Today’s Outlook:
• S&P500 dan Nasdaq membukukan persentase kenaikan terbesar mereka sejak 27 April pada perdagangan Selasa (14/11/23) seiring rilis data Inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan kembali memicu harapan bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga. DJIA melesat 1.43%, sementara S&P500 dan Nasdaq masing-masing meroket 1.91% dan 2.37% didukung oleh sektor Real-Estate dan Utilities. Data ekonomi menunjukkan bahwa US CPI (Okt.) bertumbuh 3.2% yoy, di bawah perkiraan analis 3.3% dan bulan sebelumnya pada 3.7%. Core CPI yang mengecualikan harga barang volatile seperti makanan dan energi, juga turut mendingin ke level 4.0% yoy, lebih rendah dari forecast maupun bulan September pada 4.1%. Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga 525 bps sejak Maret 2022 untuk memerangi Inflasi. Ekspektasi pemotongan suku bunga bisa terjadi di bulan Mei 2024 telah meningkat menjadi 65%, naik dari 34% pada perkiraan awal Senin lalu, seperti dikutip oleh CME FedWatch Tool. Para investor juga tengah pusatkan perhatian pada negosiasi para pembuat kebijakan terkait perpanjangan dana operasional yang dibutuhkan pemerintahan AS sebelum jatuh tempo di akhir minggu ini. Nanti malam akan ada sejumlah data ekonomi penting lagi yang layak diperhatikan yaitu Inflasi di tingkat produsen atau PPI (Okt.) di mana secara bulanan juga diharapkan semakin mendingin ke level 0.1%, dari 0.5% pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan US Retail Sales (Okt.) juga akan jadi acuan mengenai daya beli masyarakat dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat Inflasi.
• MARKET EROPA: Inggris merilis sejumlah data terkait ketenagakerjaan seperti klaim pengangguran di bulan Oktober ternyata keluar di angka 17.800, lebih tinggi dari dari prediksi 15 ribu, dan hampir double dari bulan sebelumnya di 9.000. Adapun indeks Upah rata-rata dan bonus untuk bulan September berada di level 7.9%, walau di atas perkiraan namun telah berkurang dari bulan sebelumnya di 8.2%. Pembacaan di atas menempatkan Unemployment Rate Inggris di angka 4.2%, tidak berubah dari bulan Agustus. Sementara itu, Jerman dan Zona Euro mulai bisa lebih optimis memandang Economic Sentiment 6 bulan ke depan, walau Zona Euro merilis perkiraan awal GDP 3Q23 bakalan melemah dari kuartal sebelumnya. Siang nanti para pelaku pasar akan menantikan data Inflasi Inggris (Okt.) yang diharapkan mampu dijinakkan ke level 4.8% yoy dari 6.7% pada bulan September. Pada sore menjelang malam, menyusul data dari Eurozone yaitu; Industrial Production (Sept.) serta Trade Balance (Sept.).
• MARKET ASIA: Jepang merilis perkiraan awal GDP 3Q23 di angka yang meresahkan ketika pertumbuhan ekonomi terjerembab ke jurang resesi -2.1% yoy, bahkan membesar dari forecast -0.6% sebelumnya dan meninggalkan area pertumbuhan positif 4.5% di kuartal sebelumnya. Segera akan dimonitor, Industrial Production dari China untuk bulan Oktober yang diprediksi sedikit melunak ke angka 4.3%. Di sisi lain, Retail Sales China (Oct.) sepertinya akan lebih bergairah di posisi 7%, lebih tinggi dari September di level 5.5%. Tingkat pengangguran China yang sebelumnya berada di level 5% sepertinya tidak akan banyak berubah bahkan untuk pembacaan bulan Oktober yang akan segera diumumkan.
• KOMODITAS: International Energy Agency (IEA) dalam laporan bulanannya, mengikuti langkah OPEC dengan menaikkan perkiraan pertumbuhan produksi/konsumsi 2023 menjadi 2.4 juta barrel per hari, dari 2.3 juta bpd sebelumnya; dan untuk tahun 2024 sebesar 930 ribu barrel per day dari 880 ribu. Agensi ini cukup berhati-hati untuk tidak menyimpulkan perlambatan ekonomi yang drastis pada beberapa negara-negara besar di dunia, namun menyatakan ekspektasi mereka didasari oleh harapan akan adanya pemotongan suku bunga di masa depan, manakala harga Minyak tengah tertekan saat ini sehingga otomatis akan mampu memicu demand Crude Oil lebih banyak.
• INDONESIA: dijadwalkan mengumumkan pertumbuhan Ekspor dan Impor (Okt.) pada siang ini, yang diramal masih minus walau laju penurunannya sudah mulai melambat dari bulan sebelumnya. Surplus Trade Balance (Okt.) diprediksi masih intact sekitar USD 3.3 miliar, sedikit bergerak dari bulan sebelumnya USD 3.42 miliar.
• IHSG: menguat 0.35% ke level 6862.055 bahkan titk High kemarin sempat menyentuh 6886.72 persis pada Resistance MA50. Mundurnya posisi Closing IHSG diperkirakan sebagai suatu mekanisme berhati-hati yang dilakukan para pelaku pasar menjelang rilis data Inflasi AS tadi malam yang ternyata diapresiasi market regional. Dengan demikian, NHKSI RESEARCH memperkirakan animo bullish IHSG masih bisa berlanjtu dan hopefully bisa segera menembus ke atas level 6890-6900. Apabila itu terjadi, maka para investor/trader diperkenankan untuk tambah beli posisi portfolio masing-masing.

Company News
• BREN: Bagi Dividen Interim Perdana
• ASII: Hingga Oktober Penjualan Mobil Tercatat 465.869 Unit
• ISAT: Realisasikan Capex IDR7,77 Triliun

Domestic & Global News
• Jokowi Perpanjang Kontrak Freeport 20 Tahun, Kompensasi Saham RI Naik Jadi 61%
• Joe Biden: Indonesia Pemain Penting Dalam Dunia Transisi Energi

Download full report HERE.