Inflasi AS kembali melandai, saham teknologi lanjutkan penguatan, dengan Nasdaq terapresiasi 1% atau pimpin penguatan Wall Street. Setelah inflasi level konsumen melandai, inflasi level produsen juga lebih rendah. PPI Headline AS Okt. di level 8,0% YoY (Vs. Sept. 8,4% YoY), seiring normalisasi turun harga gas hingga 10% MoM, dan harga sejumlah komoditas pangan. CPI dan PPI rendah membuat spekulasi pelaku pasar mendominasi pada kenaikan FFR Des. sebesar +50Bps (Vs. +75Bps), berdasarkan survei CME FedWatch. Sebagai catatan, harga energi dan pangan cenderung sangat fluktuatif, ditengah harga minyak mentah yang kembali naik. Harga minyak Brent maupun WTI naik 1% secara harian, dipengaruhi disrupsi pipa minyak Druzhba.

Laju saham teknologi tertahan, investor menantikan hasil RDG BI. IHSG sempat menembus bawah level psikologis 7.000, sebelum akhirnya ditutup menguat 16 poin, seiring sentimen positif relatif tingginya harga harga komoditas batu bara, yang kembali menopang surplus Neraca Dagang Indonesia. Adapun sebanyak delapan dari sebelas sektor menguat, dengan Sektor Teknologi menguat tipis 0,3%. Saat ini, investor tengah menantikan hasil RDG BI Nov. pada Kamis sore, diproyeksikan menaikkan BI 7DRR sebesar +50Bps, berdasarkan survei Bloomberg. Di tengah penantian BBRI 3Q22 Earning Results yang dijadwalkan rilis pagi ini, NHKSI Research memproyeksikan IHSG berpeluang bergerak sideways.

Download full report HERE.