Today’s Outlook:

• Indeks saham global MSCI rebound pada sore hari Jumat (31/05/24) secara para investor melakukan reposisi portfolio untuk akhir bulan, sementara US DOLLAR turun seiring dengan yield US Treasury setelah data menunjukkan hanya sedikit kenaikan inflasi AS di bulan April. Departemen Perdagangan AS mengumumkan PCE price index yang secara luas dipandang sebagai indikator inflasi favorit Federal Reserve, meningkat 0,3% pada bulan April sejalan dengan ekspektasi, sedangkan PCE inti naik 0,2%, dibandingkan dengan 0,3% di bulan Maret. Para ahli strategis pasar melihat data PCE price index ini tidak akan banyak memberikan kejelasan apakah Federal Reserve masih perlu menetapkan suku bunga tinggi lebih lama lagi, atau memutuskan pemotongan suku bunga segera. Secara terpisah, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago, yang memantau kesehatan manufaktur di wilayah Chicago, turun menjadi 35,4 dari 37,9 bulan lalu dan jauh di bawah ekspektasi ekonom sebesar 41. Untuk minggu ini, indeks MSCI menunjukkan penurunan kedua berturut-turut namun mengalami kenaikan bulanan. Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 574,84 poin, atau 1,51%, menjadi 38,686.32, S&P 500 menguat 42,03 poin, atau 0,80%, menjadi 5,277.51 dan Nasdaq Composite kehilangan 2,06 poin, atau turun tipis 0,01%, menjadi 16,735.02. Nanti malam ada sejumlah data PMI menghiasi pasar keuangan AS, setelah sebelumnya rilis data PMI dari CHINA & EROPA juga akan masuk.
• MARKET EROPA & ASIA: Data menunjukkan INFLASI EUROZONE meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Mei, meskipun para analis mengatakan hal itu mungkin tak akan menghentikan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menurunkan biaya pinjaman pada rapat mereka Kamis depan tanggal 6 Juni, walau mungkin memperkuat alasan untuk adanya jeda di bulan Juli.
• CURRENCY: DOLLAR INDEX yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang major dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, turun 0,15% menjadi 104,61 dan menunjukkan penurunan bulanan pertama pada tahun 2024 setelah dirilisnya data Inflasi yang flat.
• FIXED INCOME: YIELD US TREASURY turun setelah munculnya tanda-tanda stabilisasi inflasi pada bulan April, menunjukkan bahwa potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini masih tetap ada. Imbal hasil obligasi AS acuan tenor 10-tahun turun 5,1 basis poin menjadi 4,503%, dari 4,554% pada akhir Kamis sementara imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun turun 3,4 basis poin menjadi 4,6511% dari 4,685%. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 5,2 basis poin menjadi 4,8768%, dari 4,929% pada akhir Kamis.
• KOMODITAS: Harga MINYAK tergelincir ke posisi rugi secara mingguan setelah melemah pada hari Jumat, karena adanya harapan baru pada prospek gencatan senjata di Gaza dan kekhawatiran mengenai lesunya demand global yang terus berlanjut akibat data PMI CHINA yang kurang memuaskan. Minyak mentah US WTI turun 1,18% menjadi USD 76,99/barel dan BRENT menetap di harga USD 81,62/barel, turun 0,29%. Pelemahan harga ini terjadi sehari sebelum OPEC+ laksanakan rapat penting mereka di hari Minggu. Seperti diketahui, anggota OPEC+ saat ini memangkas produksi sebanyak 5,86 juta barel per hari (bph), atau sekitar 5,7% dari permintaan global. Adapun angka tersebut meliputi pemangkasan sebesar 3,66 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir tahun 2024, dan pemotongan sukarela oleh delapan anggota sebesar 2,2 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir Juni 2024. Di hari Minggu kemarin, OPEC+ setuju untuk memperpanjang pemotongan sebesar 3,66 juta barel per hari selama satu tahun hingga akhir tahun 2025 dan memperpanjang pemotongan sebesar 2,2 juta barel per hari selama tiga bulan hingga akhir September 2024.OPEC+ akan secara bertahap menghentikan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama satu tahun mulai  Oktober 2024 hingga September 2025.
• IHSG: jatuh terjerembab ke titik terendah dalam 6bulan, menjebol level psikologis 7000. Aliran keluar dana asing yang konsisten di pasar saham terbukti melumpuhkan IHSG 63.4pts / -0.9% ke level 6970.74 di tengah nilai jual asing sebesar IDR 66.58 miliar. Data INFLASI INDONESIA akan menyita perhatian para pelaku pasar hari ini secara diharapkan Inflasi (May) mampu melandai setidaknya ke level 2.95% yoy, sedikit mendingin dari bulan April 3.0%. Pagi ini telah dirilis Nikkei Manufacturing PMI (May) di angka 52.1, lebih rendah dari 52.9 pada bulan sebelumnya. NHKSI RESEARCH melihat belum ada sentimen positif yang signifikan di market, selain mengharapkan technical rebound agar IHSG mampu kembali bertengger di angka 7000. Namun jika sebaliknya yang terjadi, harap persiapkan diri untuk hadapi longsoran lebih lanjut menuju Support 6800-6750.

Company News

• MPMX: Obral Dividen IDR 115 per Lembar
• DEWA: Tumbuh Minimalis, Maret 2024 Laba Darma Henwa Terkumpul IDR 7.98M
• SILO: Siloam Hospitals Salurkan Dividen IDR 260 Miliar

Domestic & Global News
HET Beras Medium dan Premium di Indonesia Kembali Diperpanjang
Krisis Properti China, 60 Juta Rumah Tak Ada yang Mau Beli

Download full report HERE.