Wall Street membukukan performa terburuk pada tahun ini dengan kejatuhan ketiga indeks utama sekitar 2 persenan, seiring para investor menerjemahkan rebound pada aktivitas usaha sepanjang Feb. sebagaimana tergambar pada angka S&P Global Composite PMI yang masuk ke teritori ekspansif 50.2; sebagai sebuah indikator lain bahwa Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tinggi demi mengendalikan inflasi. Para pelaku pasar mulai memperhitungkan kemungkinan suku bunga acuan memuncak ke level yang lebih tinggi dari target awal The Fed, yaitu sekitar 5.35% pada bulan Juli nanti; secara target inflasi yang ingin dituju masih jauh di level 2%. Benchmark obligasi negara tenor 10 tahun juga menyentuh titik tertinggi 3 bulan, hampir mendekati yield 4%. Rilis data ekonomi terdekat yang dinanti para pelaku pasar adalah FOMC Meeting Minutes yang sedianya keluar Kamis dini hari (WIB). Sementara dari belahan dunia Eropa, level Purchasing Manager Index sektor manufaktur mereka rata-rata masih melemah dari bulan sebelumnya, seperti terjadi pada Perancis, Jerman, Zona Eropa; walau dari sektor jasa tampak lebih ekspansif.

IHSG bergerak volatile pada perdagangan hari Selasa kemarin, mengawali hari dengan kenaikan ke titik 6923 namun menutupnya di teritori negatif 6873.4; turun 21 points/-0.31% diikuti oleh net sell asing IDR 231.73 milyar seiring para investor menunggu arahan yang lebih jelas dari regional market setelah DJIA buka market kembali selepas public holiday. Menimbang sentimen pasar global yang ada, maka NHKSI RESEARCH memperkirakan sepertinya konsolidasi ini masih akan berlanjut menuju Support berikut di MA50/6825; terlebih karena secara teknikal posisi Closing IHSG kemarin juga jatuh ke bawah Support MA10 & MA20.

Download full report HERE.