Sejumlah bursa dunia mundur ke teritori negatif seperti ketiga indeks utama Wall Street minus lebih dari 1 persenan, menyongsong pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS dan sejumlah data makroekonomi penting dari berbagai belahan dunia, seperti: dari benua Eropa (angka GDP 4Q22 Zona Eropa , CPI dan Unemployment Change Prancis & Jerman), dari China (Manufacturing PMI Jan.), dari AS (Consumer Conficence Jan.) . GDP 4Q22 Jerman telah mengawali sederetan pengumuman data ekonomi ini dengan berada di level 0.5% YoY (vs 0.8% forecast, vs 1.3% previous) dan terkontraksi -0.2% QoQ (lebih rendah dari kuartal sebelumnya 0.5%) menunjukkan perlambatan ekonomi jelas terlihat. Para pelaku pasar juga tengah Wait & See keputusan akhir Federal Reserve pada Federal Open Market Committee Meeting yang akan berlangsung 31Jan-1Feb, untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25bps, membawanya ke level 4.5%-4.75%; sementara Bank of England dan European Central Bank diproyeksi untuk menaikkan suku bunga acuan mereka masing-masing 50bps. Pasar telah mengantisipasi FFR memuncak di level 4.9%-5% pada bulan Juni, sebelum melunak ke 4.5% di akhir tahun ini.

IHSG pun terseret dalam animo negatif market global di mana kemarin harus menyumbangkan 26.5 points atau turun ke level 6872.5 di mana LQ45 juga turut kempis 0.45%; walau ddemikian Net Foreign Buy tercatat IDR 277.79miliar & Rupiah bertahan di level IDR 14979 / USD. Tak heran bagi IHSG untuk mundur setelah masuk ke area Resistance kritikal 6900 dan konsolidasi ini masih termasuk wajar karena tertopang oleh Support MA10 & MA50 pada titik Low kemarin 6834 , up to 6820; atau lebih rendah lagi ke Support MA20 / 6765. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor / trader pasar modal Indonesia untuk Wait & See terlebih dahulu sambil mencerna perkembangan minggu ini yang penuh informasi krusial yang menentukan arah keuangan global.

Download full report HERE.