Otoritas Moneter dan Fiskal AS bersamaan rilis data ekonomi, FFR Juli diproyeksikan naik 75 Bps dan GDP 2Q22 diproyeksikan tumbuh 0,4% QoQ, membuat Wall Street awal pekan ditutup mixed. Saham sektor energi menopang penguatan Dow Jones 0,3%; mengimbangi pelemahan Nasdaq 0,4% jelang Big Tech Quarterly Earnings. Penguatan sektor energi masih dipengaruhi kekhawatiran berkelanjutan tentang kelangkaan pasokan. Harga minyak mentah AS, baik WTI maupun Brent kontrak September 2022, masing-masing naik 2% ke level USD96,70/Barrel dan USD105,15/Barrel. Kenaikan juga terjadi pada harga gas alam, setelah Gazprom Rusia akan memotong aliran gas Eropa melalui Nord Stream menjadi 20% karena masalah pemeliharaan. Sementara itu, penguatan sektor Finansial terjadi seiring reli sejumlah saham perbankan, karena yield UST sedikit lebih tinggi.

Wait and See dorong minat safe haven, yield FR91 turun 9 Bps. Sikap investor menantikan hasil rapat FOMC Kamis dini hari, membuat IHSG hanya mencatatkan transaksi senilai IDR 9 triliun kemarin. IHSG ditutup melemah 0,4% ke level 6.858 poin, setelah sebelumnya sempat menyentuh level psikologis 6.900 pada perdagangan sesi pertama. Adapun, sektor Teknologi turun 3,3% dan Transportasi dan Logistik turun 1,9%. Di sisi lain, investor minati safe have, membuat SUN FR91 catatkan penurunan yield lebih dari 9 Bps, atau penurunan terdalam dibanding seri Benchmark lainnya yang turun dalam kisaran 4 Bps hingga 8 Bps. Investor mencermati potensi kenaikan FFR periode Juli, ditengah sikap Dovish BI yang mempertahankan BI 7DRRR di level terendahnya 3,50%.

Download full report HERE.