Dow Jones ditutup memerah bersamaan dengan S&P500 dan Nasdaq dipicu oleh kemelut pagu utang AS yang belum berhasil mendapatkan kesepakatan dari para pembuat kebijakan. Perkembangan yang lambat ini semakin mendekati deadline 1 Juni, sebagaimana dikhawatirkan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen, walau Presiden AS Joe Biden dan wakil kubu Republikan McCarthy optimis kata sepakat akan segera bisa diambil demi menghindarkan gagal bayar (default). Dari sudut suku bunga, 88% traders semakin meyakini bahwa The Fed akan bisa mengerem laju naik suku bunga pada FOMC Meeting mendatang bulan Juni, seperti dilansir oleh Fed Rate Monitor Tool. Dari benua Asia, Jepang melaporkan PMI yang bergerak ke arah ekspansif untuk pertama kalinya dalam 7 bulan, mengindikasikan perbaikan pertama dalam kondisi usaha sejak Oktober 2022; ditimpali pula oleh BoJ Core CPI yang merangkak naik 3% yoy. Consumer Sentiment Korea Selatan (May) juga telah naik ke titik tertinggi tahun ini, dengan maju ke angka 98 (dibanding 95.1 sebulan lalu). Demikian pula halnya dengan US & Jerman yang mengumumkan Composite PMI (May) yang keduanya semakin ekspansif masing-masing di pembacaan 54.5 & 54.3; justru berkebalikan dengan Euro Zone & Inggris yang menunjukkan kondisi aktifitas manufaktur & jasa yang terkontraksi dengan pembacaan masing-masing di 53.3 & 53.9. AS juga melaporkan angka Building Permits yang menurun di 1.147 juta (-1.4% mom); di satu sisi ternyata terdapat New Home Sales (Apr) lebih banyak dari perkiraan & periode sebelumnya di angka 683 ribu, tanda permintaan sektor perumahan bagi keluarga kecil masih tinggi. Adapun hari ini para pelaku pasar akan memperhatikan data Inflasi Inggris yang diharapkan bisa beranjak dari level double digit 10.1% menjadi 8.3%. German Ifo Business Climate Index (May) akan menjelaskan lebih lanjut mengenai gambaran iklim usaha & ekspektasi bisnis 6 bulan ke depan, dari survey yang tersebar di sektor manufacturers, builders, wholesalers & retailers.

Indonesia merilis data Neraca Pembayaran (Balance of Payments) 1Q23 di level USD 6.5 milyar, atau lebih tinggi dari USD 4.7 milyar di kuartal sebelumnya. Sedangkan Transaksi Berjalan (Current Account) berhasil membukukan peningkatan surplus menjadi USD 2.97 milyar di 3 bulan pertama tahun ini dari USD 550 juta periode yg sama tahun lalu, mempertahankan kenaikan 7 kuartal berturut-turut dan setara dengan 0.9% GDP. NHKSI RESEARCH memprediksi IHSG masih perlu lebih banyak motivasi untuk menjebol Resistance penting 6760-6785 yang sudah 2 hari ini dicoba ditembus, demi mengakhiri trend turun jangka pendek ini dan ancaman bearish lebih lanjut menuju 6560-6550. Para investor/trader pasar modal Indonesia diharapkan belum menambah posisi terlalu banyak seraya menunggu break out confirm terjadi.

Download full report HERE.