatasan produksi hingga tahun 2025, namun mereka juga mengatakan bahwa mereka akan mulai menghapuskan beberapa pemotongan sukarela secara bertahap setelah kuartal ketiga. Rencana untuk meringankan pembatasan produksi ke depannya memicu kekhawatiran akan surplus pasokan di saat market mempertanyakan kekuatan permintaan minyak mentah. Macquarie mengingatkan bahwa penghapusan bertahap tersebut mengindikasikan bahwa dukungan pasar yang ekstrim dari OPEC+ (terutama Arab Saudi) mungkin tidak akan bertahan selamanya dan tampaknya akan membawa masalah harga pada tahun 2025.
• INDIKATOR EKONOMI: Para pelaku pasar mempertimbangkan data yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS telah melambat untuk bulan kedua berturut-turut ketika secara di luar dugaan ternyata jatuh lebih dalam dari perkiraan pada bulan May , sehingga meningkatkan kekhawatiran melemahnya pertumbuhan ekonomi. Para investor melihat kemungkinan 59% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, naik dari sekitar 53% sebelum data ISM Manufacturing PMI dirilis, demikian dilansir dari CME FedWatch Tool. YIELD US TREASURY tenor 10 tahun turun ke level terendah dalam dua minggu menyusul data manufaktur yang lesu. Fokus minggu ini adalah sejumlah data ketenagakerjaan yang akan dimulai hari ini (nanti malam jam 21:00WIB) dalam bentuk JOLTs JOB OPENINGS yang meramalkan terciptanya lowongan pekerjaan sebanyak 8.4 juta di bulan April, sedikit turun dibanding bulan sebelumnya 8.488 juta. Data NONFARM PAYROLLS bulan Mei yang akan dirilis akhir pekan ini, merupakan titik kulminasi yang mana akan memberikan lebih banyak isyarat pada pasar tenaga kerja – salah satu pertimbangan penting lainnya bagi The Fed dalam memangkas suku bunga. Bank sentral AS akan mengadakan FOMC MEETING minggu depan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.
• MARKET ASIA & EROPA: Fokus atas PMI Manufacturing juga tengah terjadi di benua Asia, khususnya KOREA SELATAN, JEPANG, dan CHINA, serta tak terkecuali INDONESIA ; di mana mereka semua berhasil pertahankan pertumbuhan sektor manufaktur di ranah ekspansif. Sementara itu di benua Eropa, setidaknya JERMAN & EUROZONE masih belum mampu menyebrang ke area ekspansif ( atas level 50) walau terlihat mulai ada pertumbuhan; sementara INGGRIS yang lebih dahulu mendorong S&P Global UK Manufacturing PMI mereka masuk wilayah ekspansif pada level 51.2, cukup in-line sesuai ekspektasi. Adapun pagi ini Korea Selatan telah mengumumkan tingkat CPI (May) yang melandai ke level 2.7% yoy , dari 2.9% di periode sebelumnya. Bicara mengenai CPI, Indonesia melaporkan tidak adanya Inflasi di bulan Mei, yang ada justru deflasi secara bulanan. IHK di bulan May justru deflasi 0.03% mom (merupakan deflasi pertama sejak August 2023), lebih rendah dibanding konsensus inflasi Bloomberg pada angka 0,07% ; apalagi dari April yang bukukan inflasi sebesar 0.25%. Secara tahunan, laju Inflasi May 2024 ini tercatat 2.84% yoy , di bawah April yang sebesar 3% yoy ; pun di bawah konsensus Bloomberg 2.97%. Pada kesempatan yang sama , Kepala BPS mengumumkan bahwa Indonesia diperkirakan masih dalam masa panen padi di bulan May. Kebijakan relaksasi harga acuan dan eceran yang dikenakan di bulan April masih berlaku hingga 31Mei untuk beberapa komoditas seperti gula pasir, jagung, daging ayam, telur ayam, dan beras.
• KOMODITAS: Sepanjang May, harga EMAS di pasar LME naik 0.62% mencapai USD 2351 / troy ounce. Sementara itu, harga MINYAK turun tajam pada hari Senin ke titik terendah 4bulan, karena keputusan OPEC dan sekutunya untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga tahun 2025, tetapi juga menghentikan pemotongan secara bertahap yang dimulai akhir tahun ini memicu kekhawatiran mengenai surplus pasokan di tengah demand global yang masih lesu. Futures US WTI anjlok 3,6% menjadi USD 74,22 / barel, sementara futures BRENT yang berakhir pada bulan Agustus drop 3,4% menjadi USD 78,36 / barel. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk memperpanjang pemangkasan produksi sekitar 5,86 juta barel per hari hingga tahun 2025 ; dibagi menjadi pemotongan sebesar 3,6 juta barel per hari hingga akhir tahun 2025 dan pengurangan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang akan diperpanjang selama 3bulan hingga akhir September tahun ini . Pemangkasan sukarela ini kemudian akan dihapuskan secara bertahap mulai Oktober hingga September 2025. Hal inilah yang ditakutkan para trader akan kembali memunculkan supply berlebih di tengah ekonomi dunia dan demand global atas energi yang masih lesu. Sebaliknya, analis komoditas lain berpikir bahwa gerakan OPEC+ ini tidak serta merta akan membuat harga Minyak bearish karena biar bagaimanapun OPEC+ masih memiliki fleksibilitas penuh terkait kebijakan yang ditetapkannya. Tanda-tanda melemahnya demand global memang membebani harga Minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus pada data konsumsi bahan bakar AS. Pemerintah AS akan merilis perkiraan stok dan permintaan minyak pada hari Rabu, yang akan menunjukkan berapa banyak bensin yang dikonsumsi sekitar akhir pekan Memorial Day, awal musim mengemudi di AS.
• KONFLIK TIMUR TENGAH: Seorang asisten perdana menteri Israel mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa Israel telah menerima kerangka kesepakatan untuk meredakan perang Gaza, meskipun pihak Israel menyebutnya sebagai kesepakatan yang “cacat”.
• IHSG rebound 65.5 pts atau naik hampir 1% pada perdagangan Senin, bangkit dari area support lower channel, dibantu oleh sektor Finance dan bluechips lainnya , menjaga level psikologis 7000 tetap aman untuk sementara ini. Tantangan yang sesungguhnya akan menghadang di level 7150-7200 di mana terbentang sejumlah Resistance Moving Average. NHKSI RESEARCH mengingatkan bahwa penguatan kemarin belum jua menunjukkan minat asing masuk kembali ke market Indonesia, secara asing masih terdata Net Sell sebesar IDR 243.42 milyar pada perdagangan kemarin (all market).

Company News

• HRUM: Menukik 99 Persen, Laba Harum (HRUM) Maret 2024 Sisa USD 987 Ribu
• INDY: Drop 65 Persen, Laba Indika (INDY) Maret 2024 Tersisa USD 20.11 Juta
• CUAN: Laba Melambung 381 Persen, Maret 2024

Domestic & Global News
Indonesia Alami Deflasi pada Mei 2024, Peritel: Masyarakat Menahan Belanja
China Wanti-Wanti Uni Eropa Jelang Keputusan Tarif Impor Kendaraan Listrik

Download full report HERE.