Index Dow Jones dan S&P500 meneruskan penurunan walau tidak sedalam hari Selasa lalu, di mana Nasdaq seorang diri berhasil ditutup di teritori positif; seiring pasar mencerna hasil FOMC Meeting Minutes yang menyatakan bahwa hampir seluruh pejabat Federal Reserve setuju untuk menetapkan besaran kenaikan suku bunga mendatang menjadi 25 bps dan membawa FFR ke level 4.75% pada FOMC mendatang bulan Maret. Selain itu mereka juga menekankan bahwa tingkat inflasi tinggi tetap akan menjadi faktor utama yang akan menentukan arah kebijakan moneter, dan kenaikan suku bunga lanjutan masih akan terus dilakukan sampai tingkat inflasi terbukti terkendali (melandai). Para partisipan pasar keuangan sudah mulai memperhitungkan Fed Fund Rate akan memuncak di level 5.35% pada bulan Juli dan akan menetap di sekitar angka tersebut sampai akhir tahun. Hari ini akan kembali menyusul serangkaian data makroekonomi salah satunya dari Zona Eropa: Inflasi (Jan.) dan dari AS: GDP 4Q22, Initial Jobless Claims, dan Crude Oil Inventories. Adapun index energi telah turun selama 7 sesi berturut-turut dipicu oleh kekhawatiran visi perlambatan ekonomi.
IHSG ditutup di teritori negatif 6809.97/minus 63 points (-0.92%) walau diiringi oleh sedikit aksi jual bersih asing sebesar IDR 37.9 miliar; merupakan posisi terendah selama sebulan terakhir. Secara teknikal, posisi ini di bawah Support MA50, serta MA10 & MA20 yang sepertinya sudah siap untuk deadcross; alias akhiri Uptrend jangka pendek ini dulu. Seandainya Closing hari ini lebih rendah lagi dari support 6800-6780 maka confirm bahwa IHSG harus mencari bantalan berikut di sekitar support 6650. Untuk menetralisir ancaman turun, IHSG harus bisa bertengger kembali setidaknya ke atas 6825, dan kemudian berusaha melampaui 6890 6900. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/ trader pasar modal Indonesia untuk Hold, dan tetap waspada sekiranya perlu untuk kurangi posisi lebih banyak lagi, sampai sentimen regional & domestik lebih kondusif.
Download full report HERE.