Today’s Outlook:
• Saham-saham global bergerak di teritori positif pada perdagangan Senin (18/03/24) sementara yield obligasi negara bergerak naik menjelang sejumlah rapat bank sentral pekan ini, yang mana di antaranya mungkin akan mengakhiri era suku bunga negatif di Jepang, dan satunya menetapkan jalur suku bunga AS di tahun ini. Indeks MSCI naik 0.47% pada penutupan perdagangan di New York, didukung oleh data Industrial Production dan Retail Sales yang sumringah dari China. Di WallStreet, NASDAQ lagi-lagi memimpin penguatan dengan melonjak 0.82%. Para pelaku pasar telah mengantisipasi keputusan US FEDERAL RESERVE untuk menahan suku bunga tetap di tempat 5.25% – 5.50% pada FOMC Meeting yang hasilnya dirilis kurang lebih hari Kamis jam 01.00 WIB, dan yang terpenting adalah para investor menanti petunjuk lebih lanjut mengenai kapan pemotongan suku bunga bisa terwujud. Adapun peluang pivot terjadi pada bulan Juni telah turun menjadi 56% dari 75% sepekan lalu. Menimbang data-data ekonomi AS yang masih kuat, para analis mulai perkirakan bahwa siklus pemotongan suku bunga AS mungkin akan lebih lambat dari perkiraan awal, diramal hanya akan ada penurunan suku bunga 72 bps di tahun ini dibanding perkiraan 140 bps lebih pada sebulan lalu. Pemikiran tersebut mengirim yield US Treasury tenor 2 tahun naik 0.9 bps menjadi 4.7319% (setelah mereka merangkak naik 24 bps pekan lalu), sementara yield tenor 10 tahun naik 2.8 bps ke level 4.332%. The Fed juga diprediksi akan mengurangi jumlah penjualan obligasinya menjadi USD 30 miliar per bulannya. Sebelum The Fed, hari ini para pelaku pasar memasang mata kepada BANK OF JAPAN, yang akan menentukan apakah kebijakan moneter super longgar mereka yang telah berjalan hampir 1 dekade akan segera berakhir (walaupun ada kemungkinan mereka akan menunda keputusan penting tersebut sampai April, berbarengan dengan dirilisnya proyeksi ekonomi terbaru). Tidak hanya dari kedua negara tersebut, terdata sedikitnya 9 bank sentral yang pekan ini menjadwalkan rapat terkait keputusan suku bunga (Indonesia salah satunya), di mana kebanyakan dari mereka sepertinya masih belum akan mengubah level interest rate saat ini, walaupun tidak tertutup kemungkinan akan adanya langkah kejutan. Sejumlah indikator ekonomi lain yang dinantikan hari ini adalah : Industrial Production dari Jepang, FDI dari China, German ZEW Economic Sentiment (Mar) , serta Building Permits & Housing Starts (Feb) dari AS.
• MARKET EROPA: EUROZONE malaporkan Inflasi di bulan Februari berhasil melandai ke tingkat 2.6% yoy sesuai ekspektasi, dari 2.8% pada periode sebelumnya. Inflasi Inti juga terkendali ke level 3.1% yoy dari 3.3% pada bulan Januari.
• KOMODITAS: harga MINYAK dunia naik sekitar 2% menyentuh level tertinggi dalam 4 bulan pada penutupan perdagangan Senin, didorong oleh penurunan eksor minyak mentah dari Irak dan Arab Saudi. Selain itu, tampak tanda-tanda penguatan demand dan pertumbuhan ekonomi di China serta AS. Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengatakan akan mengurangi ekspor minyak mentah sebesar 130.000 barrel/day menjadi 3,3 juta bpd dalam beberapa bulan mendatang untuk mengkompensasi kelebihan kuota OPEC+ sejak Januari lalu. Adapun pada Januari & Februari, Irak memompa minyak secara signifikan, lebih banyak dari target yang disepakati dengan OPEC+. Sedangkan Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, menurunkan ekspor minyak mentahnya menjadi 6,297 juta bpd pada Januari, dari 6,308 bpd pada Desember. Di lain tempat, serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Russia diperkirakan telah menghentikan sekitar 7% kapasitas pengilangan minyak pada kuartal pertama. Hal ini akan mendorong Rusia untuk meningkat ekspor minyak melalui pelabuhan daratnya pada bulan Maret sebesar hampir 200 ribu bpd menjadi sekitar 2,15 juta bpd. KABAR BAIK DARI CHINA, negara importir minyak terbesar di dunia; mereka melaporkan peningkatan output industri tahunan sebesar 7% pada Januari & Februari, bersamaan dengan peningkatan asset tetap sebesar 4.2% yoy (Feb), di tengah kenaikan penjualan ritel sebesar 5,5% dibandingkan tahun sebelumnya (sesungguhnya meleset dari ekspektasi). Namun, kemelut pada sektor real estate masih menjadi ganjalan karena investasi properti mengalami penurunan sebesar 9% dibandingkan tahun lalu, sehingga menyoroti perlunya dukungan kebijakan lebih lanjut. Adapun produksi minyak mentah China naik 3% yoy pada Januari &Februari. Ditambah dengan proyeksi pemotongan suku bunga The Fed tahun ini diharapkan akan semakin menggenjot pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak dunia.
• Pada komoditas lain, harga EMAS naik tipis 0.1% ke harga USD 2164,05/ounce diterpa sentimen ekspektasi pelaku pasar bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan begitu dovish lagi pada FOMC Meeting pekan ini. Analis ANZ memproyeksikan harga emas bisa melemah ke level USD 2100/ounce dalam waktu dekat, namun mereka juga meng-upgrade target akhir tahun menjadi USD 2300/ounce, mengantisipasi terwujudnya pivot dan melemahnya kondisi ekonomi secara keseluruhan akan mendukung emas sebagai aset safe-haven. Dari metal industri, harga TEMBAGA sedikit melemah setelah menyentuh titik tertinggi 11 bulan pekan lalu, setelah China dilaporkan akan memangkas produksi smelter tembaga terbesar mereka. Rally itu kini terhenti menyusul data ekonomi China yang bervariasi di atas, ditambah lagi tingkat pengangguran mereka saat ini menyentuh titik tertinggi 5 bulan.
• IHSG dijaga aman dalam trajectory naik berpola PARALLEL CHANNEL, walau akan lebih baik jika IHSG bisa menembus Resistance terdekatnya yaitu MA10 & MA20, ke atas 7345; dengan demikian akan buka peluang penguatan menuju level 7400-an lagi. NHKSI RESEARCH menyarankan Average Up manakala IHSG bisa mantap di atas 7350, namun menimbang Indonesia juga akan penuh gejolak dalam negeri pekan ini terkait pengumuman hasil resmi PEMILU oleh KPU, maka tak ada salahnya juga para investor baiknya mempertahankan sikap WAIT & SEE sejenak.
Company News
• TPIA: Spin Off 3 Unit Usaha
• HMSP: Raup Laba IDR8,09 Triliun
• SDRA: Right Issue IDR500/Lembar
Domestic & Global News
• Jelang Lengser, Jokowi Setujui 14 Proyek Strategi Nasional (PSN) Baru
• Ekonomi China: Kinerja Manufaktur Melaju
Download full report HERE.