Today’s Outlook:

• Indeks ekuitas global turun pada perdagangan Rabu (29/05/24) sementara imbal hasil (yield) US Treasury naik setelah lelang surat utang pemerintah AS yang lemah untuk ketiga kalinya berturut-turut, plus para investor khawatir mengenai prospek suku bunga yang lebih tinggi sementara mereka menunggu laporan Inflasi utama AS yaitu PCE price index yang akan dirilis pada hari Jumat. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 411,32 poin, atau 1,06%, pada 38,441.54 (merupakan titik terendah dalam hampir sebulan), S&P 500 berakhir melemah 0,74% pada 5,266.95, dan NASDAQ terkikis 0,58% ke level 16,920.58 (mundur setelah ditutup di atas level 17000 untuk pertama kalinya hari Selasa lalu). Indeks Wall Street melemah menyusul saham-saham Eropa yang ditutup di zona merah: indeks Eropa STOXX600 ditutup tergerus 1.08% (merupakan persentase penurunan terbesar sejak mid-April); demikian pula indeks saham MSCI di 47 negara juga drop 1,08% menjadi 783,87, hampir mendekati penurunan harian terbesar pada April 30.
• Diperkirakan seiring mendekati akhir bulan, para investor melakukan aksi profit-taking, di tengah lesunya lelang US TREASURY tenor 7 tahun, menyusul situasi yang sama sehari sebelumnya pada lelang obligasi tenor 2 dan 5 tahun. Dengan demikian, yield menanjak naik dalam 3 lelang berturut-turut dan memukul pasar saham. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam 4 minggu dan terakhir naik 7,2 basis poin pada 4,614%. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, naik 1,8 basis poin menjadi 4,9747%. Pasar kembali mengawasi ketat kurva imbal hasil US Treasury yang mengukur gap antara imbal hasil obligasi 2 dan 10 tahun (yang mana dipandang sebagai indikator ekspektasi ekonomi), menyempit menjadi negatif 36,3 basis poin. Imbal hasil tenor 7 tahun naik menjadi 4,64% dari 4,56%. Lelang utang 7 tahun AS senilai USD 44 miliar pada hari Rabu menghasilkan yield yang tinggi sebesar 4,65%, di atas tingkat yang diharapkan. Dari sudut mata uang, yield obligasi yang meninggi turut mengerek DOLLAR INDEX naik 0,44% menjadi 105,12. DXY yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang major dunia lainnya, berjaya atas Euro yang turun 0,51% pada USD 1,08, dan naik ke level tertinggi 4 minggu terhadap Yen Jepang setelah menguat 0,34% menjadi 157,69, dengan demikian mencapai level tertinggi sejak 1 Mei.
• Malam ini para pelaku pasar fokus kembali pada data awal GDP 1Q AS yang juga diramal masih melemah sekitar 1.6% qoq, agak jauh dari kuartal sebelumnya 3.4%. Data Initial Jobless Claims minggu jadi rangkaian awal dari laporan tenaga kerja penting pekan depan, diharapkan mampu tunjukkan klaim pengangguran meningkat sedikit jadi 218ribu, dari 215 ribu pada pekan sebelumnya.
• Para pelaku pasar mengambil sikap WAIT & SEE menjelang rilis data ekonomi penting: US PCE price index yang dijadwalkan hari Jumat mendatang, serta laporan lengkap ketenagakerjaan AS pada pekan depan. Pada sore hari kemarin, bank sentral AS mengeluarkan survey BEIGE BOOK yang menunjukkan aktivitas ekonomi lanjut ekspansif dari awal April sampai pertengahan Mei, namun para perusahaan sedikit pesimis mengenai kondisi ke depannya di tengah ancaman melemahnya permintaan konsumen di kala Inflasi masih beranjak naik. Inflasi yang stagnan dan komentar hawkish dari para gubernur bank sentral telah memaksa para pelaku pasar untuk menurunkan ekspektasi pivot di tahun ini menjadi hanya 1 kali pada bulan November atau Desember, seperti dilansir dari CME FedWatch Tool.
• MARKET EROPA & ASIA: perkiraan awal GERMAN CPI (Mei) menunjukkan Inflasi mereka pun punya potensi memanas ke level 2.4% yoy, dari posisi sebelumnya 2.2%. Hari ini ada data penting Unemployment Rate (Apr.) dari EUROZONE yang rasanya masih belum berubah dari tingkat 6.5%.
• KOMODITAS: Harga MINYAK melemah di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan bensin di AS serta potensi The Fed yang masih harus menetapkan suku bunga higher for longer. Minyak mentah US WTI turun 0,75% pada USD 79,23/barel dan BRENT terdepresiasi 0,74% pada USD 83,60/barel. Namun masih ada faktor bullish yang sekiranya mampu mendongkrak harga, ketika rilis data dari American Petroleum Institute (API) pagi dini hari ini menunjukkan anjloknya stok cadangan minyak AS sebesar 6.5 juta barrel pada pekan yang berakhir 24 Mei, ternyata lebih besar dari yang diperkirakan hanya 1.9 juta barrel, dan suatu kehilangan besar dibanding masuknya 4,5 juta barrel pada pekan yang sama tahun lalu dan rata-rata penambahan 1,1 juta barrel selama 5 tahun terakhir (2019-2023). View lain yang berfungsi mendukung harga adalah harapan bahwa rapat OPEC+ hari Minggu mendatang akan memperpanjang pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta bpd; serta China yang ekonominya ditargetkan tumbuh 5% di tahun ini, setelah IMF menaikkan prediksi mereka dari level sebelumnya 4.6%. Meningkatnya ketegangan KONFLIK TIMUR TENGAH juga turut menahan pelemahan harga minyak. Diketahui Israel telah mengirim serangan tank ke wilayah Rafah dan meramalkan perang dengan militan Hamas (yang dibeking Iran) ini akan berlangsung sepanjang tahun. Adapun militan Houthi (yang terafiliasi dengan Yemen) telah lancarkan serangan pada 6 kapal komersial di tiga laut yang berbeda; serta Iran memastikan dukungan bagi Houthi berupa rudal balistik jelajah laut Ghadr.
• Harga EMAS di pasar spot turun 1,01% menjadi USD 2,337.07/ounce karena penguatan Dollar serta imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, ditambah lagi komentar hawkish dari para pejabat Fed pada hari Selasa yang masih membebani sentimen.
• IHSG kembali anjlok 1.56%/113.4 points ke bawah level 7200 bahkan menembus 3 layer Support Moving Average, dilanda aksi jual asing IDR 1.66 triliun. NHKSI RESEARCH melihat saat ini situasi genting tengah dipertaruhkan, apakah IHSG mampu bangkit dari Support upper channel (downtrend) yang sudah broken sebelumnya, atau harus kembali lanjutkan konsolidasi ke arah 7060-7020. Para investor/trader disarankan WAIT & SEE dulu untuk amannya menimbang sentimen regional yang kurang kondusif.

Company News

• EXCL: Ambil Alih Unit Bisnis Link Net
• ELSA: Pendanaan Syariah Dukung Bisnis Jangka Panjang
• NCKL: Bentuk 2 Unit Usaha Baru

Domestic & Global News
Pemanfaatan EBT Minim, BKPM Genjot Investasi Proyek Energi Bersih Skala Besar
Israel Kuasai Seluruh Perbatasan Gaza Dengan Mesir, Terus Mendesak Dengan Serangan Ke Rafah

Download full report HERE.