Strong Dollar berdampak negatif pada emiten berorientasi ekspor, investor juga mengantisipasi sejumlah emiten ritel, yang menawarkan diskon lebih besar, guna mengurangi penumpukan persediaan, yang kemudian berpeluang menekan margin. Menutup 3Q22, Dow Jones pimpin pelemahan Wall Street, dengan S&P500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,5%. Adapun, belanja konsumen menyumbang 2/3 aktivitas ekonomi AS, tumbuh +0,4% bulan Agustus atau data PCE menunjukkan konsumen terus berbelanja, walaupun dengan harga yang lebih tinggi, memastikan kebijakan moneter ketat the Fed berlanjut lebih lama dari yang ekspektasi investor.

Selain data inflasi, investor menantikan rilis data PMI Manufaktur Indonesia hari ini. Sebelumnya, PMI Manufaktur Indonesia bulan Agustus kembali berekspansi, berada di level 51,7 atau menjadi level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Selain inflasi yang relatif terjaga, ekspansi manufaktur didorong oleh peningkatan permintaan. Sementara, inflasi Headline Indonesia periode September diproyeksikan sebesar 1,17% MoM (Vs. Aug. -0,21% MoM) dan 6,00% YoY (Vs. Aug. 4,69% YoY). Ditengah sejumlah sentimen, NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini berpeluang bergerak Bullish, dengan rentang Support: 7.000 / 6.930 dan Resistance: 7.060 / 7.120-7.140 / 7.200-7.225.

Download full report HERE.