S&P500 dan Nasdaq ditutup melemah pada perdagangan pertama bulan Agustus, yang mana biasanya memang merupakan bulan lemah di pasar saham, menjelang rilis data ketenagakerjaan AS dan sejumlah laporan kinerja perusahaan susulan minggu ini. Seperti diketahui, pasar saham AS mengakhiri Juli dengan pondasi yang kuat, karena investor menyambut laporan laba kuartal 2 yang lebih baik dari perkiraan. Sentimen positif juga datang dari harapan soft landing bagi perekonomian yang tetap tangguh karena inflasi mereda dengan kenaikan suku bunga. Benchmark S&P 500 mencapai level tertinggi 16 bulan pada hari Senin, dan kurang dari 5% dari rekor level penutupan tertinggi yang dicapai pada 3 Januari 2022. Pendapatan kuartal 2 para emiten AS sekarang diperkirakan turun 5.9% dari tahun sebelumnya, seperti dilansir dari data Refinitiv, lebih baik dibandingkan dengan penurunan 7.9% yang diperkirakan seminggu sebelumnya. Adapun data manufaktur AS tampaknya telah stabil pada level yang lebih lemah di bulan Juli karena pesanan baru berangsur-angsur membaik, sementara survei menunjukkan lowongan kerja di pabrik turun ke level terendah dalam tiga tahun, menunjukkan bahwa PHK semakin cepat. US ISM Manufacturing PMI (Juli) bertengger di level 46.4 walau lebih rendah dari estimasi 46.8 namun sedikit membaik dari bulan sebelumnya di 46.0. ISM Manufacturing Employment (Juli) melemah ke tingkat 44.4, level terendah sejak Agustus 2020. Di sisi lain, JOLTs Job Openings untuk bulan Juni terdata turun ke angka 9.582 juta dibanding bulan sebelumnya 9.616 juta. Tanda-tanda permintaan tenaga kerja yang lebih lemah kemungkinan akan disambut baik oleh Federal Reserve dan meningkatkan ekspektasi bahwa mungkin tidak perlu ada kenaikan suku bunga lanjutan. Harga minyak melemah karena US Dollar yang lebih kuat dan adanya tanda-tanda aksi profit taking setelah rally pada bulan Juli ketika investor bertaruh pada pasokan global yang lebih ketat dan pertumbuhan permintaan pada paruh kedua tahun 2023. Dollar Index, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, naik 0.40%. US Dollar yang lebih kuat membuat harga minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Untuk menghidupkan kembali sektor swasta China di tengah pemulihan ekonomi yang lesu pasca COVID ; kementerian, regulator, dan bank sentral China pada hari Selasa menjanjikan lebih banyak dukungan pembiayaan untuk usaha kecil. Sementara itu, data yang dirilis pada Senin berpotensi menahan antusiasme pasar secara data menunjukkan aktivitas manufaktur di Euro Zone terkontraksi pada Juli dengan laju tercepat sejak Mei 2020, walau Unemployment Rate Euro Zone (Juni) tak bergeming dari level = 6.4% (sama dengan bulan sebelumnya), merupakan level terendah dalam lebih dari 20 tahun. Di sisi pasokan, pertemuan OPEC+ hari Jumat ini diperkirakan akan memantau implementasi Arab Saudi memangkas produksi secara sukarela hingga September, yang akan semakin memperketat pasokan. Produksi minyak OPEC turun pada bulan Juli lalu setelah Arab Saudi melakukan pembatasan produksi sukarela tambahan sebagai bagian dari perjanjian terbaru kelompok produsen OPEC+ untuk mendukung harga pasar ; ditambah lagi adanya masalah pemadaman listrik yang membatasi pasokan Nigeria, seperti dilansir dari survei Reuters. Dari benua Asia, Korea Selatan dan Jepang sukses melaporkan Manufacturing PMI (Juli) yang lebih tinggi dari ekspektasi walau keduanya masih stay di wilayah kontraksi alias bawah 50 point. Sementara tingkat Nikkei Manufacturing PMI (Juli) untuk Indonesia semakin ekspansif di level 53.3, meningkat dari bulan Juni di 52.5. Indonesia melaporkan Inflasi Juli yang semakin terkendali di level 3.085 yoy, lebih rendah dari ekspektasi 3.1% dan bulan sebelumnya 3.52%. Inflasi Inti juga semakin menjinak di tingkat 2.43%, lebih rendah dari forecast 2.5% dan bulan Juni di 2.58%. Adapun pagi ini Korea Selatan telah melaporkan pertumbuhan CPI (Juli) di angka 2.3% yoy dan 0.1% mom, keduanya di bawah ekspektasi. Bicara mengenai PMI, Perancis, Jerman, Euro Zone, dan Inggris laporkan PMI yang semakin melemah di area kontraksi. Pada malam hari nanti dunia akan memantau kembali data ketenagakerjaan dari US yaitu ADP Nonfarm Employment Change (Juli) yang diharapkan drop ke angka 188 ribu dari bulan Juni di 497 ribu.
IHSG ditutup di bawah Support pertama yaitu MA10, menjadikan level 6895-6900 sebagai level resistance terdekat saat ini. NHKSI RESEARCH menilai masih ada potensi konsolidasi lanjutan, setidaknya menuju support berikutnya di MA20/6835-6840. Para investor/ trader pasar modal indonesia disarankan untuk Wait & See dan menahan pembelian lebih lanjut.
Download full report HERE.