Today’s Outlook:
• Wall Street membukukan sell-off di ketiga indeks utamanya di mana mereka jatuh rata-rata di atas 1%, sementara yield US Treasury benchmark tenor 10tahun menyentuh titik tertinggi 16tahun sehari setelah Fed Chairman Jerome Powell berkomentar bahwa perjalanan memerangi Inflasi ke Target bank sentral di level 2% masih jauh. Seperti diketahui, kesimpulan rapat dua hari FOMC Meeting, menetapkan suku bunga acuan tetap di level saat ini 5.25%-5.50% (sesuai ekspektasi). Namun proyeksi ekonomi yang kuat ke depannya menunjukkan bahwa suku bunga tinggi akan tetap bertahan untuk beberapa waktu lamanya, beresiko menghilangkan potensi pemotongan suku bunga sebelum 2025. Ditambah lagi dengan rilis data Initial Jobless Claims mingguan yang ternyata drop 9% ke titik terendah dalam 8 bulan, semakin meyakinkan The Fed bahwa pasar tenaga kerja masih ketat, mendukung pertumbuhan upah, dan membuktikan bahwa ekonomi cukup resilisien untuk menghadapi suku bunga tinggi lebih lama lagi. Klaim pengangguran mingguan dirilis hanya 201ribu, lebih rendah dibanding perkiraan 225ribu dan minggu sebelumnya 221ribu. Namun di satu sisi Philadelphia Fed Manufacturing Index (Sept) survey yang dikumpulkan dari 250 pabrikan di wilayah Philadelphia menyatakan bahwa kondisi usaha pada umumnya masih relatif memburuk. US Existing Home Sales mengalami pertumbuhan sedikit di bawah ekspektasi , dengan terjual 4.04juta unit dibanding perkiraan awal 4.1juta unit menandakan penjualan perumahan di AS masih relatif kuat dan merupakan indikator utama kekuatan ekonomi negara. Malam nanti para pelaku pasar akan memantau revisi data S&P Global Composite PMI (Sept) di mana sektor manufaktur & jasa diperkirakan sedikit menguat dari bulan sebelumnya.
• MARKET EROPA: Pengumuman revisi Composite PMI untuk bulan Sept juga akan dirilis oleh Jerman, Eurozone, Inggris untuk menentukan apakah mereka mampu lihat perbaikan di sektor manufaktur & jasa yang masih terbenam di wilayah kontraksi. Inggris telah merilis indeks Keyakinan Konsumen paling optimis sejak awal 2022 dengan harapan ekonomi yang semakin membaik di tengah ancaman Inflasi dan pertumbuhan upah. Gfk Consumer Confidence naik untuk bulan kedua berturut-turut ke angka -21 di bulan Sept, dari -25 di bulan August walaupun masih jauh lebih rendah dari rata-rata -10 yang telah berjalan sejak 1974. Data ini keluar setelah Bank of England secara mengejutkan memutuskan untuk menahan suku bunga acuan mereka di level 5.25%, di luar ekspektasi khalayak ramai yang sudah mengantisipasi kenaikan 25bps. Lebih lanjut siang ini Inggris akan mengumumkan Retail Sales (Aug) yang diramal penurunannya sudah mulai melambat ke level -1.2% yoy ketimbang -3.2% di bulan sebelumnya.
• MARKET ASIA: pagi ini Jepang telah publikasikan National CPI di bulan Agustus yang berada di tingkat 3.2% yoy (sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya 3.3%) dan National Core CPI yang belum bergeming di angka 3.1% yoy. Sesaat lagi mereka juga akan merilis revisi au Jibun Bank Japan Manufacutinrg & Services PMI (Sept.), sebelum mengumumkan keputusan suku bunga yang sepertinya masih akan dipertahankan tetap super longgar di level negatif -0.1% seperti sejak awal tahun 2016.
• INDONESIA: Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan BI7DRR di level 5.75%. Tekanan besar yang dihadapi oleh nilai tukar Rupiah ditambah resiko lonjakan harga pangan dan minyak mentah dunia, mempersempit ruang bagi Bank Indonesia dalam menimbang dimulainya siklus pemangkasan suku bunga acuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. DPR dan pemerintah sepakat atas APBN 2024, dimana defisit ditetapkan sebesar IDR522,8 triliun atau 2,29% terhadap PDB, pendapatan negara sebesar IDR2.802,3 triliun, belanja negara IDR3.325,11 triliun, dan pembiayaan sebesar IDR522,8 triliun. Lebih lanjut, asumsi dasar ekonomi makro tahun 2024 disepakati dalam UU APBN 2024 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 5.2%, laju Inflasi 2.8%, nilai tukar Rupiah: IDR15.000/USD, tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6.7%, harga minyak mentah USD82/barrel. Adapun indikator sasaran pembangunan dalam RAPBN 2024 disepakati sebagai berikut: tingkat pengangguran terbuka 5.0% – 5.7%, tingkat kemiskinan 6.5% – 7.5%.
• KOMODITAS: Rusia sebagai salah satu pemasok utama solar ke pasar global, untuk sementara membatasi ekspor bahan bakar tersebut. Hal ini merupakan upaya untuk menstabilkan pasar bahan bakar dalam negeri setelah harga bahan bakar kendaraan melonjak. Tindakan ini juga berlaku untuk bensin, mesikupun Rusia lebih sedikit mengekspornya. Langkah ini mungkin akan semakin memperburuk kelangkaan bahan bakar diesel di pasar global saat ini, setelah pembatasan produksi yang telah dilakukan oleh Arab Saudi & Rusia beresiko menghilangkan 1.3 juta barrel minyak mentah dari pasaran global setidaknya sampai akhir tahun ini. Sementara itu China dilaporkan semakin memacu impor batu bara berkualitas tinggi dari Australia & Rusia, alih-alih dari Indonesia yang batu baranya dinilai berkualitas lebih rendah mesi harganya murah. Tindakan tersebut didasari pemikiran Beijing untuk mengimbangi buruknya kualitas batu bara yang ditambang dari dalam negeri mereka sendiri. Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup meleset sedikit ke bawah level USD90/barrel setelah rally ke titik tertinggi kemarin di USD90.98/barrel setelah pengumuman fuel export ban dari Rusia, namun mempertimbangkan nada hawkish dari Federal Reserve mendongkrak USD, akhirnya jadi memberikan tekanan pada kebanyakan harga komoditas. Sontak Harga Emas juga drop ke level terendah 1 minggu, atau turun 1.4% ke harga USD1939.60/ounce. Dollar Index (DXY) menyentuh level tertinggi 6 bulan, menekan minat beli komoditas berbasis dollar oleh pembeli dari negara non-AS.
• IHSG kembali bergerak galau di level psikologis 7000, mengguncang posisi penutupan ke angka 6991.47. Walau masih terbilang aman di atas MA10 & MA20 namun sejatinya trend Sideways masih kuat. NHKSI RESEARCH menyarankan para pelaku pasar untuk kembali menahan pembelian terlalu banyak terlebih di penghujung pekan ini dan menggunakan sentimen trading pada sektor-sektor yang news-driven (perhatikan rotasi sektor).
Company News
• EXCL : Bidik Perusahaan Tambang
• BRIS : Genjot Pertumbuhan DPK
• SRTG : Borong 7,22 Juta Saham MDKA
Domestic & Global News
• Bursa CPO Meluncur Oktober, ICDX Siap Jadi Penyelenggara
• Minyak Berakhir Menurun Seiring Larangan Ekspor Bahan Bakar Rusia serta Beban Kenaikan Suku Bunga
Download full report HERE.