Wall Street menutup tahun 2022 dengan kinerja terburuk sejak 2008, bahkan indeks S&P500 terkoreksi hampir 20% YTD. Kegiatan pabrikan China mengerut selama 3 bulan berturut-turut pada Desember dan ini merupakan laju penurunan tercepat sejak pandemi Covid dimulai 3tahun yg lalu, setelah China melonggarkan zero Covid policy mereka. PMI China Des. turun ke angka 47 dari 48 di bulan Nov. (sesuai konsensus Reuter di 48). Meningkatnya penyebaran Covid dikhawatirkan bisa menyebabkan kelangkaan tenaga kerja dan menimbulkan masalah supply chain disruptions lagi. Melemahnya permintaan ditambah ancaman resesi global di tengah tingkat suku bunga yang terus melaju naik, inflasi serta perang Russia-Ukraina masih akan jadi ganjalan bagi ekspor China; memukul sektor manufakturing besar dan menghambat pemulihan ekonomi mereka.

IHSG menutup tahun 2022 dengan 4% market return, tidak mampu kembali bertengger di level kepala 7. Masih ada harapan untuk datangnya January Effect asal IHSG mampu bertahan di atas Support MA10 & MA20 pada range 6830-6820. MA10 & MA20 yang sudah goldencross ini diharapkan mampu jadi platform Uptrend jangka pendek menuju TARGET yang belum terlunasi di sekitar area 6950-6960, up to angka bulat 7000 selaku Resistance psikologis. Sederet data ekonomi juga akan jadi katalis, dimulai dengan tingkat Inflasi Inti Indonesia yang diprediksi naik 3.39% (vs previous 3.3%). NHKSI RESEARCH menyarankan posisi Hold secara keseluruhan, dan mengingatkan Average Up untuk baiknya dilakukan selepas High kemarin 6888.

Download full report HERE.