Today’s Outlook:

• Indeks saham global MSCI turun pada perdagangan Kamis (30/05/24) bersama-sama dengan yield obligasi, plus berbarengan dengan US DOLLAR dipicu oleh data GDP 1Q AS yang direvisi lebih lemah dari perkiraan; serta para investor mencerna komentar Federal Reserve untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek suku bunga dan perekonomian AS ke depannya. Departemen Perdagangan AS melaporkan perekonomian AS tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal pertama setelah revisi penurunan belanja konsumen, menjadikan US GDP tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,3% dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 1,6%. DOLLAR INDEX melemah mengikuti data tersebut setelah naik ke level tertinggi 2 minggu pada hari sebelumnya ; YIELD US TREASURY pun turun setelah naik 2 hari berturut-turut didorong oleh lemahnya lelang utang pemerintah. Sejatinya terdapat beberapa view terkait indikator ekonomi terbaru ini; reaksi awalnya adalah mungkin pasar berharap ini kesempatan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga saat ini karena perlambatan ekonomi & konsumsi mengartikan berkurangnya tekanan Inflasi. Di sisi lain, para investor fundamental bisa juga melihat perlambatan ekonomi akan menjegal pertumbuhan laba perusahaan di masa depan, dan oleh karenanya memberikan dampak negatif kepada pasar saham. Setelah data PDB, para investor menunggu dengan cemas laporan PCE price index bulan April, ukuran inflasi pilihan The Fed, yang sedianya dirilis nanti malam jam 19.30 WIB; diikuti oleh data pertumbuhan Personal Income & Spending (Apr) yang akan buktikan kekuatan belanja konsumen. Adapun S&P500 terseret turun oleh aksi jual pada indeks Teknologi, dipicu anjloknya saham Salesforce sebesar 20% setelah mereka merilis prospek keuangan yang lemah. Dow Jones Industrial Average turun 330,06 poin, atau 0,86%, menjadi 38.111,48, sedangkan S&P 500 melemah 31,47 poin, atau 0,60%, menjadi 5.235,48 dan NASDAQ Composite drop 183,50 poin, atau 1,08%, mengakhiri sesi pada 16,737.08. Indeks saham MSCI di seluruh dunia turun 3,22 poin, atau 0,41%, menjadi 780,94. Beberapa pejabat The Fed mengatakan bahwa meskipun waktu penurunan suku bunga masih belum jelas, namun mereka tidak melihat adanya kebutuhan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Di satu sisi mereka perlu melihat adanya peningkatan pada pengangguran sebagai salah satu faktor yang dapat menurunkan tekanan Inflasi dengan sendirinya. Data INITIAL JOBLESS CLAIMS mingguan terbaru menunjukkan klaim pengangguran in-line  dengan ekspektasi, bertambah menjadi 219ribu dari 216 pekan sebelumnya.
• MARKET ASIA & EROPA: Indeks STOXX 600 ditutup naik 0,6% setelah turun tajam pada hari Rabu ketika data menunjukkan INFLASI JERMAN naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Mei. EUROZONE melaporkan Tingkat Pengangguran bulan April berkurang ke level 6.4% dari 6.5% bulan sebelumnya. Sentimen di sektor Jasa & Industri menunjukkan perbaikan di bulan May walau secara Keyakinan Konsumen dan Survey Iklim Bisnis & Jasa masih agak terseok-seok untuk menunjukkan penguatan. Hari ini para investor sedang menunggu data penting yaitu perkiraan awal INFLASI EUROZONE (May) yang akan diumumkan sekitar jam 16.00 WIB, dengan forecast tingkat Inflasi tahunan 2.5% (dari 2.4% periode sebelumnya), dan Core CPI masih agak stuck sekitar 2.7% yoy.
• Dari benua Asia, Industrial Production di KOREA SELATAN justru tumbuh signifikan ke level tertinggi 3 bulan, sebesar 6.1% yoy di bulan April dibanding 1.0% pada bulan sebelumnya. Namun di sisi lain, Retail Sales mereka justru drop -1.2% mom di bulan April, berkebalikan dengan pertumbuhan positif sebelumnya 1.1%. Sementara itu di JEPANG, pagi ini baru saja melaporkan Tokyo Core CPI ada peningkatan sesuai ekspektasi ke level 1.9% yoy, dari 1.6% angka sebelumnya; terbantu oleh naiknya Retail Sales (Apr) lebih tinggi dari ekspektasi. Di tengah lesunya pertumbuhan Industrial Production di luar dugaan masuk area negatif -0.1% mom, Tingkat Pengangguran mereka di bulan April belum bergeming dari level 2.6% , sama seperti bulan sebelumnya. Dari negara tetangga Negeri Tirai Bambu, akan ada sejumlah data penting dari CHINA dipublikasikan hari ini: Composite PMI termasuk Manufacturing & Non-Manufacturing (May), Construction Orders & Housing Starts (Apr).
• YIELD US TREASURY turun setelah data revisi GDP 1Q yang lebih lemah tersebut menjaga ekspektasi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga tahun ini. Imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun hingga 30 tahun semuanya mencatat penurunan harian terbesar dalam 2 minggu setelah mencapai puncak tertinggi dalam 4 minggu pada hari Rabu, setelah lelang surat utang pemerintah yang lebih lemah dari estimasi. Imbal hasil obligasi AS acuan tenor 10-tahun turun 7,6 basis poin menjadi 4,548%, dari 4,624% pada akhir Rabu. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun turun 6,3 basis poin menjadi 4,6814% dari 4,744%. Imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 5,6 basis poin menjadi 4,929%, dari 4,985%.
• CURRENCY: DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang major lainnya termasuk Yen dan Euro, turun 0,34% pada 104,77, dengan Euro menguat 0,26% pada USD 1,0828. Terhadap Yen Jepang, USD melemah 0,47% di 156,86.
• KOMODITAS: Harga MINYAK turun untuk hari kedua berturut-turut setelah pemerintah AS melaporkan lemahnya demand bahan bakar dan adanya lonjakan mendadak dalam stok bensin dan bahan bakar sulingan. US WTI turun 1,67% pada USD 77,91/barel dan BRENT turun 2,08% pada USD 81,86/barel. Harga EMAS di pasar spot bertambah 0,13% menjadi USD 2,341.94/ons, didukung pelemahan USD & yield obligasi.
• IHSG finally Support testing level terendah akhir April sekitar 7020 bahkan sempat breaching ke bawah 7000 for a brief moment (Low : 6987) walau akhirnya bangkit dan ditutup dengan candle serupa long-leg Hammer; diikuti oleh RSI positive divergence. Walau ada indikasi LIMITED DOWNSIDE POTENTIAL di sekitar level psikologis 7000 ini, NHKSI RESEARCH lebih mengingatkan para investor/trader untuk tetap pertahankan kehati-hatian di penghujung minggu, dan sebaiknya lebih memilih untuk tidak lakukan banyak positioning menimbang sentimen market yang belum jua kondusif. Net sell asing masih berlanjut dengan kemarin terjadi jual bersih sebesar IDR 1.18 triliun (all market), menjadikan posisi jual sebulan ini cukup massive di angka mendekati IDR 16 triliun.

Company News

• BREN: Restui Tebar Dividen USD49,6 Juta
• CGAS: Sepakat Bagikan Dividen IDR2,2M
• AMAR: Bagikan Dividen IDR55 Miliar

Domestic & Global News
Neraca Pembayaran RI Melorot Kuartal I/2024, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Mobil China Kian Murah? Kurs Yuan Makin Longsor di Hadapan Dolar Cs

Download full report HERE.