Today’s Outlook:

• Tiga indeks saham utama Wall Street mencatat rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua berturut-turut pada perdagangan Kamis (21/03/24) setelah Federal Reserve meyakinkan investor mengenai prospek penurunan suku bunga tahun ini, sementara saham-saham perusahaan pembuat chip menguat menyusul outlook optimis dari Micron Technology. Dow Jones Industrial Average tinggal selangkah lagi dari level 40,000 untuk pertama kalinya. Seperti diketahui, para gubernur bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan/biaya pinjaman tidak berubah dan mengindikasikan bahwa mereka masih memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 75 bps pada akhir tahun 2024. Para ekonom dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa bank sentral AS akan melakukan pivot di bulan Juni, September, dan Desember untuk menggenapi ramalan 3x pemotongan suku bunga di tahun 2024. Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis pagi menambah sentimen bullish para investor. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga ternyata turun pada minggu lalu (actual: 210 ribu vs forecast 212 ribu), sementara penjualan rumah second atau Existing Home Sales di bulan Februari meningkat terbesar dalam 1 tahun (nyatanya melonjak 9.5% jauh di atas perkiraan minus 1.3%), ini merupakan tanda bahwa perekonomian tetap punya pijakan yang kuat pada kuartal pertama. Dari sudut PMI, perkiraan awal S&P Global US Composite PMI untuk bulan Maret sepertinya akan berada di level 52.2 (sesuai proyeksi), dengan sisi manufaktur yang semakin ekspansif dan sisi jasa yang sedikit terkontraksi. Data tersebut diamini oleh Philadelphia Fed Manufacturing index yang menunjukkan peningkatan di luar dugaan pada bulan Maret, menggarisbawahi perbaikan pada aktifitas manufaktur. Nanti malam para pelaku pasar akan menantikan komentar lebih lanjut dari Federal Reserve Chairman Jerome Powell.
• MARKET ASIA: Inflasi Jepang di bulan Februari tumbuh sesuai ekspektasi ke level 2.8% yoy dari 2.2% di bulan sebelumnya; naik ke atas level target tahunan Bank of Japan dan menjustifikasi langkah kebijakan bank sentral Jepang baru-baru ini yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun dan mengakhiri era suku bunga negatif setelah 8 tahun lamanya. Data Inflasi Jepang pagi ini melengkapi au Jibun Bank Japan Services PMI yang semakin menguat di area ekspansif; sementara Trade Balance Jepang untuk bulan Februari membukukan defisit yang lebih kecil dari ekspektasi berkat pertumbuhan Ekspor di atas perkiraan.
• MARKET EROPA: sejumlah data PMI juga mewarnai pasar Eropa, di mana perkiraan awal Manufacturing PMI (Mar.) Jerman & Eurozone masih berkutat di wilayah kontraksi, namun Services PMI semakin mantap bergerak di wilayah ekspansif. Inggris juga melaporkan data PMI yang hampir sama, sebelum moment Bank of England menetapkan keputusan suku bunga acuan mereka tetap di level 5.25%. Mengakhiri pekan ini, siang nanti akan ditunggu data Retail Sales (Feb.) dari Inggris,  serta German Ifo Business Climate Index (Mar.) yang akan meliput evaluasi dan ekspektasi sektor usaha di Jerman selama 6 bulan ke depan.
• KOMODITAS: harga MINYAK ditutup turun pada hari Kamis, seiring makin besarnya harapan akan adanya gencatan senjata di Gaza serta menguatnya US Dollar yang membebani, walau di satu sisi prospek terbatasnya pasokan minyak mentah global masih bisa menopang harga minyak. Kedua harga minyak acuan sama-sama turun berjamaah 0.3%, membawa US WTI ke level USD 81.07/barrel dan Brent ke posisi harga USD 85.67/barrel. Reuters melaporkan bahwa AS akan mengajukan rancangan resolusi PBB pada hari Jumat yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza yang berlangsung sekitar enam minggu.
• IHSG sepakat bahwa level 7400 adalah Resistance krusial untuk memutuskan kelanjutan trend naik ini. Kombinasi dari sentimen market regional yang terus menghijau menyediakan penopang bagi aura bullish di market, namun di satu sisi ketidakpastian yang masih meliputi sentimen domestik terkait hasil PEMILU Pilpres 2024 membuat para pelaku pasar agak menahan diri. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor/trader untuk pertahankan sikap WAIT & SEE lebih lama lagi, terutama di penghujung pekan ini. Asing terdata masih rajin memborong saham-saham Indonesia, terbukti dari nilai Foreign Net Buy kemarin terkumpul IDR 556 miliar. USD/IDR cukup stabil di posisi IDR 15.663/USD.

Company News
• ESSA: Bagikan Dividen IDR86,1 Miliar
• TPMA: Sodorkan Right Issue 1,13 Miliar Saham
• TPIA: Gandeng BCI Minerals

Domestic & Global News
• Karpet Merah Investor China Cs di Sektor Farmasi & Alat Kesehatan di RI
• Kembalinya Perompak Somalia, Menambah Krisis Pelayaran Global

Download full report HERE.